news

arena

hangout

ototekno

empati

gallery

kanal

market

Suku Bunga

<p>Berencana untuk mengajukan pinjaman KTA (kredit tanpa agunan) di bank? Kenali terlebih dahulu jenis-jenis bunga pinjaman bank dan juga bagaimana cara menghitungnya.</p><p>Menghitung bunga pinjaman sangat penting untuk yang berencana mengajukan pinjaman. Tujuannya agar Anda tidak keliru dalam mengelola utang. Selain itu Anda juga bisa mendapatkan gambaran jumlah cicilan yang harus dibayar per bulannya.<h2><strong>Jenis-Jenis Suku Bunga Pinjaman Bank</strong></h2>Penghitungan bunga bisa berbeda-beda tergantung dari jenis <a href="http://www.dbs.id/id/treasures-id/kta/pinjaman-dbs-kta.page?cid=id_bh_DBS_seoKTA_KTA_Inilah_01042022"><strong>bunga pinjaman bank</strong></a> itu sendiri. Namun sebelum membahas cara menghitungnya, alangkah baiknya kami jelaskan terlebih dahulu jenis-jenisnya berikut ini:<h3>1. Jenus suku buna <em>flat</em></h3>Yang pertama ini merupakan suku bunga yang paling populer saat ini. Bunga pinjaman bank berjenis <em>flat </em>biasanya diterapkan untuk kredit jangka pendek seperti KTA.</p><p>Selain untuk KTA, suku bunga yang satu ini juga biasa digunakan pada kredit mobil, motor, dan sejenisnya.</p><p>Perhitungan ini biasanya merujuk pada pokok pinjaman di awal pada setiap periode angsuran. Metode penghitungannya juga tergolong sederhana.<h3>2. Jenis suku bunga floating</h3>Sesuai namanya, suku bunga mengambang atau <em>floating </em>memiliki sifat yang fleksibel. Artinya suku bunga mengambang ini bisa berubah-ubah mengikuti besaran suku bunga di pasaran.</p><p>Ketika suku bunga di pasaran turun, maka jenis suku bunga <em>floating </em>juga akan ikut turun, begitu juga sebaliknya.<h3>3. Jenis suku bunga <em>fixed</em></h3>Bunga tetap atau <em>fixed </em>adalah suku bunga yang bersifat tetap. Artinya suku bunga ini tidak akan perubahan sampai akhir masa cicilan.</p><p>Contohnya, jika Anda mengambil tenor 2 tahun, maka beban bunganya tetap sama, tidak akan naik maupun turun.<h3>4. Jenis suku bunga efektif</h3>Suku bunga yang berikut ini berbeda dari sebelum-sebelumnya. Bunga efektif adalah suku bunga yang dihitung dari sisa jumlah pokok pada setiap bulan yang sudah dikurangi dengan penyusutan utang.</p><p>Sederhananya, semakin sedikit sisa pinjaman nasabah, maka bunganya pun akan semakin rendah.<h3>5. Jenis suku bunga anuitas</h3>Bunga anuitas merupakan jenis suku bunga yang biasa digunakan untuk menyamakan jumlah angsuran pokok yang harus dibayarkan setiap bulan.</p><p>Pada awal periode, suku bunga anuitas biasanya cenderung besar. Akan tetapi, pada akhir periode akan semakin sedikit.</p><p>Dari kelima jenis bunga di atas, hanya ada 3 bunga pinjaman bank yang biasa digunakan. Adapun ketiga jenis bunga tersebut yaitu <em>flat, </em>efektif dan anuitas yang akan kami bahas cara menghitungnya di sini.<h2><strong>Cara Menghitung Suku Bunga Pinjaman <em>Flat</em></strong></h2>Cara menghitung bunga bank yang pertama mari kita mulai dari yang paling populer terlebih dahulu, yaitu bunga <em>flat</em>. Caranya sendiri tergolong mudah dan bisa dilakukan sendiri oleh Anda.</p><p>Sistem perhitungan bunga <em>flat </em>ini mengacu pada besaran pokok awal pinjaman. Hal tersebut sudah kami jelaskan pada point jenis-jenis suku bunga di atas, ya.</p><p>Alasan kenapa menghitung suku bunga pinjaman bank ini mudah yaitu besaran nilai bunga dan pokok cicilan bulanan tetap sama. Berikut cara sekaligus contoh perhitungannya.<ul> 	<li>Perhitungan menggunakan rumus: bunga per bulan = (pokok pinjaman x suku bunga x total tenor)/jumlah bulan dalam jangka waktu cicilan.</li></ul>Contohnya Anda meminjam uang Rp100.000.000 untuk modal usaha. Kemudian memilih masa tenor 12 bulan dengan suku bunga 10 persen untuk setahun, maka:<ul> 	<li>Pokok pinjaman per bulan = Rp100.000.000/12 = Rp8.333.333,33. Dibulatkan menjadi Rp8.330.000.</li> 	<li>Bunga per tahun = Rp100.000.000 x 10% = Rp10.000.000</li> 	<li>Bunga per bulan = Rp10.000.000/12 = Rp833.333,333. Dibulatkan menjadi Rp830.000</li></ul>Jadi jumlah cicilan per bulan yang harus Anda bayarkan dari jumlah Rp100.000.000 adalah:<ul> 	<li>330.000 + Rp830.000 = Rp9.160.000.</li></ul><h2><strong>Cara Menghitung Suku Bunga Efektif</strong></h2>Cara menghitung bunga bank jenis bunga efektif sedikit sulit dibandingkan bunga <em>flat</em>. Pasalnya, jenis suku bunga efektif besarannya semakin mengecil setiap bulannya. Hal tersebut dikarenakan suku bunga ini menghitung besaran bunga berdasarkan sisa pokok utang yang belum dibayarkan.</p><p>Ada rumus mudah untuk menghitung bunga pinjaman bank yang efektif. Adapun rumus yang digunakannya adalah sebagai berikut:<ul> 	<li>Bunga = Sisa Pokok Pinjaman Bulan Sebelumnya x Suku Bunga per Tahun x 30 hari/360 hari.</li></ul>Kita ambil contoh misalnya Anda mengajukan kredit sebesar Rp240.000.000 dengan bunga 10 persen untuk 12 bulan. Maka perhitungannya adalah<ul> 	<li>Angsuran bulanan pokok = Rp240.000.000/12 = Rp20.000.000</li> 	<li>Bunga pada bulan ke-1= (Rp240.000.000 – (1-1) x Rp20.000.000) x 10%/12=Rp2.000.000.</li> 	<li>Total cicilan di bulan ke-1 yaitu: Rp20.000.000 + Rp2.000.0000 = Rp22.000.000.</li> 	<li>Cicilan bunga bulan ke-2= (Rp240.000.000 – (2-1) x Rp20.000.000 x10%/12 = Rp1.833.333.</li> 	<li>Total cicilan bunga bulan ke-2 adalah = (Rp240.000.0000 – (2-1) x Rp20.000.000 + 1.8333.333 = Rp21.8333.333.</li></ul>Proses penghitungan untuk bulan-bulan selanjutnya tetap sama seperti di atas. Contoh untuk cicilan ke-12 menggunakan rumus (Rp240.000.000 – (12-1) x Rp20.000.000) x 10%/12.</p><p>Silahkan hitung sampai akhir masa cicilan yang Anda pilih dengan menggunakan rumus di atas untuk mengetahui nilai bunga dan angsuran setiap bulannya.<h2><strong>Cara Menghitung Suku Bunga Anuitas</strong></h2>Sama seperti suku bunga efektif, bunga pinjaman bank berjenis suku bunga anuitas ini tergolong sulit untuk dihitung. Akan tetapi, ada rumus yang bisa memudahkan Anda untuk menghitungnya.</p><p>Bunga anuitas juga relatif berbeda-beda. Itulah kenapa proses penghitungannya pun berbeda-beda juga. Namun perbedaannya hanya sebatas pada besaran cicilan pokok pinjaman pada bunga anuitas relatif meningkat, sementara itu besaran bunganya akan menurun.</p><p>Sistem bunga semacam ini dibuat untuk meringankan nasabah saat melunasinya. Adapun rumusnya yaitu”<ul> 	<li>Sisa Pokok Pinjaman Bulan Sebelumnya x Suku Bunga Tahunan x (30 hari/360 hari).</li></ul>Kita ambil contoh misalnya Anda meminjam uang sebesar Rp100.000.000 untuk kebutuhan modal. Sementara bunganya yaitu 12% per 24 bulan. Maka perhitungannya adalah:<ul> 	<li>TA = P x i/1-(1+i)⁻ⁿ</li> 	<li>TA = 100.000.000 x 12%:12 1-(1+0,01)⁻²⁴</li> 	<li>TA = 100.000.000 x 0,0470734722</li> 	<li>TA= 4.707.347,22</li></ul><strong>Keterangan:</strong><ul> 	<li>TA=Total Angsuran</li> 	<li>n= Jangka Waktu Pinjaman</li> 	<li>P= Pokok Pinjaman</li> 	<li>i= Suku Bunga</li></ul>Kita bulatkan nilainya menjadi Rp4.707.350. Jumlah pokok+bunga nilainya akan tetap. Hanya saja besaran pokok dan bunga yang berubah-ubah. Kita ambil contoh untuk angsuran dari bulan satu hingga bulan ketiga di bawah ini:<table width="602"><tbody><tr><td width="119">Angsuran</td><td width="178">Pokok</td><td width="151">Bunga</td><td width="154">Pokok+Bunga</td></tr><tr><td width="119">1</td><td width="178">Rp.3.707.350</td><td width="151">Rp1.000.000</td><td width="154">Rp4.707.350</td></tr><tr><td width="119">2</td><td width="178">Rp3.744.424</td><td width="151">Rp962.927</td><td width="154">Rp4.707.350</td></tr><tr><td width="119">3</td><td width="178">Rp.3.781.868</td><td width="151">Rp925.482</td><td width="154">Rp4.707.350</td></tr></tbody></table>Anda bisa lihat bahwa tidak ada perubahan pada pokok pinjaman + bunga yang harus dibayarkan setiap bulannya. Pasalnya perubahan angka pada pokok pinjaman akan diimbangi dengan menurunya suku bunga per bulan.<h2><strong>Manfaat Mengetahui Cara Menghitung Bunga Bank yang Benar</strong></h2>Proses menghitung suku bunga pinjaman ternyata memiliki sejumlah manfaat. Terutama bagi Anda yang ingin mengajukan pinjaman dalam jumlah yang besar, proses penghitungan akan memudahkan Anda untuk memilih dana yang sesuai. Adapun manfaat-manfaatnya lainnya seperti:<h3>1. Menilai kesiapan finansial</h3>Dengan mengetahui besaran bunga pada sebuah pinjaman, maka sedikitnya Anda bisa melakukan persiapan keuangan. Pasalnya, semakin tinggi bunganya, maka semakin besar juga cicilannya.</p><p>Dengan begitu Anda bisa memilih produk pinjaman yang tepat dan sesuai dengan kemampuan finansial. Anda juga bisa memperhitungkan kemampuan finansial sebelum mengambil pinjaman jika tahu berapa besaran bunga dan angsurannya.<h3>2. Membantu memilih tenor yang tepat</h3>Biasanya, besaran bunga berbeda-beda tergantung tenor atau masa cicilan. Semakin panjang tenornya, bunganya biasanya semakin kecil. Namun sebaliknya, semakin pendek tenornya biasanya bunganya semakin besar.</p><p>Tenor yang panjang maupun yang pendek punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dengan menghitungnya besar bunga dan angsurannya, maka Anda bisa memilih tenor yang tepat dan sesuai kemampuan keuangan.<h2><strong>Rekomendasi Pinjaman dengan Suku Bunga Rendah  </strong></h2>Semakin rendah suku bunga yang Anda dapatkan, maka semakin kecil juga cicilannya. Maka dari itu, pilihlah pinjaman di bank yang kompetitif agar cicilan per bulan yang Anda bayarkan bisa lebih ringan.</p><p>Salah satu produk pinjaman berupa KTA (Kredit Tanpa Agunan) yang banyak direkomendasikan saat ini adalah <a href="https://www.dbs.id/digibank/id/id/default.page?cid=id_bh_DBS_seoKTA_KTA_Inilah_01042022"><strong>DBS KTA</strong></a>. Selain menawarkan suku bunga yang kompetitif dan relatif rendah, juga menawarkan pencairan dana yang besar.</p><p>DBS KTA bisa Anda jadikan sebagai solusi untuk modal usaha maupun beberapa kebutuhan keuangan.<h2><strong>Apa Kelebihan DBS KTA?</strong></h2>Tidak semata-mata banyak yang merekomendasikan jika tidak memiliki banyak kelebihan. Adapun kelebihan-kelebihannya yaitu seperti:<h3>1. Pencairan dana pinjaman relatif besar</h3>Anda bisa mendapatkan dana pinjaman hingga Rp300.000.000 di DBS KTA. Itulah kenapa pinjaman dari DBS KTA ini bisa Anda gunakan untuk berbagai <a href="https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMKv-qQswnYnCAw?hl=id&gl=ID&ceid=ID%3Aid">kebutuhan finansial</a> termasuk sebagai modal usaha.<h3>2. Suku bunga <em>flat</em></h3>Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bunga pinjaman bank <em>flat </em>ini tidak akan berubah-ubah sampai akhir masa cicilan. Suku bunga yang ditawarkannya mulai dari 0,88% per bulan.<h3>3. Bebas menentukan lama cicilan</h3>Lama cicilan di DBS KTA bisa mencapai 36 bulan. Silahkan Anda pilih tenor atau masa cicilan sesuai dengan kemampuan finansial.<h3>4. Persyaratan tidak ribet</h3>Proses pengajuan pinjaman di DBS KTA sangat mudah. Persyaratannya yaitu memiliki e-KTP, NPWP, berpenghasilan minimum Rp5.000.000 per bulan dan memiliki kredit bank lain dengan limit paling sedikit Rp10.000.000. Serta berdomisili di Jabodetabek.<h2><strong>Bagaimana Proses Pengajuan Pinjaman di DBS KTA?</strong></h2>Tertarik untuk mengajukan pinjaman di DBS KTA? Caranya sangat mudah sekali. Berikut sudah kami rangkum untuk Anda bagaimana cara mengajukannya di bawah ini:<ol> 	<li>Masuk ke halaman situs www.dbs.id.</li> 	<li>Cari dan klik menu “Ajukan Sekarang” untuk memulai proses pengajuan pinjaman.</li> 	<li>Isi data diri singkat pada <em>form online</em> yang sudah disediakan.</li> 	<li>Klik “Kirim” yang berada di bawah <em>form</em>.</li> 	<li>Tunggu pihak DBS KTA menghubungi Anda melalui telepon untuk melanjutkan proses persetujuan pinjaman.</li> 	<li>Lampirkan formulir fisik yang sudah Anda tandatangani.</li> 	<li>Fotokopi e-KTP.</li> 	<li>Fotokopi NPWP.</li> 	<li>Kartu kredit bank lain dengan minimum limit Rp10.000.000.</li> 	<li>Tunggu 3 hingga 5 hari kerja, Anda akan mendapatkan notifikasi via SMS bahwa pinjaman Anda sudah disetujui dan dicairkan.</li></ol>Sebagai tambahan, kriteria umum nasabah pinjaman DBS KTA yaitu minimal harus sudah berusia 21 tahun dan maksimal 55 tahun. Selain itu, juga harus memiliki syarat lama bekerja sebagai karyawan tetap minimal 1 tahun dan untuk wiraswasta minimal 2 tahun.<h2><strong>Kesimpulan</strong></h2>Cara menghitung suku bunga pinjaman bank berbeda-beda tergantung dari jenisnya. Meski begitu, ada rumus yang bisa membantu Anda untuk menghitungnya.</p><p>Di sisi lain, menghitung suku bunga memiliki manfaat untuk menilai kesiapan dan kesanggupan finansial sebelum mengajukan pinjaman.</p><p>Sedang mencari bunga pinjaman bank yang kompetitif dan relatif rendah? DBS KTA adalah solusi yang paling ideal! Selain itu, pencairan dananya hingga ratusan juta rupiah. Yuk, ajukan pinjaman sekarang juga.</p>

Praktis! Ini Cara Menghitung Bunga Bank yang Benar

<p>Bank sentral AS, Federal Reserve (Fed) menilai untuk mengendalikan inflasi saat ini, tidak harus menaikkan suku bunga bagi sektor perbankan. Skenario terburuk sudah tidak menjadi fokus utama sektor tersebu</p><p>Saat ini di sektor perbankan masih mengalami beban untuk itu tingkat suku bunga tidak harus terlalu tinggi untuk mengendalikan inflasi. "Jadi kebijakan kami mungkin tidak perlu naik. sebagai upaya lakukan stabilitas keuangan sehingga membantu menenangkan kondisi di sektor perbankan. Di sisi lain, kondisi kredit yang lebih ketat dan cenderung membebani pertumbuhan ekonomi, perekrutan dan inflasi,” kata Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, Jumat (18/5/2023) seperti mengutip cnbc.</p><p>Powell berbicara dengan pasar, yang sebagian besar mengharapkan Fed pada pertemuan bulan Juni mendatang, menahan tingkat suku bunga. Apalagi suku bunga tersebut sudah mengalami kenaikan sejak Maret 2022. Namun, harga telah berubah-ubah karena pejabat Fed mempertimbangkan dampak kebijakan yang telah dan akan terjadi terhadap inflasi. Pada musim panas tahun lalu mencapai level tertinggi dalam 41 tahun.</p><p>Secara seimbang, Powell mengatakan inflasi masih terlalu tinggi. “Banyak orang merasakan inflasi tinggi,  sehingga sangat tidak,” katanya dalam sebuah forum yang juga menghadirkan mantan Ketua Fed Ben Bernanke.</p><p>“Kami berpikir kegagalan untuk menurunkan inflasi tidak hanya akan memperpanjang penderitaan tetapi juga pada akhirnya meningkatkan biaya sosial yang mempengaruhi stabilitas harga. Ini menyebabkan kerugian yang lebih besar bagi keluarga dan bisnis, dan kami tetap bertujuan untuk mencapai target dengan mengendalikan inflasi,” tambahnya.</p><p>Powell menegaskan kebijakan Fed saat ini cenderung membatasi kenaikan suku bunga walaupun tetap membantau perkembangan data yang terjadi.  Komite Pasar Terbuka Federal telah menaikkan suku bunga pinjaman acuannya ke target 5%-5,25% dari mendekati nol sejak awal pandemi Covid.</p>

Fed Beri Sinyal Suku Bunga Tetap Stabil di Bulan Juni

<p>Analis meyakini saham-saham di sektor properti bakal memberikan cuan menggiurkan. Syartanya, pandemi COVID-19 berlalu, suku bunga murah, dan nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS. Lantas, apa saja saham-saham pilihan di sektor ini?</p><p>“Jika momentumnya sudah tepat, yaitu COVID-19 berlalu, suku bunga murah dan rupiah kuat, maka investasi di sektor properti berpotensi menghasilkan cuan puluhan bahkan ratusan persen,” kata Pengamat dan Praktisi Pasar Saham Sem Susilo kepada <a href="http://Inilah.com"><strong>Inilah.com</strong></a> dihubungi via WhatsApp dari Jakarta, Senin (7/11/2022).</p><p>Sem menjelaskan, sektor properti jelas berkorelasi dengan suku bunga dan kurs. Apalagi, komponen impor properti masih sangat tinggi dan ini berkorelasi dengan kurs.</p><p>“Suku bunga tinggi menjadi beban baik bagi pengembang maupun konsumen. Pengembang dan konsumen sangat mengandalkan pendanaan dari bank,” ujarnya.</p><p>Bagi sektor properti, kata dia, pukulan dari COVID-19 sebenarnya sudah berlalu. “Sebenarnya sektor properti sudah siap bangkit. Tapi kini terpukul lagi oleh kurs dan suku bunga,” timpal Sem.</p><p>Sebelumnya, CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan, tren kenaikan suku bunga acuan akan diikuti dengan kenaikan bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) sebesar 1-2%. “Dan, setiap kenaikan bunga KPR sebesar 1-2%, akan menurunkan pangsa pasar KPR sebesar 4-5%,” ucapnya tandas.</p><p>Paling tidak, Bank Indonesia sudah dua kali menaikkan BI 7-day (Reverse) Repo Rate (BI7DRR) secara agresif, yakni sebesar 50 basis poin ke level 4,75% dalam dua bulan terakhir (September dan Oktober 2022).</p><p>Sem pun memperkirakan, sektor properti akan bangkit jika suku bunga dan kurs kembali jinak. “Perlu kesabaran, karena kurs dan suku bunga berkorelasi dengan faktor global,” tuturnya.</p><p>Dalam situasi tersebut, Sem menyarankan sebaiknya investor bersikap wait and see terlebih dahulu. “Jika mau masuk, saatnya harus bertahap dan terapkan konsep pyramid,” tuturnya seraya mewanti-wanti.</p><p>Untuk pilihan di sektor properti, menurut Sem, banyak pilihan saham bervaluasi murah. “Tapi, yang fundamental sehat dan risiko terukur disarankan saham CTRA (PT Ciputra Development Tbk) dan BSDE (PT Bumi Serpong Damai Tbk),” ungkap dia.</p><p>Secara fundamental, dia menegaskan, saham BSDE dan CTRA termasuk saham sehat dan murah, dengan integritas manajemen cukup baik. “Jadi, strategi entry sebaiknya tunggu kurs dan suku bunga mulai jinak atau melandai. Karena saham sehat dan valuasi murah, BSDE dan CTRA layak untuk investasi,” imbuhnya.</p><p>Pada perdagangan Senin (7/11/2022), saham BSDE berakhir menguat Rp15 (1,6%) ke posisi Rp930 per unit saham. Jumlah lot yang ditransaksikan mencapai 61,9 ribu dengan valuasi senilai Rp5,7 miliar. Begitu juga dengan saham CTRA yang naik Rp5 (0,5%) ke posisi Rp925 per unit saham. Jumlah lot yang ditransaksikan mencapai 104,4 ribu dengan nilai Rp9,7 miliar.</p><p><em>Disclaimer:</em> Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. <a href="http://Inilah.com"><strong>Inilah.com</strong></a> tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.</p>

Menanti Cuan Ratusan Persen dari Saham-Saham di Sektor Properti

<p><p>Di hadapan Presiden Jokowi, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan ingin menurunkan suku bunga bank syariah. Pasalnya saat ini suku bunga bank Syariah lebih tinggi dibandingkan bank konvensional. <br><br>Hal itu disampaikan Erick dalam Peringatan Hari Santri Nasional dan Peluncuran Logo Baru Masyarakat Ekonomi Syariah yang dihadiri oleh Jokowi.<br><br>"Bila berkenan Bapak Presiden, kami juga ingin mengajukan terobosan sistem bagi hasil yang selama ini dianggap lebih mahal sedikit daripada bunganya untuk Himbara," kata Erick dalam acara virtual yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (22/10/2021).<br><br>Selaku Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Erick ingin mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi syariah sehingga bisa bergerak cepat dan memajukan keseimbangan ekonomi.<br><br>Erick berharap Jokowi terus mendorong program yang mendukung pesantren dan santri untuk berkembang di sektor ekonomi. <br><br>"Kami tentu sepakat Bapak Presiden bahwa kolaborasi antara industri syariah bersama pemerintah, pesantren, dan santri ini adalah sebuah keharusan," ujarnya.<br><br>Dalam kesempatan yang sama, bos Mahaka Grup itu juga melaporkan indikasi pertumbuhan ekonomi syariah melalui Bank Syariah Indonesia (BSI) yang lebih tinggi dibandingkan dengan Himbara.<br><br>"Kami ingin ada dukungan dari tentu Gubernur BI dan Menteri Keuangan agar bergeraknya ekonomi syariah ini bisa juga bermanfaat untuk pengusaha-pengusaha yang memang pada saat ini menjadi bagian terpenting untuk keseimbangan ekonomi," tandasnya.<br></p></p>

Erick Thohir Ingin Turunkan Suku Bunga Bank Syariah

<p>Suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, the Fed, sudah naik dari 0 persen menjadi 4 persen. Tujuannya, untuk mengendalikan inflasi yang sangat tinggi. Sayangnya, kenaikan suku bunga the Fed sejauh ini masih belum dapat mengatasi inflasi sesuai harapan.</p><p>Anthony Budiawan, Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) mengatakan, inflasi Oktober 2022 masih cukup tinggi yaitu 7,7 persen. Meskipun turun dibandingkan inflasi September 2022 yang sebesar 8,2 persen, inflasi Oktober ini masih terbilang cukup tinggi.</p><p>"Itu masih jauh lebih tinggi dari target inflasi the Fed sebesar 2 persen. Selain itu, inflasi bulanan pada Oktober 2022 masih naik 0,4 persen dibandingkan bulan sebelumnya," katanya di Jakarta, akhir pekan ini.</p><p>Karena itu, ia memperkirakan the Fed masih akan menaikkan suku bunga pada rapat dewan gubernur (FOMC) bulan Desember yang akan datang, menjadi antara 4,50 persen hingga 4,75 persen.</p><p>"Kenaikan suku bunga the Fed harus diikuti oleh kenaikan suku bunga bank sentral negara-negara lainnya. Kalau tidak, dolar akan hengkang, kurs terdepresiasi. Ini terjadi dengan rupiah. Bank Indonesia terlambat merespons kenaikan suku bunga the Fed sehingga kurs anjlok, dan cadangan devisa terkuras," timpal dia.</p><p>Suku bunga acuan Bank Indonesia hanya naik menjadi 5,25 persen. Kenaikan ini dinilainya agak terlambat. Di samping juga tidak cukup tinggi sehingga selisih bunga acuan antara Bank Indonesia dengan the Fed terbilang sangat kecil, memicu dolar keluar dari Indonesia.</p><p>"Bank Indonesia sepertinya tidak mempunyai pilihan lain lagi, kecuali juga menaikkan suku bunga acuan pada bulan depan, menjadi antara 5,75 persen atau 6,00 persen," tuturnya.</p><p>Kenaikan suku bunga Bank Indonesia membuat suku bunga kredit juga ikut naik, kemungkinan akan menjadi lebih dari 10 persen. Semua ini akan menekan aktivitas ekonomi. Konsumsi dan investasi akan melemah.</p><p>Anjloknya kurs rupiah membuat harga barang-barang import menjadi lebih mahal, memicu inflasi, mengurangi daya beli dan konsumsi masyarakat, dan menekan aktivitas ekonomi.</p><p>"Ini baru tahap awal, puteran pertama," tukas Anthony.</p><p>Selanjutnya, kenaikan suku bunga the Fed pada saatnya akan berhasil mengendalikan inflasi. Artinya harga komoditas akan turun. Hal ini membuat pertama, defisit neraca transaksi internasional, yaitu neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan, akan semakin besar sehingga menekan kurs rupiah.</p><p>Kedua, sambung dia, penerimaan negara akan anjlok, yang pada gilirannya bisa memicu krisis keuangan negara (fiskal).</p><p>Terakhir, arus defisit transaksi internasional akan dibarengi dengan defisit transaksi finansial dari investor portfolio yang hengkang, akan menambah tekanan terhadap kurs rupiah semakin berat, dan bisa semakin terpuruk.</p><p>Keluarnya investor portfolio bisa memicu gagal bayar utang luar negeri swasta dan BUMN. "Kalau ini berlanjut semakin banyak kasus gagal bayar, maka niscaya bayang-bayang krisis moneter bisa menjadi kenyataan lagi," imbuhnya.</p>

Berita terkini dan informasi terbaru hari ini seputar Suku Bunga

Lupakan Resep IMF, BI Racik Kebijakan Moneter Sendiri

Inflasi Masih Tinggi, The Fed Masih Akan Naikkan Suku Bunga di Tahun Ini

Dapat Tawaran Investasi, Yakin Tidak Jadi Korban Modus Bodong?

Fed Beri Sinyal Suku Bunga Tetap Stabil di Bulan Juni

Bank Sentral Eropa Ambil Pendekatan Berbeda soal Laju Suku Bunga

The Fed Naikkan Suku Bunga Acuan Sebesar 25 Basis Poin

Sri Mulyani Dorong Lembaga Multilateral Bantu Negara Tertekan Utang

Rupiah Mendapat Berkah dari The Fed yang Tak Terlalu Agresif

IHSG Semringah, Tren Kenaikan Bunga AS Potensial Berakhir

BI Diteropong bakal Pertahankan Suku Bunga 5,75 Persen di 2023

Era Suku Bunga Tinggi, Bank bjb Tawarkan KPR Membumi

Goldman Sachs dan BofA Kompak Ramalkan Suku Bunga AS Naik 3 Kali Lagi

Inflasi Aman, BI Bikin Anteng Suku Bunga 5,75 Persen

IHSG Berbalik Rebound Pekan Ini, Delapan Saham Dijagokan

Rupiah Lesu Lantaran Kekhawatiran Pasar Soal Suku Bunga AS

Ruang Kenaikan Suku Bunga BI Terbatas, Rupiah Semringah

Kenaikan Suku Bunga The Fed Kokohkan Rupiah 113 Poin

Penurunan Inflasi Domestik Siap Hijaukan IHSG

Kerek Suku Bunga 25 Basis Poin, Fed Janjikan Kenaikan Berkelanjutan

Wall Street Menghijau Pascakenaikan Suku Bunga The Fed

Pemilu 2024

politik

Pilpres 2024

KPK

Pemilu

TENTANG KAMI

INFORMASI

JARINGAN MEDIA