Minggu, 04 Juni 2023
14 Dzul Qa'dah 1444

Permintaan Turun, Semen Indonesia Pertahankan Laba Rp2,5 Triliun

Senin, 13 Mar 2023 - 21:23 WIB
Foto 2 - inilah.com
Sepanjang 2022, Semen Indonesia mampu stabilkan laba di tengah turunnya permintaan dan tingginya biaya energi, Jakarta, Senin (13/3/2023). (Foto: Antara).

Sepanjang 2022, ketika pasar mengalami kontraksi akibat mahalnya harga energi, PT Semen Indonesia (Persero/SIG) Tbk berhasil mengoleksi laba hampir Rp2,5 triliun.

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni menerangkan, tahun lalu, kinerja Semen Indonesia, cukup moncer. Di mana, pendapatan menembus Rp36,379 triliun, beban pokok pendapatan Rp25,701 triliun.

“Sedangkan EBITDA tercatat Rp7,959 triliun, laba tahun berjalan Rp2,499 triliun, dan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp2,365 triliun,” papar Vita, Jakarta, Senin (13/3/2023).

Vita mengatakan, kinerja positif SIG tak terganggu kontraksi pasar serta kenaikan biaya energi. Laba bersih, yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk, tumbuh 15,5 persen menjadi Rp2,365 triliun, dibandingkan 2021 sebesar Rp2,047 triliun.

Baca juga
Peringati HPN, Gapki Apresiasi Pers Majukan Sawit Indonesia

Sedangkan, Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko SIG, Andriano Hosny Panangian mengatakan, capaian operational excellence pada lini produksi tercapai melalui pemenuhan sumber energi dari batu bara dengan harga domestic market obligation (DMO), serta optimalisasi pengelolaan biaya operasional pada beban umum dan pemasaran.

“Sehingga beban pokok terkendali di level 2,9% dan beban usaha turun hingga 5,9 persen. Beban utang sepanjang tahun lalu juga berhasil ditekan hingga 21 persen,” ungkapnya.

Pada akhir 2022, lanjutnya, perseroa berhasil melakukan optimalisasi struktur investasi pada anak perusahaan, terutama pada PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) untuk menciptakan tata kelola yang lebih efisien.

Baca juga
Imbas Krisis Global, Pabrik Sepatu Branded Vietnam PHK Ribuan Karyawan

“Secara bersamaan, pengelolaan piutang berjatuh tempo panjang dijalankan dengan lebih baik sehingga memberikan dampak cash recovery dan pemulihan kerugian kredit,” tutur Andriano.

Sedangkan beban pokok pendapatan, kata Andriano, mengalami kenaikan 2,9 persen menjadi Rp25,701 triliun. Dampak melonjaknya biaya energi, seiring dengan kenaikan harga batu bara dan harga BBM.

Sebagai perusahaan solusi bahan bangunan terdepan di Asia Tenggara, kata Andriano, SIG siap mempertahankan dominasi pasar melalui optimalisasi fasilitas produksi dan penguatan jaringan distribusi.

“Saat ini, SIG memiliki pabrik semen terintegrasi yang tersebar di 9 lokasi. Punya pabrik pengemasan di 31 lokasi, 7 pabrik penggilingan semen, 40 pelabuhan, serta didukung 460 distributor. “Baik di Indonesia maupun di Vietnam (TLCC), dan sekitar 70.000 toko ritel di Indonesia,” pungkasnya.

Baca juga
Inilah Sejarah BSI, Bank dengan Aset Terbesar tapi Kena Serangan Virus

 

Tinggalkan Komentar