Selasa, 21 Maret 2023
29 Sya'aban 1444

IMF: China-India bakal Sumbang 50 Persen Pertumbuhan Global 2023

Selasa, 31 Jan 2023 - 12:47 WIB
China Pulih, IMF Revisi Naik Pertumbuhan Global 2023 Jadi 2,9 Persen - inilah.com
Chief Economist and Director Research Department Pierre-Olivier Gourinchas dalam konferensi pers 'World Economic Outlook Update' yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa (31/01/2023). (Foto: Antara/Agatha Olivia Victoria)

Dana Moneter Internasional atau IMF mengungkapkan bahwa China dan India bakal menyumbang setengah dari pertumbuhan global pada 2023. Chief Economist and Director Research Department IMF Pierre-Olivier Gourinchas mengatakan hal itu.

Ekonomi dunia diproyeksikan bertumbuh sebesar 2,9 persen pada 2023 atau menurun dari kemungkinan pertumbuhan 3,4 persen dari 2022.

“Dengan ekonomi yang sekarang dibuka kembali, kami memproyeksikan pertumbuhan China kembali menjadi 5,2 persen pada 2023, sedangkan India akan tumbuh 6,1 persen,” ungkap Gourinchas dalam konferensi pers ‘World Economic Outlook Update’ yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa (31/1/2023).

Pembukaan kembali China secara tiba-tiba membuka jalan bagi pemulihan aktivitas yang cepat dan kondisi keuangan global telah membaik karena tekanan inflasi mulai mereda. Hal itu dan melemahnya dolar AS dari level tertinggi November 2022 memberikan sedikit kelegaan bagi negara-negara berkembang.

Baca juga
Rupiah Ambruk Disodok Suku Bunga The Fed, Bisa Tembus Rp15.000 per US$

Maka dari itu, ia menyebutkan negara pasar berkembang dan negara berkembang yang telah mencapai titik terendah sebagai sebuah kelompok, diperkirakan akan tumbuh secara moderat menjadi 4 persen pada tahun ini.

Sementara itu, gabungan pertumbuhan AS dan kawasan Euro hanya akan menyumbang 10 persen dari pertumbuhan global tahun ini.

Pertumbuhan Negeri Paman Sam diproyeksikan melambat menjadi 1,4 persen pada 2023 dari 2 persen pada 2022 akibat kenaikan suku bunga Bank Sentral AS, The Fed yang berhasil menembus perekonomian.

Kondisi kawasan Euro pun lebih menantang, lanjut Pierre, meskipun ada tanda-tanda ketahanan terhadap krisis energi musim dingin yang ringan dan dukungan fiskal yang besar.

Baca juga
Trade Remedies, Obat Mujarab Zulhas Lindungi Industri Dalam Negeri

“Dengan pengetatan kebijakan moneter dan guncangan negatif perdagangan karena kenaikan harga impor energi, kami perkirakan pertumbuhan kawasan Euro akan mencapai titik terendah sebesar 0,7 persen tahun ini,” ucap dia.

Secara keseluruhan untuk negara maju, perlambatan akan lebih terasa dengan penurunan dari 2,7 persen pada tahun lalu menjadi 1,2 persen di tahun ini, di mana sembilan dari 10 ekonomi maju akan mengalami perlambatan pertumbuhan tahun ini.

Tinggalkan Komentar