news

arena

hangout

ototekno

empati

gallery

kanal

market

bpom

<p><p>Pemerhati Budaya dan Komunikasi Digital, Dr Firman Kurniawan S, menyampaikan bahwa budaya membaca masyarakat harus ditingkatkan untuk menangkal hoaks.<br><br>"Penting meningkatkan budaya membaca masyarakat kita agar tidak menelan begitu saja informasi-informasi yang dangkal sehingga hoaks bisa diatasi," ujar Firman dalam keterangan tertulis yang dikeluarkan BPOM di Jakarta, Minggu (10/10/2021).<br><br>Pengajar Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia ini menambahkan, literasi digital di masyarakat juga harus dibangkitkan agar tidak tertinggal dengan perkembangan teknologi.<br><br>Menurut Firman, saat ini banyak beredar informasi-informasi hoaks yang memanfaatkan keuntungan, informasi sebagai <i>social currency </i>atau mata uang sosial, termasuk kabar soal susu kental manis tidak boleh diseduh dengan air panas.<br><br>Dengan pendekatan ini, lanjut dia, para penyebar informasi hoaks itu bisa mendapatkan kenaikan status sosial kalau informasinya dianggap penting oleh orang lain. Seseorang dianggap sebagai penyelamat oleh penerima informasi.<br><br>"Dengan menyebarluaskan isu bahwa susu kental manis tidak boleh diseduh dengan air panas dan sebagainya, mungkin ada orang lain yang merasa mendapatkan manfaat meskipun informasi ini keliru, sesat dan bagi orang-orang yang tidak mengkaji lebih dalam ini merupakan hal yang penting sehingga yang menyebarkan informasi juga menjadi penting," ujar Firman yang juga mengajar di Unika Atma Jaya dan Universitas Paramadina.<br><br>Menurut dia, untuk mencegah informasi hoaks susu kental manis itu, tentunya harus ada klarifikasi dari lembaga, seperti dari Badan POM, Kominfo melalui tangkal hoaks, dan cek fakta dari media.<br><br>"Itu harus disebarluaskan kepada masyarakat yang memberikan penjelasan atas informasi yang tidak benar tersebut," katanya.<br><br>Sementara itu, Kepala BPOM Penny Lukito pernah menjelaskan terkait polemik serupa di tahun 2018 lalu, dan secara sistematis BPOM telah memberikan jawaban yang terukur dan tegas.<br><br>"Saya mengajak kita semua, masyarakat, media, pemerintah memberikan informasi yang bermanfaat berbasiskan pengetahuan, sehingga membuat masyarakat menjadi teredukasi," ujar Penny, seperti dikutip dari laman resmi BPOM.<br><br>Hal ini semakin ditegaskan dengan Pengumuman BPOM yang terbit tanggal 23 September 2021 tentang pemberitaan susu kental manis di situs resminya dimana tidak tertera adanya larangan untuk mengkonsumsi susu kental manis dengan cara diseduh.<br><br>Sebelumnya, Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018 juga tidak mengatur tentang pelarangan konsumsi susu kental manis untuk dikonsumsi ataupun diseduh, melainkan tentang pelabelan produk pangan olahan di antaranya adalah susu kental manis tidak untuk menggantikan air susu ibu (ASI), tidak cocok untuk bayi sampai usia 12 bulan, serta tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya sumber gizi.<br><br>"Susu kental manis itu aman tapi bukan sebagai pengganti ASI," tegas Penny.<br><br></p></p>

Budaya Baca Masyarakat Harus Ditingkatkan Demi Tangkal Hoaks

<p><p>Belum lama ini publik dibuat ramai dengan pernyataan yang dikutip secara tidak akurat terkait himbauan BPOM atas konsumsi produk susu kental manis (SKM). <br><br>Di media sosial (medsos) Facebook tertulis sebuah narasi yang menganjurkan agar SKM tidak diseduh. Dalam tulisan itu dibuat seolah-olah berasal dari pejabat di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Benarkah? <br><br>Narasi yang bikin heboh jagad medsos itu, berbunyi: "Lima fakta susu kental manis nggak boleh diseduh air panas." Dituliskan pula kalau SKM tidak boleh diseduh dengan air panas. <br><br>Berdasarkan penelusuran Mafindo (<i><a href="https://m.facebook.com/MafindoID/" target="_blank">https://m.facebook.com/MafindoID/</a></i>) dalam laman <i>Turn Back Hoax</i> pada Minggu (19/9/2021), didapatkan bahwa bahwa narasi tersebut berkategori <i>misleading</i>, atau konten yang salah dan menyesatkan. Dan, narasi tersebut tidak sesuai dengan faktanya. Berbeda dengan isi dari peraturan yang dikeluarkan BPOM no 31 tahun 2018.<br><br>Berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018, tidak mengatur tentang pelarangan konsumsi SKM sebagai pengganti susu. Melainkan tentang pelabelan produk pangan olahan, diantaranya adalah SKM tidak untuk menggantikan air susu ibu (ASI), tidak cocok untuk bayi sampai usia 12 bulan, serta tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya sumber gizi. Artinya, informasi tersebut termasuk kategori <i>misleading content</i>, yakni konten yang menyesatkan atau hoaks. <br><br>Kepala BPOM Penny Lukito pernah menjelaskan terkait polemik serupa pada 2018. Selanjutnya, pihak BPOM telah menjelaskan secara terukur dan tegas. </p><p>"Saya mengajak kita semua, masyarakat, media, pemerintah memberikan informasi yang bermanfaat berbasiskan pengetahuan, sehingga membuat masyarakat menjadi teredukasi," ujar Penny, dikutip dari laman resmi BPOM. </p><p>"Susu kental manis itu aman tapi bukan sebagai pengganti ASI," tegas Penny dalam kesempatan lain. <br><br>Sejalan dengan sikap BPOM diatas, berdasarkan pengecekan <i>Turn Back Hoax</i>, pejabat BPOM tidak pernah mengatakan bahwa susu kental manis tidak boleh diseduh. Apalagi dengan air panas.  <br><br>Perka BPOM Nomor 31/2018 mewajibkan produsen mencantumkan beberapa hal pada label susu kental manis, agar masyarakat dapat memanfaatkan produk ini sesuai fungsinya. Patut diduga pernyataan pejabat BPOM diplintir oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.<br><br></p></p>

Awas Hoaks, Susu Kental Manis Dilarang Diseduh dengan Air Panas

<p><p><span style="font-size: 1rem;">Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) didorong lebih progresif dalam memberikan ruang pada penggunaan obat-obatan Covid-19. Salah satu obat yang efektif ramai </span><span style="font-size: 1rem;">dibicarakan yaitu obat ivermectin.</span><br></p><p><span style="font-size: 1rem;">Wakil Ketua Komisi IX DPR Melkiades Laka Lena turut mendorong BPOM untuk menguji efektifitas ivermectin sebagai obat Covid-19.</span><br></p><p><span style="font-size: 1rem;">"Pola penanganan penggunaan obat-obatan yang dilakukan BPOM sekarang ini harus progresif. Kaidah keilmuan dan ketentuan tetap bisa dipakai namun pada saat yang sama juga harus diberikan ruang bagi penggunaan obat-obatan seperti Ivermectin dan lainnya yang lebih terbuka," kata Melki kepada wartawan, Senin (30/8/2021).</span><br></p><p><span style="font-size: 1rem;">DPR juga mendorong BPOM melaksanakan Inpres Nomor 6 tahun 2016 terkait percepatan obat dan alat kesehatan (alkes) Covid-19.</span><br></p><p><span style="font-size: 1rem;">"Inpres ini oleh Pak Jokowi dimaksudkan untuk mempercepat produksi obat dan alkes dalam negeri. Dan dalam kaitan dengan obat, kita mendorong BPOM agar betul-betul membantu, mendampingi, memfasilitasi agar obat-obatan dalam negeri bisa dihasilkan terutama dalam masa pandemi saat ini," ujar Melki.</span><br></p><p><span style="font-size: 1rem;">Menurutnya, hal ini sangat penting agar produk-produk obat dalam negeri yang bermutu, berkasiat, aman, dapat didampingi oleh BPOM sehingga bisa segera dihasilkan dan dipakai agar industri farmasi dalam negeri bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.</span><br></p><p><span style="font-size: 1rem;">"Industri obat dalam negeri harus kita dorong kuat sehingga kita tidak selalu bergantung pada obat-obatan impor. Ini tentu membantu kita dalam kemandirian di sektor kesehatan terutama di sektor farmasi," tandasnya.</span><br></p></p>

BPOM Didorong Cek Efektifitas Ivermectin Sebagai Obat Covid-19

<p>Seorang bocah berusia 5 tahun di Desa Bajang, Kecamatan Bungkal, Ponorogo mengalami luka bakar yang cukup serius. Luka ini dia dapat setelah jajan ice smoke atau es ciki kebul yang malah mengeluarkan api <a href="https://www.inilah.com/ixu">alih-alih es krim</a>.</p><p>Peristiwa ini viral bersumber salah satu akun Instagram <em>@andreli_48</em>, pada Rabu (13/7/2022). Semua berawal ketika korban dan ayahnya, ST (46), melihat pertunjukan Reog Ponorogo di Desa Ngasinan, Kecamatan Jetis, Selasa (12/7/2022).</p><p>Lalu seberapa bahaya ice smoke (es ciki kebul) ini?</p><p>Badan pengawasan obat dan makanan (FDA) AS memperingatkan orang untuk tidak makan es krim nitrogen cair. FDA mengatakan nitrogen cair sangat dingin sehingga bisa berbahaya bagi kesehatan seseorang. Para pejabat mengatakan makan nitrogen cair bisa membakar tenggorokan seseorang karena sangat dingin.</p><p>Dalam beberapa kasus ekstrim, dapat menyebabkan kerusakan internal pada organ. Dokter mengatakan orang harus berhati-hati saat makan makanan manis.</p><p>“Menelan sesuatu yang dingin dapat menyebabkan spasme bronkus, iritasi, iritasi pada lapisan,” kata Sujatha Ramamurthy dari DOCTORS2YOU mengutip <em>NBC</em>, Kamis (14/07/2022).</p><p>Ramamurthy mengatakan bahaya menelan nitrogen cair bisa menjadi ekstrem dengan es krim menjadi negatif 320 derajat.<h3>Luka bakar</h3>Sementara menurut situs <em>pureairemonitoring, </em>Jika secara tidak sengaja tertumpah nitrogen cair pada kulit saat penjual membuat es krim, itu akan berdampak seperti menderita luka bakar yang parah.</p><p>Jika sejumlah nitrogen tetap berada dalam produk jadi, dan pelanggan benar-benar memakan es krim, itu dapat menyebabkan jaringan kerongkongan dan perut membeku.</p><p>"Ini sangat menyakitkan dan sangat berbahaya," tulisnya.</p><p>Di Indonesia, penamaan makanan yang bercampur nitrogen cair itu cukup beragam tergantung bahan makanannya. Dari makanan ringan seperti Chiki, permen, atau es krim.</p><p>Penggunaan nitrogen cair pada makanan sebenarnya sudah sejak 1890-an. Kebanyakan pelaku usaha mengandalkan nitrogen ini sebagai bahan yang membuat makanan cepat beku hanya dalam hitungan menit.</p><p>Nitrogen cair memiliki suhu sangat rendah yakni mendidih pada suhu -196 derajat celsius. Meski berbahaya selama digunakan dalam porsi yang tepat, nitrogen cair aman dijadikan bahan untuk mengolah makanan.<blockquote class="instagram-media" style="background: #FFF; border: 0; border-radius: 3px; box-shadow: 0 0 1px 0 rgba(0,0,0,0.5),0 1px 10px 0 rgba(0,0,0,0.15); margin: 1px; max-width: 540px; min-width: 326px; padding: 0; width: calc(100% - 2px);" data-instgrm-captioned="" data-instgrm-permalink="https://www.instagram.com/p/Cf8n_4xpSHv/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading" data-instgrm-version="14"><div style="padding: 16px;"></p><p> <div style="display: flex; flex-direction: row; align-items: center;"><div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 50%; flex-grow: 0; height: 40px; margin-right: 14px; width: 40px;"></div><div style="display: flex; flex-direction: column; flex-grow: 1; justify-content: center;"><div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; margin-bottom: 6px; width: 100px;"></div><div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; width: 60px;"></div></div></div><div style="padding: 19% 0;"></div><div style="display: block; height: 50px; margin: 0 auto 12px; width: 50px;"></div><div style="padding-top: 8px;"><div style="color: #3897f0; font-family: Arial,sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: 550; line-height: 18px;">View this post on Instagram</div></div><div style="padding: 12.5% 0;"></div><div style="display: flex; flex-direction: row; margin-bottom: 14px; align-items: center;"><div><div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 50%; height: 12.5px; width: 12.5px; transform: translateX(0px) translateY(7px);"></div><div style="background-color: #f4f4f4; height: 12.5px; transform: rotate(-45deg) translateX(3px) translateY(1px); width: 12.5px; flex-grow: 0; margin-right: 14px; margin-left: 2px;"></div><div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 50%; height: 12.5px; width: 12.5px; transform: translateX(9px) translateY(-18px);"></div></div><div style="margin-left: 8px;"><div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 50%; flex-grow: 0; height: 20px; width: 20px;"></div><div style="width: 0; height: 0; border-top: 2px solid transparent; border-left: 6px solid #f4f4f4; border-bottom: 2px solid transparent; transform: translateX(16px) translateY(-4px) rotate(30deg);"></div></div><div style="margin-left: auto;"><div style="width: 0px; border-top: 8px solid #F4F4F4; border-right: 8px solid transparent; transform: translateY(16px);"></div><div style="background-color: #f4f4f4; flex-grow: 0; height: 12px; width: 16px; transform: translateY(-4px);"></div><div style="width: 0; height: 0; border-top: 8px solid #F4F4F4; border-left: 8px solid transparent; transform: translateY(-4px) translateX(8px);"></div></div></div><div style="display: flex; flex-direction: column; flex-grow: 1; justify-content: center; margin-bottom: 24px;"><div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; margin-bottom: 6px; width: 224px;"></div><div style="background-color: #f4f4f4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; width: 144px;"></div></div> <p style="color: #c9c8cd; font-family: Arial,sans-serif; font-size: 14px; line-height: 17px; margin-bottom: 0; margin-top: 8px; overflow: hidden; padding: 8px 0 7px; text-align: center; text-overflow: ellipsis; white-space: nowrap;"><a style="color: #c9c8cd; font-family: Arial,sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: 17px; text-decoration: none;" href="https://www.instagram.com/p/Cf8n_4xpSHv/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading" target="_blank" rel="noopener">A post shared by Andre Li (@andreli_48)</a></p></p><p></div></blockquote><script async src="//www.instagram.com/embed.js"></script></p>

Bikin Bocah Ponorogo Terbakar, Seberapa Bahaya Jajanan Es Ciki Kebul?

<p><p>Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menjelaskan obat oral Molnupiravir yang digadang-gadang sebagai obat Covid-19 harus menjalani tahapan persyaratan BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan). </p><p>Obat ini merupakan salah satu antivirus yang semula dikembangkan untuk penyakit influenza. Namun di kemudian hari diperkirakan efektif dalam penanganan COVID-19. Cara kerja obat ini dengan memicu kesalahan pada proses perbanyakan virus dalam tubuh.</p><p>Saat ini, Molnupiravir dalam proses pengajuan izin kepada Food and Drugs (FDA)  selaku Badan Pengawas Obat di Amerika Serikat. </p><p>“Sama halnya, sebelum dapat digunakan di Indonesia tentu saja obat Molnupiravir terlebih dahulu harus menjalani tahapan yang dipersyaratkan oleh BPOM  (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Mulai dari proses tahapan penemuan dan pengembangan hingga pengawasan keamanan konsumsi obat di masyarakat,” jelas Wiku dikutip dari covid19.go.id, Jakarta, Jumat, (08/10/2021).</p><p>Penting untuk diketahui masyarakat, bahwa pemberian obat pada setiap pasien COVID-19 akan berbeda, menyesuaikan kondisi masing-masing individu termasuk tingkat keparahan gejala yang dirasakan. Karena itu sangat penting untuk mengikuti anjuran dokter dalam menjalani pengobatan. Masih menurut Wiku, tidak disarankan mengkonsumsi obat tanpa pengawasan tenaga kesehatan.</p><p>“Informasi ini penting diketahui masyarakat agar dapat memahami perbedaan peruntukkan  masing-masing produk tersebut,” jelas Wiku.<br></p></p>

Berita terkini dan informasi terbaru hari ini seputar bpom

Bermodus Punya Izin, BPOM Tindak Pelaku Usaha Kosmetik Curang

Pengusaha Air Minum Kemasan Kompak Tolak Rencana Labelisasi BPA

Rencana Labelisasi Kemasan Makanan, BPOM Jangan Tebang Pilih

Bea Cukai dan BPOM Gagalkan Ekspor Obat Tradisional Tanpa Izin Edar

Kasus Mario Teguh, Polda Metro Segera Kirim Sampel Skincare ke BPOM

Pelabelan Bebas BPA Kental Persaingan Usaha yang Beratkan Industri

Nelayan Lombok Timur Temukan Kokain di Laut, Nilainya Rp5 Miliar

INFOGRAFIS: Etilen Oksida, Ancaman Tersembunyi di Balik Penarikan Indomie di 2 Negara

Residu Etilen Oksida dalam Makanan, Sudah Waktunya Atur Standar Internasional

BPOM Pastikan Produk Mie Instan Indonesia yang Ditarik di Taiwan Aman Dikonsumsi

Razia Kosmetik Ilegal di Jakarta Utara, BPOM Sita Produk Senilai Rp7,7 Miliar

Bea Cukai Jambi dan BPOM Amankan Peredaran Obat Tanpa Izin Edar

BPOM Sita 66.113 Produk Pangan Impor Ilegal Salah Satunya Kopi Saset Starbucks

Libur Nataru 2023 BPOM Awasi Distributor Pangan Secara Intensif

Efek EG-DEG, Pembuatan Obat Sirop Jadi Lebih Ketat

Endus Keterlibatan Mafia Obat, Komnas HAM Bakal Panggil BPOM

BPOM dan Kemenkes Harus Tanggung Jawab! PBHI Mengadu ke Komnas HAM

BPOM Imbau Cermati Nilai Gizi di Label Kemasan untuk Cegah Diabetes

BPOM Ungkap Dua Industri Farmasi Sebagai Tersangka

Polri Umumkan Tersangka Kasus Gagal Ginjal Akut Sore Ini

Pemilu 2024

politik

Pilpres 2024

KPK

Pemilu

TENTANG KAMI

INFORMASI

JARINGAN MEDIA