news

arena

hangout

ototekno

empati

gallery

kanal

market

vonis

<p><p>Pengadilan Negeri Medan menjatuhkan vonis 2 tahun penjara kepada Walikota nonaktif Tanjung Balai, M Syahrial karena terbukti menyuap penyidik KPK, AKP Robin Pattuju.<br><br>Selain pidana badan, Syahrial juga dikenakan denda senilai Rp100 juta atas kesalahannya tersebut.<br><br>"Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana selama 2 tahun dan denda 100 juta subsider 4 bulan," ujar Ketua Majelis Hakim di PN Medan, Senin (20/9/2021).<br><br>Adapun hal-hal yang memberatkan putusan yakni, terdakwa bertentangan dengan kebijakan pemerintah yang sedang giat-giatnya memberantas tindak pidana korupsi.<br><br>"Hal yang meringankan, terdakwa kooperatif di proses persidangan, terdakwa bersikap sopan, terdakwa merupakan tulang punggung keluarga," kata Majelis.<br><br>Dalam amar putusan, hakim tidak mencabut hak politik untuk memilih ataupun dipilih, sebagaimana biasanya putusan terhadap koruptor lainnya.<br><br>"Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. Menetapkan terdakwa tetap ditahan. Menetapkan menolak permohonan justice collaborator dari terdakwa," kata hakim.<br></p></p>

Terbukti Suap Penyidik KPK,  Walikota Tanjung Balai M Syahrial Divonis 2 Tahun Penjara

<p><p>Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menjatuhkan vonis penjara selama empat bulan kepada Mayor Jenderal Purnawirawan Kivlan Zen terkait kasus kepemilikan senjata api ilegal.<br><br>"Menjatuhkan pidana kepada terdakwa dengan pidana penjara selama empat bulan dan 15 hari," kata Hakim Agung Suhendro di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jumat (24/9/2021).<br><br>Kivlan terbukti bersalah memiliki senjata api dan amunisi secara ilegal. Hakim memerintahkan senjata api dan semua peluru yang dimilikinya disita untuk dimusnahkan."Menetapkan masa penangkapan dan penahanan terhadap terdakwa di kurangkan dari pidana yang dijatuhkan," tutur Agung.<br><br>Vonis ini lebih rendah dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang menuntut Kivlan divonis tujuh bulan penjara.<br><br>Hukuman itu diperberat karena Kivlan tidak mengakui tindakannya membuat masyarakat resah. Sementara itu, hukuman Kivlan diringankan karena belum pernah berperkara sebelumnya.<br><br>Hukuman dia juga diringankan karena mempunyai tanggung jawab keluarga. Lalu, umur yang sudah tua menjadi hal yang meringankan untuk Kivlan. Sejumlah tugas negara yang pernah dilakukan Kivlan juga menjadi peringanan hukuman.<br><br>Menanggapi vonis majelis hakim, Kivlan dengan tidak terima dan akan mengajukan banding."Saya tolak keputusan hakim yang menyatakan saya bersalah walaupun saya dihukum cuma 4 bulan 15 hari, tapi itu kehormatan saya. Dan saya akan banding," tegas Kivlan.<br><br>"Saya menolak karena tidak dimasukan semua bukti dan saksi fakta yang menyatakan saya itu termasuk saya punya yang pleidoi saya dengan bukti data, foto, segala macam, tidak dimasukkan membantah semua tuntutan," sambung Kivlan menjelaskan.<br><br></p></p>

Divonis Penjara 4 Bulan, Kivlan Melawan: Itu Kehormatan, Saya Akan Banding

<p>AG (15), anak yang berkonflik dengan hukum dalam kasus penganiayaan David Ozora, bakal menjalani sidang vonis di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (10/4/2023).</p><p>Kekasih Mario Dandy Satriyo itu menjalani sidang secara maraton dengan tenggat waktu penahanan maksimal 21 hari mengingat masih di bawah umur.</p><p>"Senin 10 April agenda pembacaan putusan," ujar Pejabat Humas PN Jaksel, Djuyamto dalam keterangannya kepada wartawan, dikutip Minggu (9/4/2023).</p><p>Berbeda dengan persidangan sejak dakwaan hingga tuntutan, vonis terhadap mantan kekasih David ini bakal digelar terbuka untuk umum."Terbuka. Jam 13.00 WIB," terangnya.</p><p>Dalam perkara tersebut, Anak AG didakwa dengan dengan Pasal 353 ayat 2 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP dan Pasal 355 ayat 1 juncto Pasal 56 ke-2 KUHP subsidair Pasal 353 ayat 2 KUHP juncto Pasal 56 ke-2 KUHP.</p><p>Serta didakwa Pasal 76 C juncto Pasal 80 ayat 2 Undang-Undang RI Nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan UU Nomor 23 tahun 2022 tentang Perlindungan Anak.</p><p>Dalam sidang tuntutan, AG dituntut hukuman selama empat tahun karena melanggar Pasal 355 KUHP.</p>

Kekasih Mario Dandy Bakal Jalani Sidang Vonis

<p>Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan vonis 3 tahun 6 bulan penjara kepada AG (15), kekasih Mario Dandy (20) atas penganiayaan terhadap David Ozora (17).</p><p>"Menyatakan anak AG terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana turut serta melakukn penganiayaan berat dengan rencana terlebih dahulu sebagaimana dalam dakwaan primer," ujar hakim Sri Wahyuni Batubara saat bacakan putusan di PN Jaksel, Senin (10/4/2023).</p><p>"Menjatuhkan pidana terhadap anak dengan pidana penjara pidana selama 3 tahun 6 bulan di LPKA (Lembaga Perlindungan Khusus Anak)," tegasnya.</p><p>Hakim menyatakan AG terbukti terlibat dalam penganiayaan berencana. Hakim juga menyatakan tidak ada alasan pembenar dan pemaaf atas perbuatan AG.</p><p>Hal tersebut sebagaimana hakim menerangkan mengenai keadaan yang memberatkan bahwa David sampai saat ini masih berada di RS dan mengalami kerusakan otak berat.</p><p>"Anak masih berusia 15 tahun, masih bisa diharapkan untuk mmeperbaiki diri, Anak menyesali perbuatannya, Anak mempunyai orang tua yang menderita stroke dan kanker paru stadium 4," imbuhnya.</p><p>Atas perbuatannya, AG dikenakan pasal 355 ayat 1 KUHP Junto pasal 55 ayat 1 ke-1.</p><p>Vonis hakim ini lebih rendah dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang meminta hakim menghukum AG dengan pidana 4 tahun penjara.</p>

Tok! AG Divonis 3,5 Tahun Penjara Kasus Penganiayaan David Ozora

<p><div dir="auto">Majelis Hakim Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi menjatuhkan hukuman 12 tahun penjara dan denda Rp500 juta subsider enam bulan kurungan kepada eks Menteri Sosial Juliari Peter Batubara.<div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Juliari dinyatakan terbukti menerima Rp32,48 miliar dalam kasus suap pengadaan bantuan sosial Covid-19 untuk wilayah Jabodetabek.<br></div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">"Menyatakan terdakwa Juliari P. Batubara telah terbukti secara sah dengan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi," kata Hakim M. Damis saat membacakan amar putusan, Senin (23/8/2021).</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Juliari juga dijatuhi hukuman berupa uang pengganti sejumlah Rp14,59 miliar. Apabila Juliari tidak membayar uang pengganti, maka harta bendanya akan disita dan bila tidak mencukupi, Juliari akan diganjar pidana badan selama dua tahun.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Hakim juga mencabut hak politik Juliari selama empat tahun setelah selesai menjalani pidana pokok.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Dalam menjatuhkan vonis terhadap Juliari hakim mempertimbangkan hal yang memberatkan dan meringankan.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Untuk hal yang memberatkan, perbuatan Juliari dinilai tidak mendukung program pemerintah dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Hakim juga menilai Juliari berbelit-belit dalam memberikan keterangan dan tidak mengakui perbuatannya. Perbuatan terdakwa dilakukan pada saat kondisi darurat pandemi Covid-19.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">"Ibarat melempar batu sembunyi tangan," kata hakim.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto">Sementara itu, untuk hal yang meringankan, Juliari belum pernah dihukum.</div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto"><div dir="auto">Juliari dinyatakan terbukti menerima Rp32,48 miliar dalam kasus suap pengadaan bantuan sosial Covid-19.</div></div><div dir="auto"><br></div><div dir="auto"><div dir="auto">Uang suap itu diterima dari sejumlah pihak. Sebanyak Rp1,28 miliar diterima dari Harry van Sidabukke, Rp1,95 miliar dari Ardian Iskandar M, dan Rp29,25 miliar dari beberapa vendor bansos Covid-19 lainnya.</div><div dir="auto"><br></div></div><div dir="auto">Atas perbuatannya Juliari terbukti melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 11 Undang-Undang (UU) RI Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tipikor Juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, Juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP.</div></div></p>

Berita terkini dan informasi terbaru hari ini seputar vonis

Mario Dandy Resmi Ajukan Banding Vonis 12 Tahun Penjara

Hasnaeni 'Wanita Emas' Menangis Divonis 5 Tahun Penjara

Akhir Cerita Video Dewasa 'Kebaya Merah', Pemainnya Divonis Penjara

KPK Eksekusi Eks Walkot Bekasi Rahmat Effendi ke Lapas Cibinong

KPK Fokus Usut Gratifikasi-TPPU Hakim Agung Gazalba Saleh

Vonis Hakim Agung Sudrajat Dimyati 'Disunat' Setahun di Tingkat Banding

Kasus Pembunuhan Jatijajar, Bunuh Anak dan Aniaya Istri Buat Rizky Divonis Mati

Aniaya Polisi hingga 'KO', Bule Inggris Divonis 2,5 Tahun Bui

Vonis 8 Tahun Hakim Agung Sudrajad Dimyati: Jaksa Pikir-pikir, Kuasa Hukum Banding!

Kantongi Uang Suap, Hakim Agung Sudrajad Dimyati Divonis 8 Tahun Bui

Bawa 75 Kg Sabu, 2 Anggota TNI Divonis Penjara Seumur Hidup

5 Bulan Ditahan, Kondisi Anak AG Memprihatinkan

AKBP Dody: Saya Beritahu Seluruh Anggota Polri, Saya Dikorbankan!

Bantu Jual 1Kg Sabu, Eks Kapolsek Kalibaru Kompol Kasranto Dihukum 17 Tahun Bui

Cermati Vonis Teddy Minahasa, Pakar Cium Aroma Kriminalisasi

Jadi Perantara Jual-Beli Narkoba, Linda Pujiastuti Dihukum 17 Tahun Penjara

Teriakan 'Huuu' Menggema di Ruang Sidang Usai Hakim Vonis Teddy Minahasa Penjara Seumur Hidup

Foto: Polisi Jaga Sidang Vonis Teddy Minahasa di PN Jakarta Barat

Lolos dari Hukuman Mati, Teddy Minahasa Divonis Penjara Seumur Hidup

Kekasih Mario Dandy Bakal Dengarkan Putusan Banding Hari Ini

Pemilu 2024

politik

Pilpres 2024

KPK

Pemilu

TENTANG KAMI

INFORMASI

JARINGAN MEDIA