Orang tua selalu ingin memberikan yang terbaik untuk buah hatinya. Mulai dari eksplorasi diri hingga menemukan potensi dari setiap anak yang dititipkan Sang Pencipta.
Terkadang, orang tua tidak jarang suka memaksakan kehendaknya untuk menjadikan anak sesuatu yang diinginkannya. Hal ini menurut psikolog Intan Erlita terkesan meredupkan semangat anak, bahkan menuntut anak melakukan sesuatu yang belum tentu dia minati.
“Sebagai orang tua, hindari kebiasaan membanding-bandingkan anak. Setiap anak itu unik dan memiliki potensi yang berbeda. Tinggal bagaimana kita mengenali dan membantu anak mengembangkan potensinya,” kata Intan Erlita, Psi.PBHC.CBHC.CHMP, psikolog, pada instagram pribadinya @intan_erlita, Jakarta, Selasa, (28/09/2021).
Pada dasarnya, orang tua adalah sosok nomor satu, panutan anak, support system terbaik bagi anak, dan bisa mendukung anak meraih cita-citanya. Salah satu yang kerap dilakukan orang tua tanpa disadari adalah membanding-bandingan anak yang satu dengan yang lain.
Contohnya:
“Udah dibilangin jangan corat-coret tembok. Nakal banget! Tuh contoh kakakmu, kalau belajar itu anteng dan nulisnya di buku,” ujarnya.
“Menjuluki anak dengan label negatif, tanpa berusaha mengetahui apa potensi anak yang sebenarnya, bisa meruntukan semangat dan kreativitasnya,” kata Intan.
Lalu bagaimana respon dari orang tua yang tepat?
“Gimana kalau ibu kasih buku gambar atau kanvas yang besar buat kamu gambar? Jadi enggak gambar di tembok lagi,” tambah Intan.
Dengan demikian, anak dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
Namun, ada kemungkinan juga anak suka menggambar hanya untuk menyalurkan hobi saja.
Tinggalkan Komentar