news

arena

hangout

ototekno

empati

gallery

kanal

market

pilot susi air

<p>Pada tahun 2021, pemerintah menetapkan KKB Papua sebagai kelompok teroris. Mengutip <a href="https://www.inilah.com/tag/politik"><i>dpr.go.id</i></a>, Arteria Dahlan dalam Rapat Dengar Pendapat di Gedung DPR RI menjelaskan, “Apresiasi pemerintah menetapkan KKB di Papua sebagai teroris dengan referensi UU Nomor 5 Tahun 2018,”.&nbsp;</p><h2>Lantas, Apa Itu KKB Papua?</h2><p>KKB adalah singkatan dari<a href="https://www.inilah.com/penampakan-pilot-susi-air-bersama-kkb"> Kelompok Kriminal Bersenjata</a>. Kelompok ini sebelumnya dikenal dengan nama Organisasi Papua Merdeka (OPM), yang mana kelompok ini menginginkan Papua lepas dari NKRI.</p><p>Gerakan ini memiliki sejarah panjang dalam melakukan aksi kekerasan dan teror. Korbannya mencakup polisi, anggota TNI, bahkan warga sipil. Oleh karena itu, KBB Papua digambarkan sebagai gerakan separatis yang seringkali memakan korban jiwa sehingga meresahkan warga setempat.&nbsp;</p><h2><strong>Sejarah KKB Papua</strong></h2><p>Seperti yang telah disinggung di awal, sebelum berubah nama menjadi KKB, kelompok ini dulunya dikenal dengan nama Organisasi Papua Merdeka (OPM).</p><p>OPM sudah berdiri sejak tahun 1965 untuk mengakhiri pemerintahan Provinsi Papua dan Papua Barat, yang sebelumnya disebut Irian Jaya.&nbsp;</p><p>Kelompok ini berkeinginan kuat untuk melepaskan diri dari Indonesia. Maka itu, OPM kerap menyuarakan tentang referendum supaya bisa merdeka dari NKRI. Demi melancarkan keinginan tersebut, mereka beberapa kali melakukan <a href="https://www.inilah.com/tag/kriminal">gerakan kriminal</a> yang memakan korban jiwa.&nbsp;</p><p>Pemerintah pun akhirnya mengambil jalan tengah dengan mengeluarkan kebijakan berupa pemberian <a href="https://www.inilah.com/tag/hukum">Otonomi Khusus</a> bagi Papua dan menggelontorkan anggaran besar. Namun, anggaran ini tidak sampai ke lapisan rakyat paling bawah. Hal inilah yang membuat perlawanan OPM menjadi masif dengan melakukan berbagai tindak kriminal.&nbsp;</p><p>Perubahan istilah OPM menjadi KKB juga dimaksudkan untuk mengubah paradigma dalam penanganan kelompok separatis di Papua. Jika ada salah satu anggota kelompok ini tertangkap, alasannya pasti karena kriminalitas.&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><figure class="image"><img src="https://c.inilah.com/2023/02/0214_100244_350d_inilah.com_.jpg" alt="Kelompok Egianus Kogoya 65 Kali Lakukan Aksi Kejahatan, Tiga di Antaranya Pembantaian"><figcaption>Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya - (Foto: Antara)</figcaption></figure><h2><strong>Tujuan KKB Papua</strong></h2><p>Mengutip situs resmi <i>kemhan.go.id</i>, KKB adalah kelompok pro kemerdekaan tanah Papua. Hal tersebut sesuai dengan sejarah terbentuknya KKB. Karena tujuan utamanya adalah ingin melepaskan Papua dari NKRI, maka kelompok ini dianggap sebagai gerakan separatis yang dapat mengancam keutuhan negara.&nbsp;</p><h2><strong>Kasus dan Korban Kejahatan KKB Papua</strong></h2><p>KKB kerap melancarkan aksinya di wilayah pegunungan Papua. Beberapa wilayah yang dianggap rawan dari aksi mereka adalah kabupaten Puncak, Yahukimo, Nduga dan Intan Jaya.&nbsp;</p><p>KBB dinilai sering menimbulkan teror yang meluas terhadap masyarakat sipil di Papua hingga menimbulkan korban jiwa, seperti penyerangan terhadap pekerja, penembakan serta perusakan fasilitas umum, termasuk pembakaran sekolah bahkan rumah warga.&nbsp;</p><p>Sampai saat ini, <a href="https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMKv-qQswnYnCAw?hl=id&amp;gl=ID&amp;ceid=ID%3Aid">aksi KKB Papua</a> masih sulit diberantas karena mereka dibekali senjata layaknya angkatan perang sehingga dibutuhkan prosedur khusus untuk menanganinya.</p><p>Berikut adalah beberapa korban dari tindak kejahatan KKB Papua:</p><h2><strong>1. 8 Teknisi Telkomsel</strong></h2><p>Pada tahun lalu, tepatnya Maret 2022, telah terjadi penembakan terhadap 8 orang pekerja, yang saat itu sedang melakukan perbaikan tower BTS 3 Telkomsel di Kampung Jenggereng, Beoga Barat.&nbsp;</p><h2><strong>2. Pembunuhan Aparat Keamanan</strong></h2><p>Pada Juni 2022, tercatat ada 25 orang yang tewas akibat penembakan yang dilakukan oleh KKB. Dua puluh lima orang itu terdiri 17 masyarakat sipil dan sisanya adalah aparat keamanan TNI-Polri. Tercatat sepanjang tahun 2022, terdapat 13 nama anggota <a href="https://www.inilah.com/selama-2022-13-tni-polri-tewas-tertembus-peluru-kkb-papua">TNI-Polri yang tewas</a> akibat baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata.</p><h2><strong>3. Penembakan 35 Warga Sipil</strong></h2><p>Selain anggota TNI-Polri, warga sipil pun tak luput menjadi korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua ini.</p><p>Terjadi pada 28 Desember 2022, Polda Papua mencatat, terdapat 35 warga tewas yang sebagian besarnya tukang ojek. Peristiwa tersebut terjadi lantaran masih ada tukang ojek yang mengantarkan penumpang ke daerah rawan aksi KKB.&nbsp;</p><h2><strong>4. Penembakan Pesawat Sipil</strong></h2><p>Awal tahun 2023, Kelompok Kriminal Bersenjata kembali melakukan aksinya dengan<a href="https://www.inilah.com/kembali-bikin-onar-gerombolan-kkb-papua-tembaki-pesawat-sipil"> menembaki pesawat sipil</a> yang hendak mendarat di Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.</p><p>Menurut keterangan keamanan setempat, akibat peristiwa ini terdapat 48 korban terdiri dari 35 warga sipil, 10 TNI dan 3 Polri. Sebanyak 27 orang korban luka-luka terdiri dari 10 warga sipil, 14 TNI dan 3 Polri.&nbsp;</p><h2><strong>5. Penyanderaan Pilot Susi Air</strong></h2><p>Kabar terkini, tepatnya 7 Februari 2023 telah terjadi penculikan terhadap <a href="https://www.inilah.com/penampakan-pilot-susi-air-bersama-kkb">Pilot Pesawat Susi Air</a> bernama Philips Mark Methrtens oleh Kelompok Kriminal Bersenjata.</p><p>Menurut keterangan beberapa sumber, motif penculikan ini adalah aksi untuk memperjuangkan kemerdekaan Papua. Hingga saat ini, pemerintah dan aparat keamanan setempat masih terus berupaya untuk melakukan pembebasan terhadap pilot Susi Air tersebut.&nbsp;</p><h2>Kesimpulan</h2><h2>Apa tujuan dari KKB Papua?</h2><p>Menurut situs resmi kemhan.go.id, KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) adalah kelompok yang memperjuangkan kemerdekaan tanah Papua.</p><p>Hal ini sesuai dengan latar belakang terbentuknya KKB. Karena tujuan utamanya adalah memisahkan Papua dari Indonesia, kelompok ini dianggap sebagai gerakan separatis yang dapat membahayakan keutuhan negara.</p><h2>Siapa pendiri KKB Papua?</h2><p>OPM (Organisasi Papua Merdeka) dibentuk pada bulan Desember 1963. Pada awalnya, organisasi ini merupakan gerakan spiritual yang disebut kargoisme.</p><p>Kargoisme adalah kelompok kebatinan yang menggabungkan kepercayaan adat dan Kristen. Kelompok ini didirikan oleh kepala Distrik Demta bernama Aser Demotekay, yang bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan menentang kekerasan. Namun, salah satu pengikut Aser yang bernama Jacob Prai, melanjutkan gerakan tersebut dengan cara kekerasan.</p><p>Kelompok kedua berasal dari Manokwari pada tahun 1964, dan dipimpin oleh seorang tokoh bernama Terianus Aronggear.</p><p>Ia mendirikan organisasi bernama "Organisasi Perjuangan Menuju Kemerdekaan Negara Papua Barat", yang bergerak secara rahasia. Kelak, organisasi yang dipimpin oleh Terianus dikenal sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM).</p><h2>Siapa pemimpin KKB Papua saat ini?</h2><p>Egianus Kogoya. Ia adalah Panglima Komando Daerah Perang III Ndugama adalah bagian dari Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat dan berusia 24 tahun.</p><p>Egianus Kogoya, anak dari tokoh OPM Silas Kogoya yang telah meninggal dunia, menjabat sebagai pemimpin KKB Papua di Kabupaten Nduga.</p><h2>Kenapa KKB Papua tidak bisa diberantas?</h2><p>Salah satu alasan adalah banyak anggota KKB yang menyamar sebagai penduduk setempat di wilayah Papua.</p><p>Selain itu, KKB juga sulit dijangkau oleh pihak kepolisian karena sering beroperasi di wilayah yang menjadi basis kekuatan mereka.</p><p>KKB memiliki pemahaman yang mendalam tentang wilayah tersebut. Hal ini membuat pihak kepolisian kesulitan dalam menjangkau wilayah-wilayah tersebut yang sering menjadi titik kontak senjata.</p><h2>Apa saja kasus KKB Papua?</h2><p>Berikut adalah beberapa kasus kriminal yang dilakukan KKB Papua:</p><ul><li>Penembakan terhadap 8 Teknisi Telkomsel</li><li>Pembunuhan aparat keamanan</li><li>Penembakan 35 warga sipil</li><li>Penembakan pesawat sipil</li><li>Penyanderaan pilot Susi Air</li></ul><p>&nbsp;</p><p><i>Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di </i><a href="https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMKv-qQswnYnCAw?hl=id&amp;gl=ID&amp;ceid=ID%3Aid"><i>Google News</i></a><i>.</i></p>

Mari Kenali Apa Itu KKB Papua, dari Sejarah sampai Tujuannya

<p>Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono mengatakan seorang prajurit TNI masih hilang setelah dihadang dan diserang oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Mugi-Man, Nduga, Papua.</p><p>"Satu orang (masih hilang)," kata Julius di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Jumat (21/4/2023).</p><p>Julius tidak mengungkapkan identitas seorang prajurit TNI yang hilang itu. Hingga saat ini, pihaknya masih melakukan pencarian di sungai sekitar lokasi penyerangan dan jatuhnya empat prajurit TNI yang telah gugur."Nantilah, kasihan keluarganya," tambahnya.</p><p>Sementara itu, empat prajurit dari Yonif 321/GT gugur saat menjalankan operasi pencarian dan penyelamatan pilot Susi Air Phillip Mehrtens, yang disandera KKB sejak Februari 2023. Keempat prajurit yang gugur itu adalah Pratu Miftahul Arifin, Pratu Ibrahim, Pratu Kurniawan, dan Prada Sukra.</p><p>Jenazah prajurit yang gugur itu telah dievakuasi ke Timika pada Rabu malam (19/4/2023) dan kini telah diserahkan ke pihak keluarga masing-masing.</p><p>"Kemarin, sudah disambut Panglima TNI di (Lanud) Halim Pedanakusuma. Satu transit di Solo ke Pacitan, Miftahul Arifin; kemudian yang tiga ke Halim, satu jalan darat menggunakan ambulans ke Karawang, dua naik C295 ke Palembang dan Padang," jelasnya.</p><p>Empat prajurit yang gugur itu tergabung dalam 36 prajurit yang bertugas menyisir wilayah Mugi-man, Nduga, Papua.</p><p>Usai insiden itu, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengumumkan siaga tempur di daerah-daerah di Papua yang dinilai rawan teror dan serangan KKB. Laksamana Yudo menjelaskan bahwa siaga tempur untuk memperkuat naluri bertempur para prajurit, apalagi jika mereka diserang oleh KKB.</p>

Satu Prajurit TNI Masih Hilang Usai Serangan KKB di Nduga

<p>Genap tiga pekan sejak dilaporkan hilang Selasa (7/2/2023) lalu, nasib Pilot Susi Air Philip Mark Merthens masih belum jelas.</p><p>Upaya pembebasan Philip oleh TNI-Polri, hingga melibatkan tokoh-tokoh adat setempat, belum membuahkan hasil. Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya, justru kabur meninggalkan Kabupaten Nduga dan pergi ke hutan pegunungan setelah sempat dikepung.</p><p>Senin (27/2/2023) kemarin, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyebut KKB kerap berpindah-berpindah lokasi, serta membaur dengan masyarakat agar tak terdeteksi.</p><p>"Tidak mudah mengambil kelompok ini karena mereka berbaur dengan masyarakat. Kita akan mengutamakan cara persuasif kita tidak mau masyarakat yang tidak tahu apa-apa menjadi korban," tegas Panglima TNI usai memimpin upacara sertijab Komandan Paspampres, di Jalan Tanah Abang II, Jakarta Pusat.</p><p>Panglima TNI mengatakan bahwa yang dihadapi bukan musuh, tetapi gerombolan yang hidupnya selalu berpindah-pindah dan masyarakat sipil selalu menjadi tamengnya. Belum lagi medan yang harus ditempuh tim penyelamat.</p><p>Sementara itu, pihak kepolisian menyebut komunikasi dengan KKB pimpinan Kogoya terputus setelah mereka melarikan diri. Operasi Damai Cartenz, masih mencari dan menjalankan misi penyelamatan pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut.</p><p>"Masih upaya pencarian pilot Susi Air. Upaya melalui negosiasi namun terputus komunikasi," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo, Senin kemarin.</p><p>Aparat gabungan TNI-Polri kata Ignatius, mengedepankan pendekatan persuasif kepada KKB mengingat keselamatan kapten Philip bisa terancam jika terjadi kontak senjata."Mereka mengancam membunuh pilot apabila KKB pimpinan EK kontak tembah dengan TNI-Polir," ungkapnya.</p><p>Pilot pesawat Susi Air, Kapten Philip Mark Merthens masih disandera oleh KKB usai pesawat yang dibawanya, dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, Selasa (7/2/2023).</p><p>Hingga hari ini, Selasa (28/2/2023), sudah tiga pekan Philip dibawa oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya.</p><p>KKB juga sempat merilis foto dan video yang menunjukkan kondisi pilot berkebangsaan Selandia Baru itu. Philip terlihat dikawal oleh sejumlah pasukan KKB lengkap dengan senjata api dan panah.</p>

Tiga Pekan Pilot Susi Air Disandera KKB, Ini Faktor yang Jadi Kendala

<p>Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Pegunungan didesak turun tangan dan berperan aktif dalam pembebasan <a href="https://www.inilah.com/tag/hukum">pilot Susi Air, Philips Mark Merhtens</a> asal Selandia Baru yang disandera<a href="https://www.inilah.com/kelompok-egianus-kogoya-65-kali-lakukan-aksi-kejahatan-tiga-di-antaranya-pembantaian"> Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)</a> di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Menurut Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Perwakilan Papua, hal itu dibutuhkan agar penanganan secara persuasif bisa lebih optimal sehingga tidak ada lagi kontak senjata.</p><p>Terlebih, penyanderaan pilot yang sudah dua bulan lebih ini hingga kini belum menemui titik terang, bahkan mengakibatkan adanya korban jiwa.</p><p>“Kami menyampaikan bela sungkawa atas insiden yang terjadi pada Sabtu (15/4/2023) yang mengakibatkan enam anggota TNI gugur di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan,” kata Kepala Perwakilan Komnas HAM Provinsi Papua Frits Bernard Ramandey dikutip Antara, Senin (17/4/2023).</p><p>Dia memandang, siklus kekerasan baik fisik dan psikis terjadi secara terus menerus setelah adanya penyanderaan pilot tersebut. Korban tidak hanya masyarakat, tetapi juga dari pihak TNI.</p><p>“Jika siklus ini dibiarkan maka akan memberikan dampak situasi HAM yang semakin buruk, terutama di wilayah pegunungan akan terdampak,” ujarnya.</p><p>Frits mendorong adanya pendekatan secara persuasif. Sebab, kekerasan tidak boleh dibalas dengan kekerasan. Sebab, apabila terjadi hal itu hanya kan menimbulkan kekerasan baru.</p><p>“Pada situasi seperti ini yang paling bertanggung jawab adalah negara, diwakili oleh pemerintah karena itu sesuai dengan arahan dari Presiden Jokowi kepada Panglima TNI dan Kapolri untuk menyelesaikan kasus tersebut sebaiknya mengedepankan upaya persuasif,” katanya lagi.</p><p>Pihaknya juga berharap adanya pembentukan tim yang lebih presentatif dengan otoritas dan bekerja secara baik dengan melaporkan langsung kepada Presiden.</p><p>“Tim tersebut nantinya akan menghadirkan elemen masyarakat dan instansi lokal yang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan semua pihak sehingga menyelesaikan kekerasan bersenjata di Papua,” ujar Frits menambahkan.</p>

Pembebasan Pilot Susi Air, Komnas HAM Minta Pemda Turun Tangan

<p><div>Dua pekan sudah pilot Susi Air berkembangsaan Selendia Baru Kapten Philip Mark Merthens disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua. Meski mengaku sudah mengetahui lokasi penyaderaan, pemerintah Indonesia tetap memilih langkah persuasif dalam pembebasan sandera.</div><div></div><div>"TNI masih berupaya bersama dengan Polri. Ini adalah penegakan hukum, tidak langsung operasi militer. Hal ini tentunya tetap mengedepankan penegakan hukum. Karena ini orang asing yang disandera KKB, tetap diupayakan dengan cara-cara persuasif," kata Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono usai melaksanakan olahraga bersama di GOR Praja Raksaka, Denpasar, Bali, Rabu (22/2/2023).</div><div></div><div>Sejauh ini, menurut Yudo, negosiasi tersebut terus berjalan dengan perantara bupati, tokoh adat, dan tokoh masyarakat sambil memberikan pengamanan kepada masyarakat di daerah tempat penyanderaan tersebut.</div><div></div><div>"Kita harus melaksanakan dengan negosiasi. TNI utamakan tokoh-tokoh daerah dan tokoh masyarakat. TNI tidak bisa selesaikan masalah ini dengan cara militer karena ini dalam situasi damai, dan di Papua ini ada masyarakatnya juga. Jangan sampai masyarakat ini terdampak," kata Panglima TNI.</div><div></div><div>Dia mengatakan bahwa pihaknya tidak menambah pasukan untuk melakukan penindakan terhadap KKB pimpinan Egianus Kogoya yang menyandera Kapten Philip Mark Merthens.</div><div></div><div>"TNI tidak mengerahkan pasukan. Itu kemarin pergantian pasukan yang sudah ada di sana yang memang ditugaskan di sana," katanya menjelaskan.</div><div></div><div>Selain mengamankan warga sekitar, TNI/Polri juga melakukan penjagaan ketat di sejumlah fasilitas publik agar tidak ada lagi perusakan yang diakibatkan oleh kelompok kriminal bersenjata tersebut.</div><div></div><h2>KKB Kelompok Kecil</h2><div>Yudo Margono pun meminta agar KKB tidak dibesar-besarkan sebagai sebuah gerakan mayoritas masyarakat yang ingin supaya Papua merdeka.</div><div></div><div>Ia meyakini masyarakat Papua menginginkan situasi yang kondusif untuk mendukung kehidupan mereka sendiri.</div><div></div><div>"Yang ini jangan dibesar-besarkan, nanti dia (KKB) makin senang. Masyarakat Papua saya yakin mayoritas menginginkan kedamaian, ingin hidup yang layak, ingin membesarkan putra/putrinya pada masa depan mereka," kata dia.</div><div></div><div>Bahkan, Yugo Margono menyebutkan bahwa KKB adalah kelompok kecil yang bertindak seperti preman yang melakukan tindakan memeras masyarakat dengan teror.</p><p>Pola yang dibangun oleh kelompok tersebut, kata dia, terus berulang ketika kehabisan dana.</div><div></div><div>"Ini kelompok kecil, jangan terlalu dibesar-besarkan kadang-kadang. Jadi, kalau di Jawa atau di luar daerah itu kayak preman," kata Panglima yang didampingi oleh Kepala Kepolisian Daerah Bali Inspektur Jenderal Polisi Putu Jayan Danu Putra dan Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Sonny Aprianto.</div><div></div><div>Panglima melanjutkan, "Mereka menekan masyarakat, meminta uang. Nanti kalau sudah kehabisan duit, naik lagi, bakar-bakar, menekan masyarakat lagi. Begitu terus. Menurut saya jangan dibesar-besarkan."</div></p>

Berita terkini dan informasi terbaru hari ini seputar pilot susi air

Pilot Susi Air Tujuh Bulan Disandera KKB, Polisi Pastikan Tak Ada Anggaran Khusus

Kapolda Papua Ungkap Kondisi Kesehatan Pilot Susi Air yang Masih Disandera KKB

TNI Beri Sinyal Ada Kabar Baik Soal Pilot Susi Air, Berhasil Dibebaskan dari KKB?

Panglima TNI Tegaskan Operasi Pembebasan Pilot Susi Air Lewat Jalan Damai

Pilot Susi Air Sehat, Proses Negosiasi Libatkan Keluarga Egianus Kogoya

Soal Pembebasan Pilot Susi Air, Moeldoko: Kalau Ngawur Timbul Korban Repot!

Sudah 17 Pekan Pilot Susi Air Disandera, Negosiasi Damai Masih Tetap Jadi Prioritas

Zulhas Jumpa Mendag Selandia Baru, Bahas APEC hingga Pilot Susi Air

Satu Prajurit TNI Masih Hilang Usai Serangan KKB di Nduga

Pembebasan Pilot Susi Air, Komnas HAM Minta Pemda Turun Tangan

Operasi Penyelamatan Pilot Susi Air Terkendala Cuaca

Area Pencarian Pilot Susi Air Diperluas, Tim Damai Cartenz Waspadai Sosok Kogoya

Kapolda Papua Yakini Pilot Susi Air yang Disandera Masih di Nduga dan Lanny Jaya

Komentari Penyanderaan Pilot Susi Air, Jokowi: Keselamatan yang Utama

Cegah Korban, Polda Papua Perhitungkan Matang Upaya Pembebasan Pilot Susi Air

Polisi Sisir Kabupaten di Papua Demi Bebaskan Pilot Susi Air dari KKB

Pilot Susi Air: OPM Akan Bebaskan Saya Setelah Papua Merdeka

Tolak Bantuan Selandia Baru, Panglima TNI Pede Bisa Temukan Pilot Susi Air

Satgas Perluas Area Pencarian Pilot Susi Air sampai Lanny Jaya

Susah Sinyal Jadi Kendala Komunikasi Satgas Bebaskan Pilot Susi Air dari KKB

Pemilu 2024

politik

Pilpres 2024

KPK

Pemilu

TENTANG KAMI

INFORMASI

JARINGAN MEDIA