Leani/Khalimatus Raih Emas Perdana Paralimpiade untuk Indonesia


(foto: Menpora)
Lagu Indonesia Raya berkumandang di Yoyogi National Stadium untuk pertama kalinnya setelah Leani/Khalimatus resmi mengakhiri penantian emas kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020. Mereka dengan gagah menaklukkan ”musuh bebuyutan” asal China, Cheng He Fang/Ma Hui Hui 21-18, 21-12, di Stadion Yoyogi, Sabtu (4/9/2021).
Unggulan pertama ini berhasil menuntaskan ekspektasi emas. Leani/Khalimatus sekaligus menyumbangkan emas pertama untuk kontingen Indonesia di Tokyo 2020. Raihan emas ini juga yang pertama bagi Indonesia sejak terakhir kali pada Paralimpiade Arnhem 1980.
Leani/Khalimatus membayar lunas kekalahan dari Cheng/Ma di final Kejuaraan Dunia Basel 2019. Mereka bermain nyaris sempurna sejak gim pertama dimulai. Suara-suara lantang mereka mengisi keheningan Stadion Yoyogi setiap mendapatkan poin. ”Sooo,” teriak keduanya bergantian.
Meski sudah bermain dalam tiga semifinal hari ini, Leani sama sekali tidak terlihat kelelahan. Dia justru bisa memimpin sang yunior. Berkali-kali smash dan drop shot Leani mengacaukan Cheng/Ma.
Alhasil, ganda ”Merah Putih” ini selalu unggul pada gim pertama. Leani, dibantu Khalimatus yang juga tampil dengan pertahanan kokoh, unggul saat interval, 11-9. Mereka dengan perlawanan ketat dari Cheng/Ma mampu mempertahankan keunggulan itu hingga akhir gim pertama.
Di gim kedua, Leani/Khalimatus sempat kehilangan ritme permainan karena posisi lapangan yang melawan angin. Mereka sempat tertinggal cukup jauh, 4-8, karena serangan agresif lawan yang memanfaatkan angin.
Namun, perlahan pasangan peraih emas Asian Para Games 2018 ini mulai bangkit. Mereka mencuri poin demi poin dengan banyak melepas pukulan melambung lawan. Pukulan Cheng/Ma sering keluar karena angin yang memang cukup kencang ke arah lapangan pasangan Indonesia.
Leani/Khalimatus bangkit, lalu menyamakan kedudukan 8-8. Kebangkitan itu sukses memukul jatuh mental lawan. Tak seperti gim pertama, mereka menyelesaikan laga perebutan emas ini tanpa perlawanan berarti. Cheng/Ma terhenti hanya sampai 12 poin.
”Saya ingin menunjukkan kemampuan terbaik kepada Indonesia dan juga masyarakat Indonesia. Kami tidak menyangka bisa menang langsung dalam dua gim, tetapi kami berhasil karena melakukan yang terbaik,” ujar Leani dikutip dari situs resmi BWF.
Emas dari Leani/Khalimatus berhasil mengobati kekalahan tunggal putra SU5, Dheva Anrimusthi, dalam final beberapa jam sebelumnya. Dheva, yang merupakan unggulan pertama, harus mengakui keunggulan sang rival asal Malaysia, Cheah Liek Hou, dalam dua gim langsung, 17-21, 15-21.
Keunggulan Dheva yang selalu menang atas Cheah dalam semifinal Asian Para Games 2018 dan Kejuaraan Dunia 2019 tidak banyak terlihat. Cheah dengan penampilan matang, lewat reli-reli panjang, mampu merepotkan Dheva. ”Saya sudah tahu Cheah pemain yang sangat baik dan hari ini dia lebih siap dari saya,” ujar Dheva.
Di sisi lain, tunggal putra SU5, Suryo Nugroho, berhasil menutup Paralimpiade dengan raihan medali. Dia meraih perunggu setelah menaklukkan wakil Taiwan, Jen Yu Fang, 21-16, 21-9. ”Saya mendedikasikan kemenangan ini untuk ayah saya yang sedang sakit di Indonesia,” kata Suryo.
Topik
Komentar
Tidak ada komentar