news

arena

hangout

ototekno

empati

gallery

kanal

market

Bencana Alam

<p>Indonesia menjadi negara yang paling banyak memiliki gunung api. Setidaknya ada <a href="https://www.inilah.com/kemen-esdm-pantau-aktifitas-69-gunung-api-aktif-di-indonesia">sekitar 500 gunung api</a> dan tersebar di berbagai wilayah.</p><p>Tercatat dalam sejarah, <a href="https://www.inilah.com/mengenal-gunung-api-mauna-loa-yang-meletus-di-hawaii">gunung api</a> di Indonesia yang membuat letusan paling parah adalah ketika Gunung Tambora meletus pada tahun 1815. Dampak dari letusan gunung ini tidak hanya dirasakan di sekitar lokasi tapi juga sampai ke negara lain, bahkan hingga ke Amerika Serikat.&nbsp;</p><p>Terpaan awan panas akibat letusan ditambah suhu bumi yang menurun drastis hingga 0,7 derajat celcius, mengakibatkan ratusan ribu orang meninggal.</p><h2>Daftar Gunung Berapi yang Masih Aktif di Indonesia</h2><p>Oleh karena banyaknya gunung api yang masih aktif, Anda harus <a href="https://www.inilah.com/tag/bencana-alam">selalu waspada</a>. Berikut adalah beberapa gunung berapi yang masih aktif di Indonesia:</p><h2>1. Gunung Semeru</h2><figure class="image"><img src="https://c.inilah.com/2023/02/0210_114712_cd93_inilah.com_-768x576.jpg" alt="Smr202302100000 - inilah.com"><figcaption>Sumber: magma.esdm.go.id</figcaption></figure><p>Dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl), Gunung Semeru merupakan salah satu gunung tertinggi di Pulau Jawa. Gunung ini bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang berlokasi di antara Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.&nbsp;</p><p>Desember 2022 lalu, Gunung Semeru kembali mengalami erupsi. Erupsi yang terjadi meluncurkan awan panas dari puncak kawah dengan intensitas sedang sejauh 1,5 kilometer.&nbsp;Bahkan letusan gunung juga diikuti dengan gempa sebanyak 8 kali dengan durasi 65-120 detik.&nbsp;</p><p>Berdasarkan data yang dikeluarkan <i>magma.esdm.go.id</i>, Gunung Semeru saat ini (10/2/2023) masuk status level III (siaga). Terpantau sejak pagi sudah terjadi 2<a href="https://www.inilah.com/waspada-berikut-10-daftar-wilayah-indonesia-berpotensi-gempa">2 kali gempa letusan</a> dengan amplitudo 11-21 mm dan lama gempa 45-90 detik.</p><h2>2. Gunung Merapi</h2><figure class="image"><img src="https://c.inilah.com/2023/02/0210_114406_227a_inilah.com_-768x576.jpg" alt="Mer202302100000 - inilah.com"><figcaption>Gunung Merapi. Sumber: magma.esdm.go.id</figcaption></figure><p>Menjadi urutan kedua gunung berapi yang masih aktif di Indonesia. Memiliki ketinggian puncak setinggi 2968 mdpl. Gunung Merapi berada di dua provinsi, yaitu Jawa Tengah dan Yogyakarta, dan wilayah sekitar gunung berada di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.&nbsp;</p><p>Gunung ini memiliki potensi menimbulkan bencana alam yang tinggi, karena bisa mengalami erupsi setiap dua hingga lima tahun sekali.</p><p>Tercatat dalam sejarahnya, gunung yang memiliki ketinggian 2.930 mdpl ini sudah mengalami letusan sebanyak 68 kali sejak tahun 1548. Menurut data <i>magma.esdm.go.id</i>, saat ini status Gunung Merapi ada di level III (siaga).</p><p>Terpantau pagi tadi terjadi 22 kali <a href="https://www.inilah.com/4-jenis-gempa-bumi-yang-wajib-diketahui">gempa vulkanik</a> dalam dengan amplitudo 9-19 mm, dan lama gempa 7.5-13.9 detik.&nbsp;</p><h2>3. Gunung Anak Krakatau</h2><figure class="image"><img src="https://c.inilah.com/2023/02/0210_114313_3531_inilah.com_.jpg" alt="Gettyimages 89174908 612x612 - inilah.com"><figcaption>Gunung Anak Krakatau. Sumber: Gettyimages</figcaption></figure><p>Semula gunung ini bernama Krakatau sebelum terjadi letusan dahsyat pada tahun 1883. Saking besarnya letusan Krakatau, tsunami setinggi 40 meter terbentuk dan suara letusannya terdengar hingga Australia.&nbsp;</p><p>Letusan tersebut melenyapkan Gunung Dana, Gunung Perbuwata dan sebagian Gunung Rakata. Separuh kerucutnya hilang, dan menciptakan kaldera selebar 7 kilometer dengan kedalaman 250 meter.</p><p>Pada tahun 1927, sekitar 44 tahun setelah Gunung Krakatau meletus, sebuah gunung berapi bernama Anak Krakatau muncul dari kaldera tua dan masih aktif serta terus bertambah setiap bulannya.&nbsp;</p><p>Berdasarkan data <i>magma.esdm.go.id</i>, saat ini status Gunung Anak Krakatau ada di level III (siaga). Terpantau pagi ini, terjadi 1 kali gempa dengan amplitudo 1-30 mm, dominan 4 mm. Meskipun tidak ada potensi tsunami, warga diminta tidak mendekat atau beraktivitas dalam radius 5 km dari area gunung.</p><h2>4. Gunung Karangetang</h2><figure class="image"><img src="https://c.inilah.com/2023/02/0210_113056_37fb_inilah.com_.jpg" alt="Gettyimages 471070184 612x612 - inilah.com"><figcaption>Erupsi Karangetang 2012. Sumber: Gettyimages</figcaption></figure><p>Dikenal dengan nama Api Siau, gunung api satu ini terletak di bagian utara Sulawesi, tepatnya di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Memiliki ketinggian 1.748 mdpl dan menjadi salah satu gunung api teraktif dengan letusan lebih dari 40 kali sejak 1675.</p><p>Potensi gunung ini menimbulkan bencana alam tebilang tinggi, karena frekuensi erupsi gunung Karangetang hampir terjadi setiap tahunnya. Selain itu, karakteristik erupsinya adalah eksplosif tipe strombolian yang diikuti dengan guguran lava.&nbsp;</p><p>Terlebih lagi lokasi sekitar gunung ini memiliki jarak bebas pantai kurang lebih 4 km yang posisinya juga terdapat banyak pemukiman.&nbsp;</p><p>Berdasarkan data yang dikeluarkan <i>magma.esdm.go.id</i>, saat ini status Gunung Karangetang masuk dalam level III (siaga). Terpantau sejak awal Februari 2023 terus terjadi gempa guguran setiap harinya.&nbsp;</p><h2>5. Gunung Bromo</h2><figure class="image"><img src="https://c.inilah.com/2023/02/0210_112840_eda5_inilah.com_.jpg" alt="Gettyimages 678831897 612x612 - inilah.com"><figcaption>Gunung Bromo. Sumber: Gettyimages</figcaption></figure><p>Memiliki ketinggian 2.329 mdpl, Gunung Bromo berada dalam empat wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang.</p><p>Gunung Bromo berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Terkenal sebagai objek wisata, Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung api yang masih aktif.&nbsp;Bagi penduduk sekitar, Bromo dipercaya sebagai gunung suci.</p><p>Setiap tahunnya warga Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada. Diadakan setiap tanggal 14 atau 15 Kasada (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.&nbsp;Gunung Bromo pernah mengalami letusan terbesarnya pada tahun 1974, dan terakhir mengalami letusan terjadi pada 19 Juli 2019.</p><p>Menurut laporan Magma Indonesia, status Gunung Bromo berada di level II (waspada). Terpantau kemarin, gempa vulkanik dalam sempat terjadi 2 kali, dengan amplitudo 3.5-4 mm dan lama gempa 7-8.9 detik.&nbsp;&nbsp;</p><h2>6. Gunung Kerinci</h2><figure class="image"><img src="https://c.inilah.com/2023/02/0210_112700_330a_inilah.com_-768x432.jpg" alt="Gunung Kerinci - inilah.com"><figcaption>Gunung Kerinci. Sumber: magma.esdm.go.id</figcaption></figure><p>Gunung Kerinci merupakan gunung tertinggi di Pulau Sumatra sekaligus masuk jajaran gunung berapi yang masih aktif di Indonesia. Terletak di perbatasan Kabupaten Kerinci, Jambi dan Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat, Gunung Kerinci memiliki ketinggian 3.805 mdpl.</p><p>Gunung Kerinci adalah tipe gunung api statovolkano yang masih aktif hingga saat ini. Gunung Kerinci terakhir kali erupsi yaitu pada 11 Januari 2023 dan masih terjadi hingga saat ini.</p><p>Menurut data terakhir <i>magma.esdm.go.id</i>, status Gunung Kerinci masuk dalam level II (waspada). Hasil pengamatan, sempat terjadi 45 kali <a href="https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMKv-qQswnYnCAw?hl=id&amp;gl=ID&amp;ceid=ID%3Aid">gempa hembusan</a> dengan amplitudo 0.5-4 mm dan lama gempa 8-39 detik.&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><i>Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di </i><a href="https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMKv-qQswnYnCAw?hl=id&amp;gl=ID&amp;ceid=ID%3Aid"><i>Google News</i></a><i>.</i></p>

6 Gunung Berapi yang Masih Aktif di Indonesia, Ada yang Berstatus Siaga

<p>Menurut laporan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebanyak 3.522 <a href="https://www.inilah.com/tag/bencana-alam">bencana alam</a> telah terjadi di Indonesia pada tahun 2022. Bencana alam tersebut tercatat melanda 34 provinsi di tanah air.&nbsp;</p><p>Ada banyak bencana alam yang sering terjadi di <a href="https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMKv-qQswnYnCAw?hl=id&amp;gl=ID&amp;ceid=ID%3Aid">Indonesia</a>. Hal itu bisa disebabkan oleh alam itu sendiri maupun ulah manusia.&nbsp;</p><p>Dalam 10 tahun terakhir, bencana alam yang sering terjadi meliputi banjir, tanah longsor, kekeringan, gempa bumi, puting beliung, dan kebakaran hutan.&nbsp;</p><p>Pada tahun 2020 saja tercatat sudah terjadi <a href="https://www.inilah.com/simak-cara-mencegah-banjir">banjir</a> sebanyak 593 kasus, 798 kasus tanah longsor, 489 kasus puting beliung, dan 176 kasus kebakaran hutan.&nbsp;</p><p>Bahkan, pada tahun 2019 terdapat 1.271 kasus banjir, 1.481 kasus tanah longsor, 1.699 kasus puting beliung, 1.529 kasus kekeringan, 70 kasus gempa bumi, dan 3.276 kasus kebakaran hutan.&nbsp;</p><h2>Bencana Alam yang Sering Terjadi di Indonesia</h2><p>&nbsp;</p><figure class="image"><img src="https://c.inilah.com/2023/03/0315_100041_aea6_inilah.com_.jpg" alt="bencana alam yang paling sering terjadi di indonesia"><figcaption>Foto: gettyimages.com</figcaption></figure><h2><strong>1. Tanah Longsor</strong></h2><p>Tanah longsor ini bisa saja menimpa pemukiman penduduk di kaki lereng.&nbsp;</p><p>Bencana alam yang satu ini biasanya terjadi karena gerakan massa tanah atau batuan yang jatuh ke bawah menuruni lereng <a href="https://www.inilah.com/letusan-gunung-terdahsyat-di-dunia">gunung</a>.&nbsp;</p><p>Salah satu kejadian tanah longsor paling mematikan dalam 10 tahun terakhir adalah tanah longsor yang terjadi di Banjarnegara pada Desember 2014, tepatnya di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Banjarnegara.&nbsp;</p><p>Saat itu hujan deras mengguyur kawasan tersebut disertai hujan yang tak henti-hentinya.&nbsp;</p><p>Alhasil, longsor pun terjadi dan menimbun sekitar 105 rumah warga di tiga desa.&nbsp;</p><p>Dari kejadian tersebut tercatat ada ratusan korban yang tertimbun tanah longsor.</p><h2>2. Gempa Bumi</h2><p>Indonesia berdiri pada lempeng-lempeng aktif yang sering kali memicu terjadinya getaran atau guncangan. Mulai dari guncangan skala kecil hingga besar.</p><p>Bencana alam paling mematikan dalam sejarah Indonesia adalah<a href="https://www.inilah.com/bacaan-doa-saat-terjadi-gempa-bumi-beserta-artinya"> gempa</a> di Aceh.&nbsp;</p><p>Bencana alam ini terjadi pada 26 Desember 2004 dengan kekuatan 9,3 skala richter.&nbsp;</p><p>Pusat gempa ini dilaporkan berasal dari dasar laut di sebelah barat Aceh, Dari lokasi pusat gempa ini kemudian menimbulkan gelombang tsunami yang menghancurkan wilayah Aceh dan sekitarnya.&nbsp;</p><h2>3. Gunung Meletus</h2><p>Indonesia memiliki beberapa <a href="https://www.inilah.com/gunung-berapi-yang-masih-aktif-di-indonesia">gunung berapi aktif</a> yang sering mengeluarkan awan panas, yang menyebabkan sering terjadinya letusan gunung berapi.</p><p>Kondisi ini sendiri tidak terlepas dari banyaknya gunung api aktif yang berada di Indonesia.&nbsp;</p><p>Bencana alam bisa ini disebabkan oleh aktivitas gunung berapi, atau aktifnya perut bumi.&nbsp;</p><p>Letusan gunung berapi dapat menghancurkan seluruh kota, menghancurkan perekonomian, dan mengubah iklim dunia.&nbsp;</p><p>Salah satu kejadian gunung api meletus yang paling mematikan di Indonesia terjadi di Sumbawa, yaitu gunung Tambora.</p><p>Gunung Tambora meletus pada April 1815. Letusan gunung berapi di Sumbawa ini menyemburkan 150 kilometer kubik abu.&nbsp;</p><p>Akibat letusan tersebut, terbentuklah kaldera dengan diameter 7 km dan kedalaman 1,1 km.&nbsp;</p><h2>4. Banjir</h2><p>Banjir dapat disebabkan oleh <a href="https://www.inilah.com/jenis-jenis-banjir-dan-penyebabnya">hujan yang deras</a>, sehingga bendungan di kawasan tersebut tidak dapat menanganinya dan kemudian meluap.&nbsp;</p><p>Selain itu, banjir juga bisa disebabkan oleh masuknya air atau drainase yang buruk di daerah tersebut.&nbsp;</p><p>Fenomena banjir dan banjir bandang bahkan sering melanda Indonesia.&nbsp;</p><p>Wilayah-wilayah padat penduduk, termasuk Jakarta dan sekitarnya sering dilanda bencana alam ini di saat musim hujan tiba.</p><p>Akibatnya, akses jalan menjadi terhambat dan berdampak pada aktifitas masyarakat perkotaan Bodetabek yang sering melakukan mobilitas ke Jakarta.</p><h2>5. Tsunami</h2><p>Tsunami merupakan kondisi alam yang menimbulkan rangkaian gelombang tinggi akibat pergerakan lempeng dasar samudra.&nbsp;</p><p>Bencana alam ini biasanya ditandai dengan gempa yang dapat dirasakan di dekat pusat goncangan.&nbsp;</p><p>Selain ditandai dengan terjadinya gempa bumi, tsunami juga bisa ditandai dengan adanya letusan gunung berapi.&nbsp;</p><p>Sejarah fenomena tsunami di Indonesia yang paling mematikan dan disebabkan oleh adanya letusan gunung berapi, yakni letusan gunung berapi Krakatau.</p><p>Ledakan gunung ini bahkan menimbulkan tsunami setinggi sekitar 40 meter. Korban tewas diperkirakan mencapai 34.000 orang.</p><p>Akibat ledakan Krakatau, pulau itu hancur total dan membentuk anak Krakatau di tengah kaldera yang dihasilkan oleh letusan yang terjadi di tahun 1883 itu.&nbsp;</p><p>Kini, Anak Krakatau menjadi gunung berapi aktif di Indonesia.&nbsp;</p><p>Kemudian pada Desember 2018, letusan Anak Krakatau juga kembali menimbulkan tsunami di Selat Sunda yang melanda wilayah pesisir Banten dan Lampung di Indonesia.&nbsp;</p><h2>6. Kekeringan</h2><p>Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tahun 2023 Indonesia diprediksi akan mengalami musim kemarau akibat kedatangan El Nino yang membuat curah hujan makin berkurang.&nbsp;</p><p>Curah hujan bulanan diprediksi akan relatif menurun dibandingkan curah hujan 3 tahun terakhir.</p><p>Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan curah hujan di Indonesia mengalami penurunan di beberapa daerah seperti Sumatera bagian tengah, Kalimantan bagian tengah dan sebagian wilayah Papua.&nbsp;&nbsp;</p><p>Selain bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan pun berpeluang dapat terjadi.</p><h2>7. Kebakaran Hutan</h2><p>Masih berkaitan dengan terjadinya musim kemarau panjang, peristiwa kebakaran hutan dan lahan pun diprediksi berpotensial ikut terjadi.</p><p>Cuaca panas dan kering sering menyebabkan kebakaran di daerah hutan atau ladang.&nbsp;</p><p>Sehingga semakin lama, api semakin besar dan dapat membakar hutan dan lahan yang luas.&nbsp;</p><h2>8. Angin Puting Beliung</h2><p>Bencana alam ini ditandai dengan angin kencang yang datang secara tiba-tiba, memiliki pusat yang menyerupai spiral dengan kecepatan 40 hingga 50 km/jam.</p><p>Angin kencang ini diketahui dapat menyentuh permukaan bumi dan menghilang dalam waktu singkat, yakni sekitar 3 sampai 5 menit.&nbsp;</p><p>Pada Mei 2022, Indonesia pernah mengalami bencana angin puting beliung terparah yang berpusat di Gunung Kencana, Lebak, Banten.</p><p>Insiden itu merusak 80 rumah warga dan sekolah. Angin puting beliung menerjang Kawasan Kampung Pasar, Lebaksiuh, Kampung Dederan, dan Kampung Gunungbilu, Desa Gunung Kencana, Lebak, Banten.&nbsp;</p><h2>9. Gelombang Pasang atau Badai</h2><p>Mengutip dari Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, gelombang pasang adalah fenomena yang menunjukkan adanya gelombang besar yang kekuatannya melebihi batas normal dari laut yang menuju kearah bibir pantai dan juga daratan.</p><p>Adanya gelombang ini biasanya disebabkan oleh angin topan di dekat lautan, tarikan gravitasi bulan dan juga matahari, serta perubahan cuaca yang cepat.</p><p>Masyarakat yang memiliki hunian di sekitar pantai, tentu harus waspada mengetahui tanda-tanda terjadinya gelombang pasang di sekitar bibir pantai.&nbsp;</p><p>Tanda-tanda tersebut bisa meliputi adanya angin kencang di sekitar pantai, terjadinya badai di tengah laut, dan cuaca normal yang berubah mendadak menjadi gelap.</p><h2>10. Abrasi Pantai</h2><p>Secara sederhana, abrasi pantai adalah pengikisan atau erosi yang terjadi di wilayah pesisir atau pantai. Abrasi adalah jenis erosi yang disebabkan oleh air laut.&nbsp;&nbsp;</p><p>Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini disebabkan oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut.&nbsp;</p><p>Abrasi bisa disebabkan karena adanya pasang surut air laut, badai arus dan ombak laut, perubahan iklim, dan ulah manusia.</p><p>Namun, seringkali bencana alam ini disebabkan oleh ulah manusia.&nbsp;</p><p>Aktivitas seperti pengerukan pasir pantai, perusakan <a href="https://www.inilah.com/alternatif-wisata-nataru-liburan-sambil-belajar-di-hutan-alam-mangrove-angke-kapuk">hutan mangrove</a>, pembangunan infrastruktur, dan segala jenis kegiatan yang mengganggu ekosistem pesisir dapat menyebabkan abrasi.&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><i>Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di </i><a href="https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMKv-qQswnYnCAw?hl=id&amp;gl=ID&amp;ceid=ID%3Aid"><i>Google News</i></a><i>.</i></p>

Ini 10 Bencana Alam yang Sering Terjadi di Indonesia, Tewaskan hingga Ribuan Nyawa

<p>Bencana kembali terjadi di Tanah Air. Kali ini <a href="https://www.inilah.com/berita-gempa-cianjur">gempa bumi di Cianjur</a>, Jawa Barat, Senin (21/11/2022) yang mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia. Bagaimana kita sebaiknya menafsirkan sebuah bencana?</p><p><em>Masya Allah. Laa haula walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil adzim</em>. Tiada yang mampu menahan kekuatan dahsyatnya bencana alam. Mahabesar Kuasa Allah dan tiada yang lebih dahsyat selain perbuatan-Nya.</p><p>Musibah dan bencana alam termasuk gempa bumi adalah salah satu bentuk peringatan yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Terkadang dalam bentuk angin kencang yang memporak-porandakan berbagai bangunan, terkadang dalam bentuk gelombang pasang, hujan besar yang menyebabkan banjir, gempa bumi, termasuk peperangan di antara umat manusia. Semuanya bisa menjadi potensi untuk mengingatkan manusia agar mereka takut dan berharap kepada Allah.</p><p>Bencana demi bencana yang terjadi di negeri ini seharusnya menjadi 'alarm' bagi kita agar lebih banyak mengingat akhirat dan mengumpulkan sebanyak mungkin bekal kepulangan kita ke sana. Betapa fananya kehidupan dunia ini dan hanya sementara. Allah Mahaluas dan begitu besar kasih sayang-Nya, tetapi sedikit manusia yang bersyukur hingga Allah kemudian menghadirkan bencana untuk 'memanggil' manusia agar kembali mengingat-Nya.</p><p>Bahwa hakikatnya kita adalah 'hamba' dengan tugas utama menyembah kepada-Nya. Allah sudah mengingatkan kita tentang hal ini dalam Kalam Suci-Nya. "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS Adz Dzariyât, 51:56).</p><p>Namun, banyak di antara manusia yang lalai dengan tujuan utama kehadirannya di dunia ini. Apalagi jika sudah dihadapkan dengan berbagai kenikmatan fasilitas duniawi. Allah SWT sudah mengaruniakan negara yang subur makmur seperti Indonesia yang memiliki kekayaan alam melimpah baik di darat maupun di lautan. Seharusnya semua karunia itu menjadi jalan bagi kita untuk bersyukur dan menambah tebal keimanan kita kepada Allah. Akan tetapi, realitasnya malah sebaliknya.<h2>Mengingatkan perbuatan manusia</h2>Sebagian orang tidak menerima pernyataan gempa sebagai peringatan dari Allah. Mereka beranggapan bahwa gempa sama sekali tidak memiliki kaitan dengan perbuatan dan maksiat manusia. Kejadian gempa itu murni fenomena alam, bukan hukuman Tuhan. Beristigfarlah.</p><p>Jawaban pernyataan ini, sesungguhnya Allah menjelaskan bahwa gempa bumi, statusnya sama dengan fenomena alam yang lain. Allah ciptakan fenomena semacam ini untuk menakut-nakuti hamba-Nya, agar mereka meninggalkan dosa dan larangannya serta kembali kepada Penciptanya.</p><p>Di negeri kita, setiap bencana memiliki kecenderungan besar untuk dibaca sebagai azab, siksa atau hukuman Allah bagi masyarakat pendosa. Di tahun politik seperti kini, setiap bencana dihubungkan dengan pilpres dan kondisi sosial politik lainnya. Bacalah media sosial, begitu ramainya model pembacaan bencana seperti itu.</p><p>Menarik mengungkapkan pendapat almarhum Prof Dr KH Ahmad Imam Mawardi, dalam sebuah tulisannya bahwa ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan bencana. Memang ada yang langsung menyebutnya sebagai azab sebagaimana azab yang ditimpakan pada umat pembangkang pada masa lalu. "Mereka menyebut bahwa ada 'alaqah (hubungan) antara bencana dengan kemaksiatan penduduk. Pandangan seperti ini bukan tanpa kritik," ungkap pendiri <a href="https://aliflaammiim.com/">Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim</a> Surabaya itu.</p><p>Kritik itu pertama, bagaimana dengan wilayah dan lain yang lebih terang benderang kemungkaran dan kemaksiatan di dalamnya. Mengapa tidak wilayah itu yang mengalami gempa dan bencana? Kedua, ayat tentang kaum masa lalu itu adalah di masa dakwah awal yang ditantang dan ditolak. Kini, masa dan model penyebaran Islam tidaklah seperti zaman dulu yang jelas memusuhi Nabi dan syariatnya.</p><p>Maka muncul beberapa ulama lainnya yang menafsirkan bencana dengan tafsir yang lebih saintifik dengan menyebut gempa dan bencana sebagai <em>dzahirah kawniyyah</em> (fenomena alam) biasa. Bencana bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan alam. "Tentang ini, sungguh membutuhkan banyak lembaran untuk membahas hal ini. Lalu, tak ada kaitan sama sekalikah antara bencana dengan perilaku keseharian manusia?" tambahnya.</p><p>Muncul pandangan menengahi semuanya, yaitu bahwa bencana atau gempa itu adalah balasan siksa bagi pendosa, ujian bagi orang yang shalih dan pelajaran bagi orang yang selamat. Pandangan seperti ini sungguh <em>fair</em>. Ada banyak orang alim dan shalih yang menjadi korban bencana dan gempa. Mereka bukan pendosa. Bagi mereka, musibah ini adalah ujian, termasuk untuk keluarganya.<h2>Hadapi dengan doa dan usaha</h2>Musibah juga merupakan salah satu bentuk kekuasaan Allah Ta'ala. Agar terhindar dari malapetaka dianjurkan bagi seorang Muslim untuk memperbanyak amal shaleh. Salah satu amalan yang dianjurkan adalah memperbanyak doa, memohon perlindungan serta pertolongan dan bertobat memohon dengan ampun berserah diri kepada Sang Pencipta.</p><p>Dengan banyak berdoa kepada Allah dan terus berupaya keluar dari musibah ini,<em> insyaAllah</em> Allah akan memberikan titik terang diangkatnya musibah dari negeri kita. Karena akan sia-sia jika kita hanya berusaha menangkal atau menyelesaikan musibah tanpa diiringi dengan memperbanyak ibadah atau berdoa kepada Allah. <em>Wallahu a’lam bishowab.</em></p>

Tafsir Bencana Seperti Gempa Bumi di Cianjur

<p><a href="https://www.inilah.com/4-jenis-gempa-bumi-yang-wajib-diketahui">Gempa bumi</a> terdahsyat kerap terjadi di Indonesia. Salah satunya saat gempa terdahsyat di Aceh yang menimbulkan tsunami.</p><p>Gempa bumi adalah salah satu bencana alam yang menakutkan di dunia, terutama ketika gempa tersebut dalam magnitudo atau skala kekuatan tinggi.</p><p>Indonesia berada di wilayah <em>Pasific Ring of Fire</em> atau <a href="https://www.inilah.com/tag/bencana-alam">Cincin Api Pasifik</a>. Hal ini menyebabkan gempa bumi menjadi salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia dan juga <a href="https://www.inilah.com/gunung-berapi-yang-masih-aktif-di-indonesia">memiliki banyak gunung berapi</a>.</p><p>Dari sekian gempa bumi yang pernah terjadi, ada beberapa gempa yang merupakan terparah dan terbesar di Indonesia.</p><p>Gempa bumi tersebut berdampak besar bagi wilayah yang terkena gempa, bahkan terkadang juga terasa di beberapa wilayah sekitar terdampak.</p><h2>Daftar Gempa Terbesar dan Paling Dahsyat di Indonesia</h2><p></p><h2>1. Aceh 2004</h2><p><figure class="image"><img class="wp-image-116385 size-medium" src="https://c.inilah.com/2022/11/1122_024044_703c_inilah.com_-300x201.jpg" alt="Gempa Bumi terdahsyat, gempa terbesar di dunia" width="300" height="201" /><figcaption>Gempa Aceh 2004. Sumber : Republika</figcaption></figure></p><p>Gempa bumi Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004 silam, berkekuatan 9,1 magnitudo di Dasar Samudera Hindia lepas pantai Sumatera merupakan salah satu gempa terbesar di dunia.</p><p>Gempa ini terjadi di dasar bumi dengan kedalaman 30 km lempeng Hindia yang disubduksi oleh lempeng Burma.</p><p>Bahkan, gempa bumi sempat naik menjadi 9,3 magnitudo hingga mengguncang Aceh dan wilayah Sumatera Utara. Gempa tersebut menimbulkan gelombang tsunami berketinggian 30 meter dengan kecepatan mencapai 100 meter/detik atau 360 km/jam.</p><p>Gempa terbesar sepanjang sejarah ini menelan sebanyak 230.000 jiwa dan puluhan ribu bangunan hancur di porak porandakan gelombang tsunami.</p><p>Selain itu, dilansir dari situs resmi NASA, bencana alam yang satu ini kabarnya juga memperpendek durasi satu hari selama 6,8 mikrosekon, sedikit mengubah bentuk bumi, dan rotasi Bumi bertambah cepat akibat gempa tersebut.</p><h2>2. Nias 2005</h2><p><figure class="image"><img class="wp-image-116384 size-full" src="https://c.inilah.com/2022/11/1122_024042_c824_inilah.com_.jpeg" alt="Gempa Terbesar di Indonesia" width="400" height="302" /><figcaption>Gempa Nias, Sumber : Republika</figcaption></figure></p><p>Gempa terkuat di dunia pernah terjadi di Nias dan sekitarnya seperti perairan Pulau Nias, Sumatra Utara, Pulau Simeuleu, dan Aceh pada 28 Maret 2005 silam, pukul 23.09 WIB.</p><p>Wilayah tersebut terguncang gempa berkekuatan 8,2 magnitudo.  Gempa berkekuatan tinggi juga terasa sampai wilayah Padang, Jambi, Pekanbaru, Kuala Lumpur, Malaysia. Bahkan getarannya juga terasa hingga ke Bangkok, Thailand.</p><p>Berdasarkan informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, gempa ini mengakibatkan lebih dari 1.000 orang meninggal dan sekitar 2.391 mengalami luka-luka.</p><p>Kabarnya, gempa ini terjadi karena dipicu gempa Aceh pada tahun sebelumnya.</p><h2>3. Yogyakarta 2006</h2><p><figure class="image"><img class="wp-image-116480 size-medium" src="https://c.inilah.com/2022/11/1122_044438_265a_inilah.com_-300x169.jpg" alt="Yogyakarta" width="300" height="169" /><figcaption>Foto: DW</figcaption></figure></p><p>Kejadian berikutnya adalah Gempa Yogyakarta dan wilayah Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 silam, pukul 05.55 WIB yang berkekuatan 6,4 magnitudo,  dan memiliki kedalaman hingga 7,5 km.</p><p>Gempa bumi ini mengakibatkan 6.234 orang meninggal dunia. Puluhan bangunan mulai dari pusat perbelanjaan, gelanggang olah raga, situs kuno, dan lokasi wisata yang ada di Yogyakarta mengalami kerusakan.</p><p>Gempa ini merupakan salah satu gempa yang terparah di Indonesia.</p><h2>4. Pangandaran 2006</h2><p><figure class="image"><img class="wp-image-213243 size-medium" src="https://c.inilah.com/2023/05/0524_023257_06b3_inilah.com_-300x188.jpg" alt="gempa bumi terdahsyat di indonesia" width="300" height="188" /><figcaption>Foto: IDC Channel</figcaption></figure></p><p>Gempa bumi Pangandaran dan Wilayah pantai selatan Pulau Jawa, disusul gelombang pasang terjadi pada 17 Juli 2006 lalu.</p><p>Gempa berpusat di Samudra Hindia berkekuatan 6,8 magnitudo. Kemudian, terjadi gempa susulan berkekuatan 5,5  dan 6,1 magnitudo. Gempa yang melanda wilayah Pangandaran ini berkekuatan ‘moderate’.</p><p>Gempa Pangandaran ini menyebabkan terjadinya tsunami dengan ketinggian mencapai 21 m. Akibat bencana alam ini, jumlah korban menurut WHO ialah 668 orang tewas, 65 hilang, sementara 9.299 orang mengalami luka-luka.</p><h2>5. Padang 2009</h2><p><figure class="image"><img class="size-medium wp-image-213247" src="https://c.inilah.com/2023/05/0524_023452_fc0b_inilah.com_-300x200.jpg" alt="gempa bumi paling dahsyat memakan banyak korban jiwa" width="300" height="200" /><figcaption>Foto: Sindo News</figcaption></figure></p><p>Pada 30 September 2009 silam, terjadi gempa yang mengguncang kota Padang. Gempa yang terdeteksi berkekuatan 7,6 magnitudo, memiliki kedalaman sekitar 87 km dari permukaan.</p><p>Gempa ini menyebabkan kerusakan di beberapa wilayah Sumatera Barat hingga wilayah Jabodetabek, juga Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura.</p><p>Akibat peristiwa itu, pemerintah daerah Sumatera Barat mengungkapkan 1.115 orang meninggal dunia, 2.329 alami luka-luka, 279.000 bangunan rusak, serta 1.250.000 warga di kawasan setempat turut terdampak.</p><h2>6. Donggala, Palu</h2><p><figure class="image"><img class="wp-image-116394 size-medium" src="https://c.inilah.com/2022/11/1122_024824_adaf_inilah.com_-300x168.jpg" alt="Gempa Bumi terdahsyat" width="300" height="168" /><figcaption>Gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah , Sabtu (29/9/2018). (ANTARA FOTO/BNPB/pras)</figcaption></figure></p><p>Pada 28 September 2018 lalu, terjadi gempa bumi berulang kali di Palu, Sulawesi Tengah yang berkekuatan 7,4 magnitudo dengan kedalaman 10 km pada pukul 18.02 waktu setempat.</p><p>Gempa ini menimbulkan tsunami dan <a href="https://www.inilah.com/bacaan-doa-saat-terjadi-gempa-bumi-beserta-artinya">gelombang laut raksasa</a> dengan ketinggian 1,5 meter hingga 3 meter di Kota Palu dan Donggala.</p><p>Lalu pada tiga sampai enam menit kemudian, Kota Palu terhempas ombak setinggi 6 meter.</p><p>Bencana alam ini menelan sebanyak 2.113 korban jiwa, 1.309 orang dinyatakan hilang, sementara 4.612 mengalami luka-luka.</p><p> </p><p><em>Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di <a href="https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMKv-qQswnYnCAw?hl=id&gl=ID&ceid=ID%3Aid">Google News</a>.</em></p>

6 Gempa Terbesar di Indonesia, Mengerikan dan Menelan Banyak Korban

<p>Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan <a href="https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMKv-qQswnYnCAw?hl=id&amp;gl=ID&amp;ceid=ID%3Aid">waspada</a> tsunami di Pantai Selatan Jawa. Tinggi <a href="https://www.inilah.com/tag/peristiwa">tsunami</a> diperkirakan 10 meter.</p><p>Informasi ini diungkapkan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di ASEAN Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX) 2023, beberapa waktu lalu seperti dilansir dari laman BMKG.</p><p>Dwikorita mengatakan, tsunami dipicu dua sumber <a href="https://www.inilah.com/tag/peristiwa">gempa</a>, yaitu sesar Opak dan subduksi lempeng atau <i>megathrust</i>. Sesar Opak di daratan Daerah Istimewa Yogyakarta berpotensi menghasilkan guncangan Magnitudo (M) 6,6. Sedangkan subduksi lempeng atau megathrust dengan potensi M 8,7 di selatan Jawa.</p><p>Para pakar sebelumnya sudah mengingatkan tentang tsunami setinggi 34 meter di Selatan Jawa bagian barat buntut keberadaan <i>megathrust</i>. Artikel tentang ancaman <a href="https://www.inilah.com/tag/bencana-alam">gempa bumi</a> <i>megathrust</i> dan tsunami ini dimuat dalam artikel yang diterbitkan Natural Hazard, Oktober 2022 lalu.</p><p>BMKG mencatat, setidaknya Selatan Jawa, 8 kali mengalami <a href="https://www.inilah.com/10-tsunami-terbesar-di-dunia-salah-satunya-setinggi-500-meter">tsunami</a>, yaitu tahun 1818, 1840, 1859, 1904, 1921, 1957, 1994, dan 2006.</p><h2>Ciri-ciri Tsunami</h2><p>Peringatan tsunami setinggi 10 meter di Pantai Selatan Jawa, sekaligus menjadi <i>alarm</i> bagi pemerintah daerah dan masyarakat bersiap menghadapi bencana. Salah satunya dengan melakukan mitigasi bencana.</p><p>Sebelum mengulas apa yang harus dilakukan saat tsunami, pahami dulu ciri-ciri tsunami. Berikut ciri-ciri tsunami yang dikutip dari situs BPBD Kabupaten Buleleng,</p><h3>1. Diawali dengan gempa bumi</h3><p>Masyarakat yang tinggal di dekat pantai perlu berhati-hati bila terjadi <a href="https://www.inilah.com/mengapa-gempa-turki-suriah-begitu-mematikan">gempa</a> bumi.&nbsp;</p><p>Tsunami biasanya terjadi karena adanya gempa bumi di bawah atau di dekat laut.</p><h3>2. Ada suara gemuruh</h3><p>Banyak korban yang mengatakan jika gelombang tsunami akan diawali dengan suara gemuruh yang keras. Suara tersebut mirip dengan kereta barang.</p><h3>3. Perhatikan penurunan air laut</h3><p>Jika ada penurunan air laut yang cepat dan bukan merupakan waktu air laut surut, segera cari tempat perlindungan yang tinggi.&nbsp;</p><p>Sebelum terjadi gelombang tsunami, air laut akan terlebih dahulu surut dengan cepat dan kemudian kembali dengan kekuatan yang sangat besar.</p><h3>4. Faktor cuaca</h3><p>Alam juga bisa memberi tanda sebelum terjadinya tsunami.&nbsp;</p><p>Mulai dari gerakan angin yang tidak biasa, tekanan udara atau cuaca yang ekstrem, dan perilaku hewan yang berubah.</p><h2>Cara Menyelamatkan Diri dari Tsunami</h2><figure class="image"><img src="https://c.inilah.com/2023/08/0809_023331_924e_inilah.com_-768x510.jpg" alt=" cara menyelamatkan diri dari tsunami"><figcaption>ilustrasi dampak tsunami (Foto: World Vision)</figcaption></figure><p><a href="https://www.inilah.com/bencana-alam-yang-sering-terjadi-di-indonesia">Gempa</a> dan tsunami memiliki rentang waktu sangat cepat, oleh karena itu masyarakat harus juga tertindak cepat dan sigap.</p><p>Lakukan 10 langkah ini agar selamat dari terjangan tsunami, seperti dilansir dari buku saku “Tangkap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)”.</p><h3>1. Jika di rumah tetap tenang</h3><p>Setelah terjadi gempa bumi hingga berdampak pada rumah, jangan berupaya merapikan kondisi rumah karena gempa susulan bisa saja terjadi.&nbsp;</p><p>Namun, apabila&nbsp; tetap berada di rumah, usahakan tenang dan segera mengarahkan keluarga untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi dan aman.</p><h3>2. Jauhi pantai</h3><p>Jangan pernah menuju ke pantai untuk melihat datangnya tsunami. Apabila melihat gelombang, segera menjauh.&nbsp;</p><p>Waspada pada gelombang pertama tsunami. Ukuran gelombang tsunami bervariasi dan tidak sama di semua lokasi.</p><h3>3. Bertahan di tempat tinggi</h3><p>Jika telah sampai di daerah tinggi, tetap bertahan karena gelombang tsunami susulan yang lebih besar bisa saja terjadi.&nbsp;</p><p>Jangan kembali ke rumah sebelum keadaan dinyatakan aman.&nbsp;</p><p>Sebab, tsunami bisa terjadi tidak hanya sekali sehingga penduduk setempat tak boleh meninggalkan tempat evakuasi sebelum adanya arahan dari pihak berwenang.</p><h3>4. Pantau informasi</h3><p>Tidak semua gempa bumi memicu tsunami. Namun, jika ada peringatan bahaya dari pihak berwenang mengenai potensi terjadinya tsunami, segera menjauh dari daerah pantai.</p><p>Selalu pantau informasi terkait kondisi terkini dari pihak berwenang.</p><h3>5. Jauhi jembatan</h3><p>Hindari menyelamatkan diri dengan melewati jembatan.</p><h3>6. Tinggalkan kendaraan</h3><p>Bagi yang melakukan evakuasi menggunakan kendaraan dan terjadi kemacetan, segera tinggalkan kendaraan dan evakuasi diri dengan jalan kaki.&nbsp;</p><p>Sebab, mobil akan sulit menembus kerumunan orang yang memadati jalan.</p><p>Selain itu, jika berada di dalam mobil saat tsunami menerjang, tekanan air yang sangat besar akan menyulitkan membuka pintu, dan bila membuka jendela, air akan masuk dan menenggelamkan mobil.&nbsp;</p><p>Belum lagi ada benda-benda lain yang terbawa arus, yang bisa menghancurkan mobil dari luar.</p><h3>7. Mengapung dengan benda di sekitar</h3><p>Tetaplah berada di atas air saat tsunami menerjang. Gunakan benda-benda yang mengapung seperti kasur, bantal, kayu, jeriken, ban bekas, batang pohon sebagai pelampung darurat.</p><h3>8. Hindari pelabuhan</h3><p>Jika berada di kapal atau perahu yang tengah berlayar, segera tutup layar dan hindari wilayah pelabuhan.</p><p>Kesiapsiagaan adalah salah satu kunci untuk menyelamatkan diri saat bencana.&nbsp;</p><p>Nah, salah satu upaya menyiapkan tas siaga bencana (TSB). TSB merupakan tas tahan air yang disiapkan untuk anggota keluarga guna berjaga-jaga apabila terjadi bencana atau kondisi darurat</p><p>Tujuan menyiapkan TSB adalah agar bisa bertahan hidup saat bantuan belum datang dan membuat proses evakuasi menjadi lebih mudah.</p><p>Contoh kebutuhan dasar untuk TSB adalah surat-surat penting, pakaian, makanan ringan tahan lama, air minum, kotak obat, ponsel, uang, peluit, masker, alat bantu penerangan, dan perlengkapan mandi.</p><p>.</p><p>.</p><p><i>Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di </i><a href="https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMKv-qQswnYnCAw?hl=id&amp;gl=ID&amp;ceid=ID%3Aid"><i>Google News</i></a><i>.</i></p>

Berita terkini dan informasi terbaru hari ini seputar Bencana Alam

Sudah Satu Pekan, Korban Tewas Banjir Libya Tembus 11.300 Orang

MUI: Salurkan Bantuan Kemanusiaan Libya-Maroko Lewat Lembaga Filantropi

Kemlu: Hingga Kini Tidak Ada WNI Korban Gempa Maroko dan Banjir Libya

Korban Tewas Banjir Bandang Libya Capai 6.000 Orang

8 Banjir Terbesar dan Terparah di Dunia, Tewaskan Jutaan Jiwa!

MUI: Gempa Maroko Jadi Momentum Perkuat Solidaritas Kemanusiaan

MUI Bekasi Serukan Salat Istisqa untuk Atasi Kekeringan

10 Gempa Bumi Terbesar Sepanjang Sejarah Dunia, 2 di Indonesia

10 Aplikasi Pendeteksi Gempa dan Tsunami untuk Android dan iOS

Badai Tropis Idalia Dekati Florida, Presiden AS Nyatakan Keadaan Darurat

WNI di Dominika dan Haiti Diimbau Waspadai Badai Franklin

Hujan Lebat Picu Banjir dan Longsor Tewaskan Sedikitnya 72 Orang di Himalaya India

Ende Diguncang Gempa Terasa hingga Bali, Begini Analisis BMKG

8 Dampak Kebakaran Hutan yang Berefek pada Alam dan Manusia

8 Cara Menyelamatkan Diri dari Tsunami, Jangan Kemakan Mitos!

BPBD Catat 256 Jiwa Mengungsi Akibat Gempa di Sigi

KBRI Seoul: Tidak Ada WNI Jadi Korban Banjir dan Longsor di Korsel

Banjir Bandang Terjang Pakistan, 20 Orang Tewas dalam 24 Jam Terakhir

11 Letusan Gunung Terdahsyat di Dunia, Sangat Mengerikan!

Kerap Terjadi Tanah Longsor, Ini Penyebab dan Dampak Negatifnya

Pemilu 2024

politik

Pilpres 2024

KPK

Pemilu

TENTANG KAMI

INFORMASI

JARINGAN MEDIA