INILAHCOM, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla memerintahkan opsi impor beras kelas medium dikaji. Langkah impor perlu dilakukan guna menstabilkan harga di pasar yang kini terus merangkak naik.
"Opsi impor tidak dilarang, tapi kita minta jajaki tadi, incase ada sesuatu perlu, incase, kalau memang makin naik itu harus impor segera," kata Kalla kepada wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (9/1/2018).
Sebelumnya, Kalla menggelar rapat terkait beras dengan sejumlah menteri dan pejabat terkait. Saat ini, harga beras medium yang terus merangkak naik hingga ke level Rp11 ribu per kilogram. Angka ini di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp9.450 per kilogram.
Dalam Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, harga beras kualitas medium terus mengalami kenaikan. Pada Minggu (7/1), misalnya, harga rata-rata beras medium secara nasional, mencapai Rp11.041. Selanjutnya naik lagi pada Senin (8/1/2017) menjadi Rp11.131 per kilogram dan Selasa meningkat menjadi Rp11.177 per kilogram.
Kalla dalam kesempatan tersebut meminta Perum Bulog untuk melakukan operasi pasar (OP) besar-besaran, guna meredam kenaikan harga. Kalau merujuk laporan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, menurut Kalla, pada Januari ini, terjadi panen beras untuk padi yang tanam pada Oktober 2017. Dari panen ini jelas menambah stok beras.
Untuk itu, Kalla berharap, operasi pasar dan adanya panen di Januari 2018, mampu menstabilkan harga. "Untuk beras saja bahwa tadi sudah disetujui perintahkan operasi pasar besar-besaran keluarkan semua stok Bulog dan itu kita jamin insayallah pada akhir Januari panen sudah mulai, sehingga ketemu antara operasi pasar dengan panen," tutur Kalla.
Meski demikian, kata Kalla, opsi impor semakin terbuka apabila harga beras medium tembus Rp12.000 per kilogram. "Namun demikian, kita tidak mau ambil resiko, kalau satu dua hari masih naik, maka opsi impor harus tetap terbuka. Kalau mencapai harga Rp12.000 per kg itu harga medium ya, karena harga patokannya kan Rp9.300 an," ujar Kalla. [tar]