Senin, 29 Mei 2023
08 Dzul Qa'dah 1444

Gus Baha: Dengan Tidur, Kita Bisa Meninggalkan Maksiat

Jumat, 24 Mar 2023 - 03:23 WIB
Penulis : Anton Hartono
KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha (Foto Nu Online) - inilah.com
KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha (Foto Nu Online)

KH. Ahmad Bahauddin Nur Salim biasa disapa Gus Baha menjelaskan sisi lain tidurnya orang yang berpuasa di bulan Ramadan. Karena tidurnya orang yang berpuasa sama dengan ibadah.

Ulama ahli tafsir Alquran dan pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Quran LP3IA Rembang itu juga menjelaskan, jika meniatkan tidur demi meninggalkan larangan-larangan Allah, maka tidur bisa mendulang pahala.

Sehingga dengan tidur, maka setiap orang bisa meninggalkan maksiat serta menjaga stamina atau istirahat.

“Saya ceritakan, satu yang serius dan dua yang guyon (bercanda). Tetapi, hal ini sama-sama penting dalam latihan berpuasa. Misalnya tidur”.

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ

(Naumus shaim ‘ibadah)

Menurutnya, orang yang tidur saat berpuasa adalah ibadah. “Barangkali kita tidak akan sampai pada level niatnya orang-orang dahulu. Misalnya saya kalau sering guyon ketika mengajar Ushul Fikih seperti begini. Semoga para malaikat apabila menilai kita tidur adalah bukan (menilai)”.

Baca juga
6 Cara Atasi Kantuk Usai Santap Makanan

هذا تَرَكَ التَّهَجُّدَ هذا تَرَكَ الضُّحَى وهذا تَرَكَ نَوَافِلَ الْخَيْرَاتِ
(Hadza tarakat tahajjuda, hadza tarakad duha, wa hadza taraka nawafilal khairat)

“Ini orang tidur berarti meninggalkan (shalat) Tahajud, Dhuha, atau meninggalkan ibadah-ibadah yang lain. Namun, malaikat atas nama Ushul Fikih juga menilai”.

هذا تَرَكَ الْمَعَاصِىَ

(Hdza tarakal ma’ashiya)

“Orang ini meninggalkan maksiat. Kemudian terjaga mungkin dari melihat hal-hal yang dosa atau gosip. Jadi, barakahnya tidur dia meninggalkan itu semua. Akhirnya, dahulu yang kita lihat tidur sebagai hal yang biasa. Barakahnya membaca literatur orang terdahulu dengan kualitas ayat”.

وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦ مَنَامُكُم بِٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ

Baca juga
Selain Indonesia, Inilah Negara yang Menerapkan Tradisi Mudik

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari”

“Karena dengan tidur, kita bisa meninggalkan sekian maksiat,” ujarnya.

Menurutnya, ahli kedokteran pun akan memuji orang yang tidur sebagai waktunya istirahat untuk menjaga stamina dan sebagainya.

Sisi lain tidurnya orang yang berpuasa juga banyak dimaklumi seperti yang diajarkan para ulama.

“Sehingga dahulu apabila kita puasa senang sekali. Biasanya kerja, tapi nggak kerja. Yang dahulu tidur jam 09.00 pagi itu buruk, tapi gara-gara semua kiai khutbah naumus shaim ‘ibadah (نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ), lalu dimaklumi. Cara memaklumi bagaimana? Caranya, kita jangan berpikir negatif,” jelasnya.

Baca juga
Persiapkan dengan Baik, Ini Doa Menyambut Bulan Ramadan

Dengan begitu tidak perlu mempertanyakan orang yang berpuasa tidak membaca Alquran, tidak salat sunat Dhuha, tapi malah tidur. Karena dengan tidur, setidaknya orang yang berpuasa meninggalkan maksiat.

“Tetapi, kita beri poin kalau ini (tidur) tidak maksiat, kalau ini meninggalkan hal-hal yang buruk,” tandasnya.

Tinggalkan Komentar