Minggu, 02 April 2023
11 Ramadhan 1444

Tuntut Harga BBM Diturunkan, Buruh Ancam Golput

Selasa, 13 Sep 2022 - 19:13 WIB
Img 3659 - inilah.com
Massa dari Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (Kasbi) mengancam golput pada Pemilu 2024 apabila pemerintah tidak menurunkan harga BBM. Foto: Inilah.com/Dea Hardianingsih

Penolakan terhadap kenaikan harga BBM bersubsidi terus berlanjut. Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (Kasbi) dalam aksi di kawasan Patung Kuda, silang Monas, Thamrin, Jakpus, Selasa (13/9/2022), mengancam bakal golput jika pemerintah tak kunjung menstabilkan atau menurunkan harga BBM yang memicu inflasi ini.

“Saya pastikan saya akan golput untuk pemerintah saat ini, saya nyatakan kekecewaan saya sebagai rakyat Indonesia terhadap pemerintah Indonesia,” kata Orator Kasbi, Royla Hijah, dari atas mobil komando.

Massa aksi yang mengenakan atribut serba mewah dan membawa bendera serta poster besar menegaskan jajaran buruh siap tidak berpartisipasi dalam Pemilu 2024 yang digelar secara serentak. Dimulai sejak pilkada, pileg hingga pilpres, apabila harga BBM tidak diturunkan.

Baca juga
Ketum PBNU: Kami Harap Pemilu 2024 Rileks, Tidak Pakai 'Baper-baperan'

Royla menambahkan, ketika harga beras naik pemerintah bisa menilai rakyat bisa kenyang dengan mengonsumsi buah. Ketika harga minyak goreng naik dan terjadi kelangkaan pemerintah menyodorkan alternatif memasak dengan merebus. Ketika BBM naik pemerintah sama sekali tidak memberi solusi kepada rakyatnya.

“Ketika bahan pokok naik, mereka minta kita mengencangkan perut kita, ketika minyak goreng naik, mereka minta kita tidak menggoreng tapi merebus, sungguh miris pemerintah saat ini memberikan solusi kepada rakyatnya,” kata Royla.

Massa buruh menilai, bantuan langsung tungai (BLT) dari pemerintah tidak cukup meringankan beban hidup rakyat. Royla mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menuntut pemerintah segera menurunkan harga BBM.

Baca juga
Tepis Potensi Bubar, NasDem Pastikan Koalisi Perubahan Masih Solid

“Hari ini bukan lagi buruh tidak layak upah, bukan lagi mahasiswa bayarannya mahal bukan lagi petani yang bagaimana solarnya tidak ada, tapi hari ini rakyat bersatu untuk bersuara,” pungkas Royla.

 

Tinggalkan Komentar