news

arena

hangout

ototekno

empati

gallery

kanal

market

saudi

Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) merupakan pembeli lukisan Yesus Kristus atau 'Salvator Mundi' yang dibuat Leonardo da Vinci. Lukisan itu diketahui memiliki harga US$450,3 juta atau setara Rp6,9 triliun.Kabar tersebut disampaikan oleh pejabat AS dan Arab Saudi yang familiar dengan pembelian itu pada 2017.The New York Times melansir, pembeli lukisan tersebut yang terdaftar adalah Pangeran Bader bin Abdullah bin Mohammed bin Farhan al-Saud.Namun, beberapa orang yang familiar dengan pembelian ini mengatakan MbS, yang notabene adalah sahabat dari Pangeran Bader, mendanai pembelian lukisan tersebut.Merespons kabar tersebut, Pangeran Bader mengatakan, "Saya terkejut ketika membaca laporan terkait saya dari surat kabar The New York Times dan informasi yang aneh dan tidak akurat dalam berita itu."Namun, pernyataan Pangeran Bader tidak mengangkat soal lukisan tersebut atau mengakui apakah ia benar-benar membeli karya seni itu.Sementara itu, seorang pejabat Kedutaan Besar Arab Saudi di Washington menolak mengomentari kabar ini.<img class="aligncenter wp-image-97412 size-full" src="https://c.inilah.com/2022/10/1013_110513_5976_inilah.com_.jpg" alt="Saudi Yesus" width="1170" height="656" />Di sisi lain, pembelian gambar Yesus Kristus buatan Leonardo da Vinci ini dinilai melanggar sensibilitas dan melanggar aturan kerajaan Saudi yang ultra-konservatif.Gambar 'Salvator Mundi' ini merupakan gambaran hormat dari Yesus Kristus sebagai juru selamat. Namun, Islam percaya Yesus bukanlah penyelamat, tetapi seorang nabi.Ulama Saudi juga mengajarkan bahwa Islam melarang karya seni apapun yang mewakili manusia, pun penggambaran salah satu nabi secara khusus merupakan hal yang dilarang.Sementara itu, Pangeran Bader sendiri tak diketahui memiliki sumber kekayaan yang mampu membuatnya membeli lukisan itu. Ia juga tak memiliki rekam jejak sebagai kolektor seni.

Putra Mahkota Saudi Punya Koleksi Lukisan Yesus Seharga Rp6,9 Triliun

Arab Saudi akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak perdamaian yang diselenggarakan Ukraina pada awal Agustus. Pertemuan tersebut bertujuan untuk mencari cara dalam memulai negosiasi terkait agresi Rusia, kata seorang pejabat Sabtu (29/7/2023). Kerajaan Saudi dan Ukraina tidak segera mengakui rencana pembicaraan tersebut.Konferensi tingkat tinggi (KTT) itu akan diadakan di Jeddah, kota pelabuhan Laut Merah, kata pejabat itu, yang meminta identitasnya untuk tidak diungkap.Mereka yang ambil bagian dalam KTT itu adalah termasuk Ukraina, Brasil, India, Afrika Selatan, dan beberapa negara lain, kata pejabat itu. Seorang pejabat tingkat tinggi dari pemerintahan Presiden AS Joe Biden juga diharapkan hadir. Acara tersebut diawasi oleh Ukraina dan Rusia tidak akan diundang, kata pejabat itu.Namun, perincian mengenai pertemuan tersebut masih dalam pembicaran dan belum ada tanggal resmi penyelenggaraan. Wall Street Journal, yang pertama kali melaporkan tentang pertemuan tersebut, menyebutkan bahwa KTT itu akan berlangsung pada 5-6 Agustus dengan dihadiri sekitar 30 negara.Pejabat Saudi tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Associated Press, begitu pula Kedutaan Besar Ukraina di Riyadh. Berita tentang KTT itu muncul setelah penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengunjungi Saudi pada Kamis (27/7/2023).Pejabat yang berbicara kepada Associated Press mengatakan KTT itu akan menjadi langkah selanjutnya setelah pembicaraan yang berlangsung di Kopenhagen pada Juni.Saudi sebagai tuan rumah KTT tersebut menyusul kehadiran Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada pertemuan puncak Liga Arab di Jeddah pada Mei lalu. Saat itu negara-negara Arab menyatakannya dukungan mereka untuk Kiev. Negara-negara Arab sebagian besar tetap mengambil posisi netral sejak Rusia melancarkan perang di Ukraina pada Februari 2022, sebagian dikarenakan oleh hubungan militer dan ekonomi mereka dengan Moskow.Arab Saudi juga mempertahankan hubungan dekat dengan Rusia sebagai bagian dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau OPEC+ (The Organization of the Petroleum Exporting Countries). Pemotongan produksi minyak oleh OPEC, bahkan ketika perang Moskow di Ukraina meningkatkan harga energi, membuat marah Biden dan anggota parlemen AS.Namun, menggelar pembicaraan semacam itu juga membantu meningkatkan profil Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), yang telah berusaha mengurangi ketegangan dengan Iran dan mendorong perdamaian dalam perang berkepanjangan Kerajaan di Yaman.Namun, hubungan antara Riyadh dan Barat juga tetap tegang karena kasus pembunuhan dan mutilasi kolumnis koran Washington Post, Jamal Khashoggi, di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki pada 2018. Agen intelijen AS menilai pembunuhan tersebut merupakan perintah Pangeran MbS. [WSJ/AP/VOA]

Arab Saudi Bakal Jadi Tuan Rumah KTT Perdamaian Ukraina di Awal Agustus

Iran menunjuk diplomat senior Alireza Enayati sebagai duta besar baru untuk Arab Saudi setelah kedua negara sepakat menormalisasi hubungan diplomatik dua bulan lalu.Mengutip Anadolu Agency, Enayati menjadi dubes pertama Iran untuk Arab Saudi setelah hampir tujuh tahun hubungan diplomatik kedua negara terputus.Enayati sebelumnya menjabat Asisten Menteri Luar Negeri dan Direktur Jenderal untuk Teluk Arab pada Kementerian Luar Negeri Iran.Pada 10 Maret 2023, Riyadh dan Teheran menyatakan telah membuka ke bali hubungan diplomatik dan kedutaan besarnya masing-masing dalam kesepakatan yang ditengahi China.Pada bulan lalu, Saudi dan Iran saling melakukan kunjungan resmi untuk membahas dan mengatur pembukaan kembali kedutaan dan konsulat mereka setelah ditutup tujuh tahun.Iran dan Saudi memutuskan hubungan diplomatik pada Januari 2016 setelah Kedutaan Besar Saudi di Teheran diserang sekelompok orang akibat eksekusi mati ulama Syiah Sheikh Nimr Baqir al-Nimr oleh Saudi.

Iran Tunjuk Dubes untuk Arab Saudi Setelah Kosong Tujuh Tahun

Pangeran Saud al-Shaalan, sepupu Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS), menjadi sorotan karena <a href="https://www.inilah.com/polemik-minyak-pangeran-saudi-ancam-as-dengan-jihad-dan-martir">mengancam bakal melancarkan jihad</a> ke Barat menyusul ketegangan Saudi dan AS terkait produksi minyak.Dalam sebuah video, al-Shaalan menyatakan bahwa "Siapa pun yang menentang eksistensi kerajaan, kami akan melakukan jihad dan mati sebagai martir."Video ini disebarkan oleh <a href="https://twitter.com/aalodah">Abdullah Alaoudh</a>, aktivis hak asasi manusia Saudi yang juga merupakan bagian dari kelompok Demokrasi di Dunia Arab Sekarang. Kelompok tersebut dibentuk oleh mendiang jurnalis Jamal Khashoggi.Seperti diwartakan Middle East Eye, Senin (17/10/2022), al-Shaalan melontarkan pernyataan ini kala hubungan Arab Saudi dan AS memburuk imbas keputusan OPEC+ memangkas produksi minyak.<h2>Siapakah Pangeran Saud al-Shaalan?</h2>Saud al-Shaalan cucu dari pendiri Kerajaan Arab Saudi, Raja Abdul-aziz. Dengan demikian, ia merupakan sepupu Putra Mahkota MbS.Namun, pengamat politik Timur Tengah Ali Shihabi menyatakan bahwa al-Shaalan merupakan bangsawan kecil yang tak memiliki peran resmi dalam kerajaan.Shihabi juga mengungkapkan al-Shaalan sebetulnya bukan 'pangeran' dari keluarga kerajaan Al-Saud, tetapi hanya bangsawan suku."Dia [al-Shaalan] menikah dengan seorang putri, tetapi sekali lagi, itu tidak membuatnya otomatis menjadi pangeran. Dia menonjol secara sosial, tetapi tidak memiliki posisi resmi," kata Shihabi di Twitter.Ia pun menegaskan bahwa ancaman al-Shaalan tak bisa diartikan sebagai pernyataan resmi dari pemerintah."Ini merupakan individu pribadi yang mengungkapkan pernyataan personal yang tak memiliki hubungan apapun dengan negara," cuit Shihabi.

Siapa Pangeran Saud Al-Shaalan yang Ancam Lancarkan Jihad ke Barat?

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS) ditunjuk sebagai perdana menteri. Jabatan ini secara tradisional dipegang oleh Raja.Mengutip AFP, Rabu (28/9/2022), keputusan pergantian posisi di pemerintahan ini diterbitkan oleh Saudi Press Agency pada Selasa (27/9/2022) malam waktu setempat.MbS telah menjadi penguasa de facto kerajaan selama beberapa tahun. Sebelumnya ia menjabat sebagai wakil perdana menteri di bawah sang ayah Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud.Ia juga menjabat sebagai menteri pertahanan yang kini posisi tersebut diisi oleh adiknya, Khalid bin Salman, yang sebelumnya adalah wakil menteri pertahanan.Berusia 37 tahun, MbS berada di urutan pertama untuk menggantikan ayahnya sebagai raja sejak 2017 lalu.Arab Saudi telah bertahun-tahun berusaha untuk meredam spekulasi mengenai kesehatan Raja Salman yang berusia 86 tahun.Raja Salman telah dirawat di rumah sakit dua kali sepanjang tahun ini. Terakhir ia dirawat selama satu minggu pada Mei 2022.MbS kini tengah melakukan perubahan fundamental di Saudi. Ia mengizinkan beragam aktivitas yang sebelumnya dilarang, seperti kaum wanita boleh mengemudi mobil.Sang Putera Mahkota juga sedang membangun berbagai proyek besar di bidang pariwisata. Ia akan mengizinkan penjualan dan konsumsi minuman beralkohol wine, koktail, hingga sampanye di sebuah resor di Kota Neom.

Berita terkini dan informasi terbaru hari ini seputar saudi

Saudi Jatuhi Hukuman Mati Pria yang Tuding Pemerintahan MbS Korup di Medsos

Persaingan Ketat China-AS di Arab Saudi

Arab Saudi Bakal Jadi Tuan Rumah KTT Perdamaian Ukraina di Awal Agustus

Arab Saudi Panggil Kuasa Usaha Denmark atas Pembakaran Alquran

Perusahaan Saudi Lirik Investasi Kebun Sawit RI

Arab Saudi Tangkap Ulama Ternama, Diduga karena Kritik Konser Musik

Arab Saudi Sepakat Beli Drone Turki

Saudi Tegaskan Tak Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Solusi bagi Palestina

Otoritas Arab Saudi Sita 410 Ribu Pil Amfetamin di Jeddah

Apakah AS Masih Penting bagi Arab Saudi?

Arab Saudi Luncurkan Visa Elektronik bagi WNI

RI Intensif Garap Ekspor Minyak Goreng ke Arab Saudi

Iran Tunjuk Dubes untuk Arab Saudi Setelah Kosong Tujuh Tahun

Mesra Usai Rujuk, Saudi-Iran Saling Ucapkan Selamat Idul Fitri

Menlu Arab Saudi dan Iran Segera Bertemu Persiapkan Pembukaan Kedutaan

Uji Kertas Lakmus pada Kesepakatan Arab Saudi dengan Iran

Ikuti Saudi, Oman Buka Jalur Udara untuk Maskapai Israel

PM Netanyahu: Berdamai dengan Saudi Bisa Akhiri Konflik Arab-Israel

Ronaldo Vs Messi Hanya Permulaan Perubahan di Arab Saudi

250 Perempuan Arab Saudi Siap Bergabung dengan Pasukan Khusus Militer

Pemilu 2024

politik

Pilpres 2024

KPK

Pemilu

TENTANG KAMI

INFORMASI

JARINGAN MEDIA