Selasa, 06 Juni 2023
16 Dzul Qa'dah 1444

Gersha Jagwani, Perempuan Muda Duta Thalassaemia

Sabtu, 04 Jan 2020 - 14:55 WIB
Penulis : Mia Umi Kartikawati

INILAHCOM, Jakarta - Gersha Jagwani, perempuan muda yang baru berusia 16 tahun dengan sangat siap menjadi duta thalassaemia.

Dia adalah putri dari aktor Adam Jagwani yang lebih dikenal sebagai Hans di sinetron Di Doel dan film si Doel the movie, mendatangi Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur,  Sabtu, (04/01/2020).

Sejak 2019, Gersha memang sudah ditunjuk sebagai duta millenial Thallasaemia. Kehadiran Gersha diharapkan bisa memutus Thalassaemia.

“Mungkin masih banyak orang yang belum mengetahui mengenai Thalassaemia. Thalassaemia adalah suatu kelainan darah yang terdapat di banyak negara di dunia. Setiap tahun setidaknya 100 ribu anak yang lahir di dunia dengan Thalassaemia,” kata Gersha.

Dia mengaku, banyak anak - anak muda seusianya juga Belum sangat paham tentang penyakit thalassaemia. Padahal, lanjutnya, penyakit ini sudan menginjak angda 10 ribu orang yang menderita, jika dilihat dari data yang sudah ada.

"Di Indonesia tidak kurang dari 3 ribu anak lahir dengan penyakit tersebut. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit thalassaemia secara total," tambahnya.

Sebagai duta Thalasemia, Gersha memiliki tiga tugas pokok yang diemban.

“Menjalankan sosialisasi. Mulai dari sosialisasi di media sosial, kunjungan ke sekolah sekolah tentang edukasi apa itu thalassaemia, kemudian memutus mata rantai, yang terakhir adalah skrining sejak dini,” papar Gersha.

Tiga hal tersebut diharapkan bisa berjalan agar menekan angka kelahiran anak yang mengidap thalassaemia. Karena, pengobatan penyakit thalassaemia tersebut tidaklah murah.

“Pengobatan yang paling optimal adalah transfusi darah seumur hidup dan mempertahankan kadar Hb selalu sama atau di atas 12 g/dl dan mengatasi efek samping dari transfusi darah, yakni kelebihan zat besi,” ujarnya.

Pengobatan lain ialah cangkok sumsum tulang. Di Indonesia hal itu belum dapat dilakukan dan biayanya sangat tinggi.

Melihat bahaya dan belum ada obat yang bisa menyembuhkan, maka mencegah thalassaemia sangat penting. Sayangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit ini masih sangat minim.

Diperlukan bantuan pemerintah dan pihak lainnya untuk menydarkan masyarakat mengenai bahaya Thalassaemia.

Sejauh ini, BPJS telah menanggung biaya pengobatan Thalassaemia. Per pasien, dalam satu bulan bisanya menghabiskan biaya pengobatan sekiranya Rp 10 juta.

“Dengan mengedukasi, mencegah dengan cara memutus mata rantai maka akan sangat membantu pemerintah juga masa depan anak nantinya,” paparnya.

Untuk itu Gersha selalu mensosialisasikan kegiatan putus mata rantau Thalassaemia ke generasi milenial.

Caranya cukup memeriksakan darah. Biaya pemeriksaan juga telah ditanggung oleh BPJS. Setelah hasil keluar maka bisa dikonsultasikan ke dokter lebih lanjut mengenai hal ini.

Melihat terus bertumbuhnya angka pasien Thalassaemia, seolah menggambarkan minimnya kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit yang belum ditemukannya ini.

Untuk itu, Gersha akan secara aktif mendatangi sekolah, universitas dan rumah sakit untuk terus menyuarakan ini. Gersha juga akan melakukan planning sosialisasi untuk memutus mata rantai Thalassaemia. Stop mata rantai Thalassaemia dengan periksakan diri Anda.(tka)