Selasa, 30 Mei 2023
09 Dzul Qa'dah 1444

Lima Tokoh Jatim Potensial di Bursa Cawapres 2024

Jumat, 10 Mar 2023 - 15:19 WIB
Sejumlah tokoh Jatim berbasis NU, yakni Khofifah, Yenny Wahid, Mahfud MD, Gus Ipul, dan Cak Imin. (Foto kolase: Inilah.com)
Sejumlah tokoh Jatim berbasis NU, yakni Khofifah, Yenny Wahid, Mahfud MD, Gus Ipul, dan Cak Imin. (Foto kolase: Inilah.com)

Dalam kurang dari setahun, perhelatan demokrasi terbesar di Indonesia akan berlangsung. Seiring dengan semakin dekatnya jadwal pemilu 2024, para calon presiden dan pejabat partai mulai memasang mata terhadap nama-nama besar yang dapat membantu mendongkrak perolehan suara.

Jawa timur disebut-sebut menjadi ‘mangsa’ yang mengenyangkan, karena daerah ini memiliki jumlah pemilih yang besar. Tercatat, pada pemilu 2019, terdapat 30.912.994 orang yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) di Jawa Timur, atau sekitar 15% dari keseluruhan data pemilih yang terdaftar.  

Profil Tokoh Jatim yang Berpotensi jadi Cawapres

Khofifah Indar Parawansa

tokoh cawapres jatim, Ketum Muslimat Nu Medium 1635775909 - inilah.com
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Dok. NU)

Khofifah lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 19 Mei 1965. Ia merupakan seorang politikus dan mantan menteri, yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur.

Setelah lulus kuliah di Universitas Airlangga Surabaya, diusianya yang ke-27 tahun, Khofifah terjun ke dunia politik dan menjadi anggota DPR dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada tahun 1992-1997. Ia juga sempat didapuk menjadi pimpinan komisi VIII DPR periode 1995-1997.

Selama menjabat sebagai anggota DPR, Khofifah aktif dalam pembahasan undang-undang tentang hak-hak perempuan dan perlindungan anak.

Semenjak itu, karier politiknya makin mentereng. Khofifah berhasil menduduki beberapa posisi penting dalam struktur pemerintahan, seperti:

  • 1997-1998: Anggota Komisi II DPR RI 
  • 1999: Wakil Ketua DPR RI
  • 1998-2000: Ketua Partai PKB
  • 1999: Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa MPR RI
  • 1999-2001: Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan
  • 1999-2001: Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
  • 2000-2005: Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU)
  • 2000-2002: Anggota Dewan Pertimbangan DPP PKB
  • 2000-2002: Anggota Dewan Syuro DPP PKB
  • 2002-2007: Wakil Sekretaris Dewan Syuro PKB
  • 2004-2006: Ketua Komisi VII DPR RI
  • 2004-2006: Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa MPR RI
  • 2006: Anggota Komisi VII DPR RI
  • 2014-2019: Menteri Sosial Kabinet Kerja

Lalu pada pemilu 2018, Khofifah maju sebagai calon gubernur Jawa Timur untuk periode 2019-2024. Ia berhasil memenangkan pemilihan dengan perolehan suara yang cukup besar. 

Selama menjabat sebagai gubernur, Khofifah telah mengimplementasikan berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur. Salah satunya adalah program perlindungan sosial yang meringankan beban masyarakat yang terdampak kenaikan harga BBM. 

Meski memiliki jenjang karier politik yang cemerlang, sebagai bakal calon wakil presiden, Khofifah tidak memiliki kendali terhadap partai karena jelas ia bukan lagi kader partai politik manapun, saat ini. 

Ditambah, menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah pemilih Khofifah di NU tidaklah solid. Bahkan, basisnya di Jatim pun belum signifikan.

Gus Ipul

tokoh jatim Saifullah Yusuf alias Gus Ipul - inilah.com
Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul). (Foto: Inilah.com)

Saifullah Yusuf atau kerap dikenal Gus Ipul merupakan putra dari pasangan Ahmad Yusuf Cholil dan Sholichah Hasbullo. Ia lahir pada tanggal 28 Agustus 1964 di Pasuruan, Jawa Timur.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Madrasah Ibtidaiah Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang dan SMP Islam Pasuruan, Gus Ipul melanjutkan pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Universitas Nasional di Jakarta karena anjuran dari pamannya, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan memperdalam ilmu dari Gus Dur yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Umum PBNU.

Gus Ipul memulai karir politiknya saat bergabung dengan GP Ansor, organisasi sayap pemuda NU. Dia dipilih sebagai Ketua Umum GP Ansor setelah pimpinan sebelumnya, Iqbal Assegaf, meninggal dunia pada tahun 1999. 

Bisa dibilang, terpilihnya Gus Ipul menjadi ketua umum GP Ansor merupakan awal mula karier politiknya melesat. 

  • 1999-2000: Anggota DPR RI fraksi PDI Perjuangan. Namun, pada tahun 2001, Gus Ipul memutuskan untuk keluar dari DPR dan PDI-P dan pindah ke PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) lantaran hubungan antara Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri merenggang.
  • 2022-2004: Sekretaris Jenderal PKB.
  • 2004-2007: Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia di bawah kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Akan tetapi, konflik internal dalam tubuh PKB berujung pada pencopotan jabatan Gus Ipul sebagai Sekjen PKB dan juga berimbas pada jabatan menteri yang ia emban. Jabatan Sekjen PKB digantikan oleh Lukman Edy.

Meskipun jabatannya dari PKM dan kementerian dicopot, Gus Ipul tetap menjadi Ketua Umum GP Ansor untuk periode 2005-2010. 

Pada tahun 2009, di usianya yang ke-44 tahun, Gus Ipul maju sebagai wakil gubernur bersama Soekarwo dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur dan berhasil terpilih. Mereka terpilih kembali pada Pilgub 2013 untuk periode 2014-2019.

Kini, Gus Ipul tengah menjabat sebagai walikota Pasuruan untuk periode 2021-2024. Ia ditemani oleh Adi Wibowo sebagai wakilnya. Ia pun menjabat sebagai sekretaris jenderal PBNU untuk periode 2022-2027.

Mahfud MD

tokoh jatim, Mahfud Richard - inilah.com
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD saat memberikan keterangan usai pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (16/1/2023). (Foto: Antara)

Mahfud MD, lahir di Sampang, Madura pada 13 Mei 1957 dari pasangan Mahmodin dan Suti Khadidjah. Inisial “MD” di belakang namanya berasal dari nama ayahnya karena saat di SMP ada dua orang anak yang bernama Mahfud, maka ditambahkan MD untuk membedakannya.

Setelah mendapatkan gelar sarjana hukum pada usia 26 tahun, Mahfud menjadi dosen di kampus almamaternya, UII. Meskipun ia sibuk sebagai dosen, Mahfud tetap melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di UGM.

Pada tahun 2000, Mahfud menjadi Guru Besar bidang Politik Hukum di UII pada usia 43 tahun. 

Nama Mahfud mulai dikenal secara nasional saat ia dipilih menjadi Menteri Pertahanan oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada periode 2000-2001. Ia pun merangkap sebagai Menteri Kehakiman dan HAM di bawah kepemimpinan Gus Dur.

Dari terpilihnya Mahfud sebagai menteri, karier politiknya berkembang dengan baik.

  • Menteri Pertahanan RI (2000-2001)
  • 2000: Tim Ahli Pada Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Depkum-HAM Republik Indonesia. 
  • Menteri Kehakiman dan HAM (2001)
  • 2002-2005: Wakil Ketua Umum Dewan Tanfidz DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
  • 2004-2006: Anggota DPR-RI Komisi II
  • 2006-1007: Anggota DPR-RI Komisi I
  • 2007-2008: Anggota DPR-RI Komisi III 
  • 2007-2008: Wakil Ketua Badan Legislatif DPR-RI
  • 2000-2013: Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

Mahfud MD sekarang menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia untuk periode 2019-2024. 

Sama seperti Khofifah, Mahfud MD juga tidak memiliki partai politik. Meski sempat tergabung dengan PKB, tapi pada 2008, Mahfud lebih memilih untuk hengkang dan tidak terafiliasi dengan partai politik manapun.

Yenny Wahid

Ketua Pelaksana Harlah Satu Abad NU, Yenny Wahid usai menghadiri Welcome Dinner Porseni NU 2023 di Pura Mangkunegaran, Solo, Minggu (15/1/2023). (Foto: SM solo)
Ketua Pelaksana Harlah Satu Abad NU, Yenny Wahid usai menghadiri Welcome Dinner Porseni NU 2023 di Pura Mangkunegaran, Solo, Minggu (15/1/2023). (Foto: SM solo)

Yenny Wahid, putri kedua dari Gus Dur dan Sinta Nuriyah, yang memiliki nama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh, juga merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) seperti sang ayah. 

Yenny lahir di Jombang, Jawa Timur, pada tanggal 29 Oktober 1974 dan menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Trisakti Jakarta. Ia juga memiliki gelar master administrasi publik dari Harvard Kennedy School, Amerika Serikat.

Melalui Wahid Institute, lembaga yang didirikan Gus Dur pada tahun 2004, Yenny menjaga pemikiran ayahnya tentang demokrasi, pluralisme, dan toleransi.

Tak main-main, untuk menyebarkan pemikiran tersebut, ia pun terjun langsung ke dunia politik seperti sang ayah.

  • 2005-2008: Sekretaris jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
  • 2006: Staf khusus bidang komunikasi politik ditunjuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 
  • 2008-2012: Ketua umum Partai Kedaulatan Bangsa. Ini merupakan partai bentukan baru Yenny Wahid akibat didepak dari PKB lantaran adanya konflik internal dengan Cak Imin (ketua PKB saat ini).
  • 2012: Ketua umum Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB). Ini merupakan partai baru leburan dari Partai Kedaulatan Bangsa dan Partai Indonesia Baru. PKBIB pernah menjadi peserta pada pemilu 2014, tapi tidak lolos dalam tahap verifikasi. Kini, PKBIB sudah tidak terdengar kabarnya.
  • 2020: Komisaris independen PT Garuda Indonesia, ditunjuk oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

Meski Yenny bisa membawa sebagian suara dari NU, tapi ketiadaan partai menjadi pertimbangan tersendiri dipinang tidaknya Yenny sebagai cawapres. Terlebih, hubungan yang tidak akur dengan ketua umum PKB, Cak Imin, masih kerap dibahas hingga saat ini.

Cak Imin

Cak Imin
Ketua Umum (Ketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar saat ditemui di Kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa (21/2/2023). (Foto: Inilah.com/ Diana Rizky)

Gus Imin atau Cak Imin, yang bernama lengkap Muhaimin Iskandar, lahir di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 24 September 1966. Ayahnya, Muhammad Iskandar, adalah seorang guru di Pondok Pesantren Manbaul Ma’arif, Jombang, Jawa Timur.

Sejak kuliah, Muhaimin telah aktif dalam berbagai forum diskusi dan pergerakan mahasiswa. Ia bergabung dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan terpilih sebagai ketua cabang PMII Yogyakarta pada tahun 1994-1997. Selain itu, ia juga aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).

Karier politik Muhaimin dimulai sejak era Reformasi. Pada tahun 1998, ia bersama dengan Gus Dur dan tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama lain mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Semenjak itu, karier politiknya meroket. 

  • 1999-2004: Ketua fraksi PKB
  • 1999-2004: Wakil Ketua DPR RI
  • 2000-2005: Sekretaris Jenderal PKB
  • 2004-2009: Wakil Ketua DPR RI
  • 2009-2014: Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
  • 2019-2024: Wakil Ketua DPR RI
  • 2005-sekarang: Ketua umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB

Meski ketua umum salah satu partai besar, tapi dari segi elektabilitas, patut diakui nama Cak Imin tak cukup menggiurkan. Berdasarkan hasil dari beberapa survei seperti yang dikutip dari koridor.id, elektabilitas Cak Imin bahkan hanya nol koma sekian persen hingga 3 persen.

Tinggalkan Komentar