Selasa, 28 Maret 2023
06 Ramadhan 1444

Bank Dunia Ogah Beri Bantuan Keuangan untuk Sri Lanka

Jumat, 29 Jul 2022 - 18:17 WIB
Bank Dunia Ogah Beri Bantuan Keuangan untuk Sri Lanka
Ilustrasi The World Bank/Foto: ist

Bank Dunia masih belum menyiapkan rencana bantuan finansial baru untuk Sri Lanka untuk mengatasi krisis. Hal ini membuat Sri Lanka harus berjuang sendiri dalam mengatasi krisis ekonomi yang melanda negaranya.

Bank Dunia hanya menyarankan kepada Sri Lanka untuk melakukan reformasi strukturan yang fokus pada stabilitas ekonomi. Selain itu Bank Dunia meminya negara tersebut untuk mencari terlebih dahulu akar permasalahan dari krisis tersebut.

“World Bank Group sangat prihatin dengan situasi ekonomi yang mengerikan dan dampaknya terhadap Sri Lanka,” tulis Bank Dunia dalam pernyataannya, seperti dikutip Reuters, Kamis (29/7/2022).

Saat ini Bank Dunia hanya membantu Sri Lanka dengan program bantuan yang sudah ada. Bantuan yang mereka berikan fokus pada pengadaan barang-barang pokok, obat-obatan, gas, pupuk, makanan anak-anak, serta pemerian uang tunai.

Baca juga
Sri Mulyani Waspadai Dampak Krisis Ekonomi Inggris ke Indonesia

Selain itu Bank Dunia juga sedang bekerja untuk membangun kontrol dan pengawasan fidusia untuk memastikan distribusi yang adil.

Bank Dunia Restrukturisasi Proyek di Sri Langka

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa sempat membuat pernyataan sebelum mundur jika The World Bank akan merestrukturisasi 17 proyek di negaranya. Selain itu Ceylon juga akan menerima banyak bantuan setelah negosiasi dengan IMF selesai.

Negara bernama Sailan ini juga pernah meminta bantuan China untuk menghindari masalah kebangkrutan negaranya. Saat itu Sri Lanka meminta China untuk menghidupkan kembali perdagangan, investasi, dan pariwisata.

Awal pekan ini, Duta Besar Sri Lanka untuk China Palitha Kohona menyatakan permohonan bantuannya itu ketika merundingkan paket darurat senilai US$4 miliar dari China.

Baca juga
Presiden Sri Lanka Serahkan Kekuasaan ke Perdana Menteri

Dalam wawancaranya dengan Reuters, Kohona juga berharap, perusahaan China mau membeli lebih banyak teh hitam, safir, rempah-rempah, dan pakaian dari Sri Lanka.

“Beijing juga dapat membantu dengan menuangkan investasi lebih lanjut ke proyek pelabuhan besar di Kolombo dan Hambantota. Rencana investasi besar China belum terwujud karena pandemi COVID-19,” ungkap Kohona.

Sebagai tambahan, Sri Lanka berharap bisa melihat lebih banyak turis China di negaranya. Jumlah turis China di Sri Lanka disebut turun drastis dari 265.000 pada 2018 menjadi hampir nol setelah serangan bunuh diri 2019 dan pandemi.

Tinggalkan Komentar