news

arena

hangout

ototekno

empati

gallery

kanal

market

bencana

<p>Menurut laporan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebanyak 3.522 <a href="https://www.inilah.com/tag/bencana-alam">bencana alam</a> telah terjadi di Indonesia pada tahun 2022. Bencana alam tersebut tercatat melanda 34 provinsi di tanah air.&nbsp;</p><p>Ada banyak bencana alam yang sering terjadi di <a href="https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMKv-qQswnYnCAw?hl=id&amp;gl=ID&amp;ceid=ID%3Aid">Indonesia</a>. Hal itu bisa disebabkan oleh alam itu sendiri maupun ulah manusia.&nbsp;</p><p>Dalam 10 tahun terakhir, bencana alam yang sering terjadi meliputi banjir, tanah longsor, kekeringan, gempa bumi, puting beliung, dan kebakaran hutan.&nbsp;</p><p>Pada tahun 2020 saja tercatat sudah terjadi <a href="https://www.inilah.com/simak-cara-mencegah-banjir">banjir</a> sebanyak 593 kasus, 798 kasus tanah longsor, 489 kasus puting beliung, dan 176 kasus kebakaran hutan.&nbsp;</p><p>Bahkan, pada tahun 2019 terdapat 1.271 kasus banjir, 1.481 kasus tanah longsor, 1.699 kasus puting beliung, 1.529 kasus kekeringan, 70 kasus gempa bumi, dan 3.276 kasus kebakaran hutan.&nbsp;</p><h2>Bencana Alam yang Sering Terjadi di Indonesia</h2><p>&nbsp;</p><figure class="image"><img src="https://c.inilah.com/2023/03/0315_100041_aea6_inilah.com_.jpg" alt="bencana alam yang paling sering terjadi di indonesia"><figcaption>Foto: gettyimages.com</figcaption></figure><h2><strong>1. Tanah Longsor</strong></h2><p>Tanah longsor ini bisa saja menimpa pemukiman penduduk di kaki lereng.&nbsp;</p><p>Bencana alam yang satu ini biasanya terjadi karena gerakan massa tanah atau batuan yang jatuh ke bawah menuruni lereng <a href="https://www.inilah.com/letusan-gunung-terdahsyat-di-dunia">gunung</a>.&nbsp;</p><p>Salah satu kejadian tanah longsor paling mematikan dalam 10 tahun terakhir adalah tanah longsor yang terjadi di Banjarnegara pada Desember 2014, tepatnya di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Banjarnegara.&nbsp;</p><p>Saat itu hujan deras mengguyur kawasan tersebut disertai hujan yang tak henti-hentinya.&nbsp;</p><p>Alhasil, longsor pun terjadi dan menimbun sekitar 105 rumah warga di tiga desa.&nbsp;</p><p>Dari kejadian tersebut tercatat ada ratusan korban yang tertimbun tanah longsor.</p><h2>2. Gempa Bumi</h2><p>Indonesia berdiri pada lempeng-lempeng aktif yang sering kali memicu terjadinya getaran atau guncangan. Mulai dari guncangan skala kecil hingga besar.</p><p>Bencana alam paling mematikan dalam sejarah Indonesia adalah<a href="https://www.inilah.com/bacaan-doa-saat-terjadi-gempa-bumi-beserta-artinya"> gempa</a> di Aceh.&nbsp;</p><p>Bencana alam ini terjadi pada 26 Desember 2004 dengan kekuatan 9,3 skala richter.&nbsp;</p><p>Pusat gempa ini dilaporkan berasal dari dasar laut di sebelah barat Aceh, Dari lokasi pusat gempa ini kemudian menimbulkan gelombang tsunami yang menghancurkan wilayah Aceh dan sekitarnya.&nbsp;</p><h2>3. Gunung Meletus</h2><p>Indonesia memiliki beberapa <a href="https://www.inilah.com/gunung-berapi-yang-masih-aktif-di-indonesia">gunung berapi aktif</a> yang sering mengeluarkan awan panas, yang menyebabkan sering terjadinya letusan gunung berapi.</p><p>Kondisi ini sendiri tidak terlepas dari banyaknya gunung api aktif yang berada di Indonesia.&nbsp;</p><p>Bencana alam bisa ini disebabkan oleh aktivitas gunung berapi, atau aktifnya perut bumi.&nbsp;</p><p>Letusan gunung berapi dapat menghancurkan seluruh kota, menghancurkan perekonomian, dan mengubah iklim dunia.&nbsp;</p><p>Salah satu kejadian gunung api meletus yang paling mematikan di Indonesia terjadi di Sumbawa, yaitu gunung Tambora.</p><p>Gunung Tambora meletus pada April 1815. Letusan gunung berapi di Sumbawa ini menyemburkan 150 kilometer kubik abu.&nbsp;</p><p>Akibat letusan tersebut, terbentuklah kaldera dengan diameter 7 km dan kedalaman 1,1 km.&nbsp;</p><h2>4. Banjir</h2><p>Banjir dapat disebabkan oleh <a href="https://www.inilah.com/jenis-jenis-banjir-dan-penyebabnya">hujan yang deras</a>, sehingga bendungan di kawasan tersebut tidak dapat menanganinya dan kemudian meluap.&nbsp;</p><p>Selain itu, banjir juga bisa disebabkan oleh masuknya air atau drainase yang buruk di daerah tersebut.&nbsp;</p><p>Fenomena banjir dan banjir bandang bahkan sering melanda Indonesia.&nbsp;</p><p>Wilayah-wilayah padat penduduk, termasuk Jakarta dan sekitarnya sering dilanda bencana alam ini di saat musim hujan tiba.</p><p>Akibatnya, akses jalan menjadi terhambat dan berdampak pada aktifitas masyarakat perkotaan Bodetabek yang sering melakukan mobilitas ke Jakarta.</p><h2>5. Tsunami</h2><p>Tsunami merupakan kondisi alam yang menimbulkan rangkaian gelombang tinggi akibat pergerakan lempeng dasar samudra.&nbsp;</p><p>Bencana alam ini biasanya ditandai dengan gempa yang dapat dirasakan di dekat pusat goncangan.&nbsp;</p><p>Selain ditandai dengan terjadinya gempa bumi, tsunami juga bisa ditandai dengan adanya letusan gunung berapi.&nbsp;</p><p>Sejarah fenomena tsunami di Indonesia yang paling mematikan dan disebabkan oleh adanya letusan gunung berapi, yakni letusan gunung berapi Krakatau.</p><p>Ledakan gunung ini bahkan menimbulkan tsunami setinggi sekitar 40 meter. Korban tewas diperkirakan mencapai 34.000 orang.</p><p>Akibat ledakan Krakatau, pulau itu hancur total dan membentuk anak Krakatau di tengah kaldera yang dihasilkan oleh letusan yang terjadi di tahun 1883 itu.&nbsp;</p><p>Kini, Anak Krakatau menjadi gunung berapi aktif di Indonesia.&nbsp;</p><p>Kemudian pada Desember 2018, letusan Anak Krakatau juga kembali menimbulkan tsunami di Selat Sunda yang melanda wilayah pesisir Banten dan Lampung di Indonesia.&nbsp;</p><h2>6. Kekeringan</h2><p>Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tahun 2023 Indonesia diprediksi akan mengalami musim kemarau akibat kedatangan El Nino yang membuat curah hujan makin berkurang.&nbsp;</p><p>Curah hujan bulanan diprediksi akan relatif menurun dibandingkan curah hujan 3 tahun terakhir.</p><p>Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan curah hujan di Indonesia mengalami penurunan di beberapa daerah seperti Sumatera bagian tengah, Kalimantan bagian tengah dan sebagian wilayah Papua.&nbsp;&nbsp;</p><p>Selain bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan pun berpeluang dapat terjadi.</p><h2>7. Kebakaran Hutan</h2><p>Masih berkaitan dengan terjadinya musim kemarau panjang, peristiwa kebakaran hutan dan lahan pun diprediksi berpotensial ikut terjadi.</p><p>Cuaca panas dan kering sering menyebabkan kebakaran di daerah hutan atau ladang.&nbsp;</p><p>Sehingga semakin lama, api semakin besar dan dapat membakar hutan dan lahan yang luas.&nbsp;</p><h2>8. Angin Puting Beliung</h2><p>Bencana alam ini ditandai dengan angin kencang yang datang secara tiba-tiba, memiliki pusat yang menyerupai spiral dengan kecepatan 40 hingga 50 km/jam.</p><p>Angin kencang ini diketahui dapat menyentuh permukaan bumi dan menghilang dalam waktu singkat, yakni sekitar 3 sampai 5 menit.&nbsp;</p><p>Pada Mei 2022, Indonesia pernah mengalami bencana angin puting beliung terparah yang berpusat di Gunung Kencana, Lebak, Banten.</p><p>Insiden itu merusak 80 rumah warga dan sekolah. Angin puting beliung menerjang Kawasan Kampung Pasar, Lebaksiuh, Kampung Dederan, dan Kampung Gunungbilu, Desa Gunung Kencana, Lebak, Banten.&nbsp;</p><h2>9. Gelombang Pasang atau Badai</h2><p>Mengutip dari Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, gelombang pasang adalah fenomena yang menunjukkan adanya gelombang besar yang kekuatannya melebihi batas normal dari laut yang menuju kearah bibir pantai dan juga daratan.</p><p>Adanya gelombang ini biasanya disebabkan oleh angin topan di dekat lautan, tarikan gravitasi bulan dan juga matahari, serta perubahan cuaca yang cepat.</p><p>Masyarakat yang memiliki hunian di sekitar pantai, tentu harus waspada mengetahui tanda-tanda terjadinya gelombang pasang di sekitar bibir pantai.&nbsp;</p><p>Tanda-tanda tersebut bisa meliputi adanya angin kencang di sekitar pantai, terjadinya badai di tengah laut, dan cuaca normal yang berubah mendadak menjadi gelap.</p><h2>10. Abrasi Pantai</h2><p>Secara sederhana, abrasi pantai adalah pengikisan atau erosi yang terjadi di wilayah pesisir atau pantai. Abrasi adalah jenis erosi yang disebabkan oleh air laut.&nbsp;&nbsp;</p><p>Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini disebabkan oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut.&nbsp;</p><p>Abrasi bisa disebabkan karena adanya pasang surut air laut, badai arus dan ombak laut, perubahan iklim, dan ulah manusia.</p><p>Namun, seringkali bencana alam ini disebabkan oleh ulah manusia.&nbsp;</p><p>Aktivitas seperti pengerukan pasir pantai, perusakan <a href="https://www.inilah.com/alternatif-wisata-nataru-liburan-sambil-belajar-di-hutan-alam-mangrove-angke-kapuk">hutan mangrove</a>, pembangunan infrastruktur, dan segala jenis kegiatan yang mengganggu ekosistem pesisir dapat menyebabkan abrasi.&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><i>Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di </i><a href="https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMKv-qQswnYnCAw?hl=id&amp;gl=ID&amp;ceid=ID%3Aid"><i>Google News</i></a><i>.</i></p>

Ini 10 Bencana Alam yang Sering Terjadi di Indonesia, Tewaskan hingga Ribuan Nyawa

<p><a href="https://www.inilah.com/10-gempa-bumi-paling-mematikan-di-dunia-tsunami-aceh-masuk-daftar">Gempa bumi</a> sering terjadi di wilayah Indonesia. Lokasi geografis yang berada di dalam jalur <em>Ring of Fire</em>, jadi penyebab dari rentannya gempa bumi melanda tanah air.</p><p>Jalur <em>Ring of Fire</em> atau cincin api, mengikuti rantai busur pulau seperti Tonga dan News Hebrides, Indonesia, Filipina, Jepang, Kepulauan Kuril dan Aleutians serta busur lainnya.</p><p>Melansir dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika <a href="https://www.bmkg.go.id/">(BMKG)</a> Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu lempang Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik.</p><p>Selain itu, gempa bumi dapat menyebabkan pergerakan lempeng kerak bumi (lempeng bumi). Getaran yang terjadi di permukaan bumi akibat dari adanya pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang berasal dari gelombang sismik. Gempa bumi dapat terukur dengan menggunakan alat Seismometer.</p><p>Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memetakan 10 wilayah yang berpotensi terjadinya gempa bumi dan tsunami. Data dilihat berdasarkan <em>seismic gap</em>, distribusi <em>B-value</em> dan zona aktif gempa per Januari 2021.</p><p>Sebagai informasi seismic gap adalah zona sumber gempa potensial tetapi sudah lama belum terjadi gempa besar. Zona ini diperkirakan sedang mengakumulasi medan tegangan pada kerak bumi dimana suatu saat akan dilepaskan sebagai gempa kuat.</p><p>Sedangkan, distribusi <em>B-value</em> menggambarkan hubungan antara frekuensi dan magnitudo gempa bumi. Peta <em>B-value</em> bisa menggambarkan sebaran kawasan yang sering terjadi gempa bumi (nilai b-value tinggi) dan kawasan yang jarang terjadi gempa bumi sehingga dapat berpotensi terjadi gempa (nilai b-value rendah).</p><p>Sementara itu, zona aktif adalah kawasan aktivitas seismisitas yang dapat menjadi petunjuk terkait aktivitas gempa pembuka.<h2>Berikut Daerah Rawan Gempa Bumi di Indonesia</h2><ol> 	<li>Mentawai, Sumatera Barat</li> 	<li>Lampung</li> 	<li>Selat Sunda</li> 	<li>Banten</li> 	<li>Selatan Bali</li> 	<li>Sulawesi Utara</li> 	<li>Aceh</li> 	<li>Sorong</li> 	<li>Matano, Sulawesi Tengah</li> 	<li>Lembang</li></ol>Zona sesar aktif yang mesti mendapat perhatian:<ol> 	<li>Sesar Lembang (Jawa Barat)</li> 	<li>Sesar Matano (Sulawesi Tengah)</li> 	<li>Sesar Sorong (Papua Barat)</li> 	<li>Sesar Segmen (Aceh)</li></ol></p>

Waspada! Ini 10 Daerah Rawan Gempa Bumi di Indonesia

<p>Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan <a href="https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMKv-qQswnYnCAw?hl=id&amp;gl=ID&amp;ceid=ID%3Aid">waspada</a> tsunami di Pantai Selatan Jawa. Tinggi <a href="https://www.inilah.com/tag/peristiwa">tsunami</a> diperkirakan 10 meter.</p><p>Informasi ini diungkapkan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di ASEAN Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX) 2023, beberapa waktu lalu seperti dilansir dari laman BMKG.</p><p>Dwikorita mengatakan, tsunami dipicu dua sumber <a href="https://www.inilah.com/tag/peristiwa">gempa</a>, yaitu sesar Opak dan subduksi lempeng atau <i>megathrust</i>. Sesar Opak di daratan Daerah Istimewa Yogyakarta berpotensi menghasilkan guncangan Magnitudo (M) 6,6. Sedangkan subduksi lempeng atau megathrust dengan potensi M 8,7 di selatan Jawa.</p><p>Para pakar sebelumnya sudah mengingatkan tentang tsunami setinggi 34 meter di Selatan Jawa bagian barat buntut keberadaan <i>megathrust</i>. Artikel tentang ancaman <a href="https://www.inilah.com/tag/bencana-alam">gempa bumi</a> <i>megathrust</i> dan tsunami ini dimuat dalam artikel yang diterbitkan Natural Hazard, Oktober 2022 lalu.</p><p>BMKG mencatat, setidaknya Selatan Jawa, 8 kali mengalami <a href="https://www.inilah.com/10-tsunami-terbesar-di-dunia-salah-satunya-setinggi-500-meter">tsunami</a>, yaitu tahun 1818, 1840, 1859, 1904, 1921, 1957, 1994, dan 2006.</p><h2>Ciri-ciri Tsunami</h2><p>Peringatan tsunami setinggi 10 meter di Pantai Selatan Jawa, sekaligus menjadi <i>alarm</i> bagi pemerintah daerah dan masyarakat bersiap menghadapi bencana. Salah satunya dengan melakukan mitigasi bencana.</p><p>Sebelum mengulas apa yang harus dilakukan saat tsunami, pahami dulu ciri-ciri tsunami. Berikut ciri-ciri tsunami yang dikutip dari situs BPBD Kabupaten Buleleng,</p><h3>1. Diawali dengan gempa bumi</h3><p>Masyarakat yang tinggal di dekat pantai perlu berhati-hati bila terjadi <a href="https://www.inilah.com/mengapa-gempa-turki-suriah-begitu-mematikan">gempa</a> bumi.&nbsp;</p><p>Tsunami biasanya terjadi karena adanya gempa bumi di bawah atau di dekat laut.</p><h3>2. Ada suara gemuruh</h3><p>Banyak korban yang mengatakan jika gelombang tsunami akan diawali dengan suara gemuruh yang keras. Suara tersebut mirip dengan kereta barang.</p><h3>3. Perhatikan penurunan air laut</h3><p>Jika ada penurunan air laut yang cepat dan bukan merupakan waktu air laut surut, segera cari tempat perlindungan yang tinggi.&nbsp;</p><p>Sebelum terjadi gelombang tsunami, air laut akan terlebih dahulu surut dengan cepat dan kemudian kembali dengan kekuatan yang sangat besar.</p><h3>4. Faktor cuaca</h3><p>Alam juga bisa memberi tanda sebelum terjadinya tsunami.&nbsp;</p><p>Mulai dari gerakan angin yang tidak biasa, tekanan udara atau cuaca yang ekstrem, dan perilaku hewan yang berubah.</p><h2>Cara Menyelamatkan Diri dari Tsunami</h2><figure class="image"><img src="https://c.inilah.com/2023/08/0809_023331_924e_inilah.com_-768x510.jpg" alt=" cara menyelamatkan diri dari tsunami"><figcaption>ilustrasi dampak tsunami (Foto: World Vision)</figcaption></figure><p><a href="https://www.inilah.com/bencana-alam-yang-sering-terjadi-di-indonesia">Gempa</a> dan tsunami memiliki rentang waktu sangat cepat, oleh karena itu masyarakat harus juga tertindak cepat dan sigap.</p><p>Lakukan 10 langkah ini agar selamat dari terjangan tsunami, seperti dilansir dari buku saku “Tangkap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)”.</p><h3>1. Jika di rumah tetap tenang</h3><p>Setelah terjadi gempa bumi hingga berdampak pada rumah, jangan berupaya merapikan kondisi rumah karena gempa susulan bisa saja terjadi.&nbsp;</p><p>Namun, apabila&nbsp; tetap berada di rumah, usahakan tenang dan segera mengarahkan keluarga untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi dan aman.</p><h3>2. Jauhi pantai</h3><p>Jangan pernah menuju ke pantai untuk melihat datangnya tsunami. Apabila melihat gelombang, segera menjauh.&nbsp;</p><p>Waspada pada gelombang pertama tsunami. Ukuran gelombang tsunami bervariasi dan tidak sama di semua lokasi.</p><h3>3. Bertahan di tempat tinggi</h3><p>Jika telah sampai di daerah tinggi, tetap bertahan karena gelombang tsunami susulan yang lebih besar bisa saja terjadi.&nbsp;</p><p>Jangan kembali ke rumah sebelum keadaan dinyatakan aman.&nbsp;</p><p>Sebab, tsunami bisa terjadi tidak hanya sekali sehingga penduduk setempat tak boleh meninggalkan tempat evakuasi sebelum adanya arahan dari pihak berwenang.</p><h3>4. Pantau informasi</h3><p>Tidak semua gempa bumi memicu tsunami. Namun, jika ada peringatan bahaya dari pihak berwenang mengenai potensi terjadinya tsunami, segera menjauh dari daerah pantai.</p><p>Selalu pantau informasi terkait kondisi terkini dari pihak berwenang.</p><h3>5. Jauhi jembatan</h3><p>Hindari menyelamatkan diri dengan melewati jembatan.</p><h3>6. Tinggalkan kendaraan</h3><p>Bagi yang melakukan evakuasi menggunakan kendaraan dan terjadi kemacetan, segera tinggalkan kendaraan dan evakuasi diri dengan jalan kaki.&nbsp;</p><p>Sebab, mobil akan sulit menembus kerumunan orang yang memadati jalan.</p><p>Selain itu, jika berada di dalam mobil saat tsunami menerjang, tekanan air yang sangat besar akan menyulitkan membuka pintu, dan bila membuka jendela, air akan masuk dan menenggelamkan mobil.&nbsp;</p><p>Belum lagi ada benda-benda lain yang terbawa arus, yang bisa menghancurkan mobil dari luar.</p><h3>7. Mengapung dengan benda di sekitar</h3><p>Tetaplah berada di atas air saat tsunami menerjang. Gunakan benda-benda yang mengapung seperti kasur, bantal, kayu, jeriken, ban bekas, batang pohon sebagai pelampung darurat.</p><h3>8. Hindari pelabuhan</h3><p>Jika berada di kapal atau perahu yang tengah berlayar, segera tutup layar dan hindari wilayah pelabuhan.</p><p>Kesiapsiagaan adalah salah satu kunci untuk menyelamatkan diri saat bencana.&nbsp;</p><p>Nah, salah satu upaya menyiapkan tas siaga bencana (TSB). TSB merupakan tas tahan air yang disiapkan untuk anggota keluarga guna berjaga-jaga apabila terjadi bencana atau kondisi darurat</p><p>Tujuan menyiapkan TSB adalah agar bisa bertahan hidup saat bantuan belum datang dan membuat proses evakuasi menjadi lebih mudah.</p><p>Contoh kebutuhan dasar untuk TSB adalah surat-surat penting, pakaian, makanan ringan tahan lama, air minum, kotak obat, ponsel, uang, peluit, masker, alat bantu penerangan, dan perlengkapan mandi.</p><p>.</p><p>.</p><p><i>Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di </i><a href="https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMKv-qQswnYnCAw?hl=id&amp;gl=ID&amp;ceid=ID%3Aid"><i>Google News</i></a><i>.</i></p>

8 Cara Menyelamatkan Diri dari Tsunami, Jangan Kemakan Mitos!

<p>Tiga restoran dan kafe di Kampung Turis di kawasan Pantai Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, mengalami <a href="https://www.inilah.com/tag/peristiwa">kebakaran</a> hebat, Kamis (31/8/ 2023).</p><p>Salah satu restoran yang dilalap api adalah Rumah Makan Siti Mungil. Total kerugian yang dialami pemilik restoran mencapai Rp1 miliar.</p><p>Pegawai restoran sempat berusaha memadamkan api saat pertama kali muncul. Namun, api sangat cepat menyebar karena bangunan terbuat dari bahan mudah <a href="https://www.inilah.com/7-kebakaran-terbesar-di-indonesia-dari-hutan-sampai-kilang-minyak">terbakar</a>, seperti bambu, kayu dan atap daun kering.</p><p>Petugas pemadam kebakaran baru bisa menjinakkan si jago merah dua jam kemudian.<h2>Cara Memadamkan Api</h2>Kebakaran adalah  peristiwa menakutkan dan membuat panik. Namun, Anda harus tetap tenang agar dapat berpikir cepat untuk mengatasinya.</p><p>Setelah menghubungi petugas pemadam <a href="https://www.inilah.com/dampak-kebakaran-hutan">kebakaran</a>, lakukan dulu tindakan pertama dengan memotong suplai oksigen yang menjadi sumber api membesar. Tidak harus dengan air, api yang masih kecil juga dapat dipadamkan dengan benda-benda yang ada di sekitar.</p><p>Berikut cara memadamkan api tanpa menggunakan air.<h3>1. Soda kue</h3>Menebarkan soda kue ke api mampu memadamkannya karena soda kue mengeluarkan karbon dioksida. Tindakan ini dapat dilakukan apabila api masih kecil. Jika api sudah besar, maka soda kue tidak akan berpengaruh.<h3>2. Pasir</h3>Satu ember pasir dapat memadamkan api. Pasir akan memutus pasokan oksigen api hingga meredakannya. Pasir yang ditebarkan bisa pasir kering maupun basah. Tanah juga bisa jadi alternatif lain.<h3>3. Karung Basah</h3>Jangan pernah menggunakan lap basah untuk memadamkan api. Kandungan airnya akan segera hilang ketika menghadapi api dan malahan lap tersebut akan terbakar.</p><p>Lebih baik memakai karung basah yang seratnya lebih susah terbakar.<h3>4. Menutup Benda</h3>Jika api berada dalam sebuah benda, seperti wajan penggorengan, tutuplah wajan dengan sesuatu yang kedap udara. Tutup akan langsung menghabiskan suplai oksigen api dan membuatnya berhenti.<h3>5. Alat Pemadam (APAR)</h3>Tabung pemadam dirancang khusus untuk <a href="https://www.inilah.com/cara-mencegah-kebakaran-di-rumah">memadamkan api</a> karena adanya kandungan sodium bikarbonat dan aluminium sulfat. Campuran kedua hal itu menciptakan busa serta gas karbon dioksida.<h3>6. Batang Kayu dan Daun</h3>Metode  ini dinamakan <em>gepyok</em>, yaitu dengan memukul-mukulkan batang kayu dan dedauan ke sumber api.</p><p>Umumnya yang digunakan untuk metode <em>gepyok</em> ini adalah serabut kelapa yang dibasahi.<h3>7. Karantina Api</h3>Konsepnya sama seperti memotong jalur oksigen suplai api. Perbedaannya adalah api dibiarkan berkobar tanpa memberikannya material untuk terbakar lagi.</p><p>Namun untuk bisa seperti itu, api serta materialnya perlu dipindahkan ke tempat yang aman terlebih dahulu.</p><p>Penanganan api sebenarnya bisa dilakukan dengan mudah dan sederhana asalkan tidak panik dan selagi api masih dalam kondisi kecil.</p><p>Jika sudah membesar, maka satu-satunya cara adalah evakuasi dan meminta pertolongan warga sekitar serta pemadam kebakaran.</p><p> </p><p>Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di <a href="https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMKv-qQswnYnCAw?hl=id&gl=ID&ceid=ID%3Aid">Google News</a>.</p>

7 Cara Memadamkan Api/Kebakaran Tanpa Harus dengan Air

<p><a href="https://www.inilah.com/tag/bencana-alam">Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)</a> menargetkan percepatan penyampaian informasi <a href="https://www.inilah.com/bnpb-siapkan-peringatan-dini-hadapi-bencana-hidrometeorologi">peringatan dini bencana</a> kepada masyarakat dalam tempo 3 menit. Hal ini bagian dari tiga sasaran utama bidang Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MKG) merujuk rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2024.</p><p>"Indikatornya kecepatan penyampaian informasi peringatan dini bencana kepada masyarakat menjadi tiga menit untuk tahun 2024. Pada 2023 adalah 3,5 menit," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (8/6/2023).</p><p>Dia menjelaskan, sasaran kedua menyangkut peningkatan sistem dan respons peringatan dini yang didukung upaya kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana. Termasuk, peningkatan kapasitas dan koordinasi kelembagaan dalam penanggulangan bencana.</p><p>"Indikatornya adalah persentase kelengkapan sistem peringatan dini bencana hidrometeorologis dan tektonis. Targetnya adalah 100 persen, untuk tahun ini masih 96 persen," ujar Dwikorita.</p><p>Sasaran ketiga, lanjut Dwikorita, meningkatkan akurasi informasi meteorologi dan klimatologi. Akurasi informasi meteorologi ditargetkan mencapai 91 persen. Sementara, akurasi informasi klimatologi 83 persen.</p><p>Dwikorita menyebut, langkah BMKG mengikuti RKP Tahun 2024 juga diwujudkan melalui anggaran tahun depan yang akan ditujukan untuk membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan penanganan perubahan iklim.</p><p>Dwikorita juga menyampaikan arah kebijakan BMKG 2020-2024. Arah kebijakan yaitu menjadi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika berkelas dunia dengan semangat socio-entrepreneur.</p><p>Salah satunya isu strategis arah kebijakan BMKG 2020-2024 adalah kebutuhan SDM berkualitas dan berdaya saing. Tujuannya, untuk menjawab tantangan era disrupsi menuju BMKG berkelas dunia.</p><p> </p>

Berita terkini dan informasi terbaru hari ini seputar bencana

Indonesia Rawan Bencana, IDAI Ingatkan Pentingnya Didik Anak Hadapi Situasi Genting

Korban Tewas Banjir Bandang Libya Capai 6.000 Orang

Banjir hingga Jebolnya Bendungan di Libya, 2.000 Orang Tewas

7 Cara Memadamkan Api/Kebakaran Tanpa Harus dengan Air

Kemlu: Tak Ada WNI yang Meninggal Akibat Kebakaran Hutan di Yunani

Kebakaran Terus Berlanjut di Yunani, Ancam Wilayah Pinggiran Athena

Hujan Lebat Picu Banjir dan Longsor Tewaskan Sedikitnya 72 Orang di Himalaya India

8 Cara Menyelamatkan Diri dari Tsunami, Jangan Kemakan Mitos!

Hujan Deras Picu Banjir dan Longsor di Korsel Tewaskan 32 Orang

Banjir Lahar Dingin Semeru Status Tanggap Darurat, BNPB Turun Tangan

Seribu Lebih Bencana Selama Januari-Juli 2023 Disebabkan Human Made

Dalam 3 Menit, BMKG Targetkan Peringatan Dini Bencana Diterima Masyarakat

Banjir Dahsyat di Italia Sudah Telan 13 Korban Jiwa

Jumlah Korban Tewas Akibat Topan Mocha di Myanmar Capai 81 Orang

BNPB Rilis Situs Peta Mudik Aman, Bantu Pemudik Antisipasi Potensi Bahaya

Badai Terjang Sejumlah Wilayah di AS, 21 Orang Tewas

Tornado Menyapu AS, Lima Orang di Arkansas Tewas

Kuil di India Ambruk, 36 Mayat Ditemukan dalam Sumur

Provinsi Kaltim Lokasi IKN Diterjang 631 Banjir, Rawan Bencana Longsor

Ini 10 Bencana Alam yang Sering Terjadi di Indonesia, Tewaskan hingga Ribuan Nyawa

Pemilu 2024

politik

Pilpres 2024

KPK

Pemilu

TENTANG KAMI

INFORMASI

JARINGAN MEDIA