Senin, 27 Maret 2023
05 Ramadhan 1444

Di Abu Dhabi, Menteri Arifin Pamer Transisi Energi RI hingga 2023

Senin, 16 Jan 2023 - 10:00 WIB
Penulis : Ahmad Munjin
Di Abu Dhabi, Menteri Arifin Pamer Transisi Energi RI hingga 2023 - inilah.com
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif (tengah) bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya (kiri) dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (kanan) mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (29/11/2022). (Foto: Antara/Dhemas Reviyanto)

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan komitmen Indonesia mengakselerasi transisi energi hingga 2023. Hal itu ia tegaskan saat menghadiri pertemuan International Renewable Energy Agency (Irena) di Abu Dhabi, UEA, Sabtu (14/1/2023).

“Ini langkah nyata untuk menuju Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat sekaligus sebagai dukungan Indonesia pada United Nations Climate Conference COP28 untuk memastikan program yang sudah berjalan sesuai dengan yang direncanakan,” kata Arifin dikutip dari laman resmi esdm.go.id yang dipantau pada Senin (9/1/2023).

Berbagai upaya, sambung dia, sedang dilakukan mulai dari program percepatan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), pengakhiran operasional lebih dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), cofiring biomassa pada PLTU, program mandatori biodiesel 30 persen, dan pengembangan jaringan listrik supergrid.

Baca juga
Tergusur Perusahaan Besar, Peternak Ayam Rakyat Tekor Rp3 Triliun

Lebih lanjut, kata dia, Pemerintah Indonesia juga tengah menyiapkan beragam payung hukum untuk memberikan kepastian usaha yang kondusif di sektor EBT sehingga mampu meningkatkan utilisasi pengembangan industri EBT dan perekonomian nasional.

Sebagai Vice President of Assembly pada pertemuan tersebut, Arifin menekankan keberlanjutan transisi energi global. Ia juga sempat menyinggung peran Asia Tenggara dalam mewujudkan percepatan transisi energi.

Salah satu langkah agresif dilakukan melalui pengembangan inovasi teknologi rendah karbon dan pendanaan yang besar.

“Menurut laporan Irena, pada 2050 Asean membutuhkan pembiayaan sebesar 29,4 triliun dolar AS (Rp440,72 kuardriliun mengacu kurs Rp14.990 per dolar AS) termasuk untuk biaya bahan bakar, operasi, dan pemeliharaan serta skenario biaya pembiayaan dengan 100 persen energi terbarukan,” katanya.

Baca juga
Foto: Pertemuan Mendag Zulhas dengan Wakil Perdana Menteri Malaysia

Sementara itu, Direktur Jenderal Irena, Francesco La Camera mengatakan peran besar kerja sama internasional dalam menyukseskan transisi energi. Upaya itu, kata dia, harus dipercepat sambil memastikan bahwa manfaat tersebar merata di seluruh negara dan komunitas.

“Kerja sama internasional akan memainkan peran penting dalam memastikan bahwa semua negara memiliki kesempatan untuk mempercepat penyebaran teknologi dan mengamankan investasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan mereka. Keanggotaan IRENA menawarkan platform unik untuk mendorong agenda energi global di COP28 dan seterusnya,” ucap Francesco.

Pertemuan IRENA kali ini dipimpin oleh Francesco La Camera bersama Menteri Power and New and Renewable Energy India sebagai President of the 13th Assembly dengan tema “World Energy Transitions-The Global Stocktake” dan dihadiri oleh perwakilan negara-negara anggota IRENA serta organisasi mitra kerja sama di bidang pembangunan.

Baca juga
Dukung Penguatan Ekonomi Syariah, Prudential Hadirkan Asuransi Syariah

Pada pertemuan tersebut, Indonesia menjadi Vice President of the Assembly bersama dengan Zimbabwe, Belgia, dan Uruguay.

Tinggalkan Komentar