Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dittipidnarkoba) Bareskrim Polri memastikan tak melanjutkan penanganan transaksi Rp120 triliun hasil temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang diduga terkait sindikat narkoba.
“(Perkara) sudah diserahkan PPATK ke penyidik lain, bukan ke penyidik Dittipidnarkoba Bareskrim Polri,” ujar Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol Krisno Halomoan Siregar saat dikonfirmasi, Selasa (12/10/2021).
Meski begitu, Krisno mengungkap pihaknya akan siap jika kasus tersebut diserahkan ke Bareskrim Polri. Penyidik Dittipidnarkoba akan bekerjasama dengan PPATK untuk penyelidikan terkait tindak pidana pencucian uang (TPPU) pada peredaran gelap obat-obat keras ilegal.
Dia mencontohkan sinergitas ini dilakukan dalam pengungkapan dua pabrik obat keras ilegal di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 21-22 September 2021 lalu.”Dittipidnarkoba Bareskrim Polri dan PPATK bersepakat untuk terus meningkatkan kerjasama dalam memberantas peredaran gelap narkoba, melalui optimalisasi penyidikan TPPU,” jelas Krisno.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Dian Ediana Rae mengungkap pihaknya menemukan rekening jumbo dari transaksi keuangan sindikat narkoba senilai Rp120 triliun melibatkan total 1.339 orang dan korporasi.
Dian mengatakan jumlah itu terakumulasi selama periode lima tahun mulai 2016-2020, melalui hasil analisis dan pemeriksaan pihaknya.”Kasus aliran dana sejumlah Rp120 triliun ini melibatkan angka pihak yang terlapor, kalau istilah kita itu, melibatkan sejumlah orang dan sejumlah korporasi. Jumlah total saja, dalam kesempatan ini, saya sebutkan 1.339 individu dan korporasi,” kata dia dalam wawancara di Youtube PPATK, Rabu (6/10/2021). Temuan angka tersebut tercatat bukan hanya perputaran uang dalam negeri, melainkan juga transaksi uang keluar-masuk dari luar negeri.
Tinggalkan Komentar