Rabu, 22 Maret 2023
30 Sya'aban 1444

Warga China Selundupkan 24 Paruh Enggang Gading

Jumat, 25 Jan 2013 - 03:10 WIB
Penulis : Berita Khatulistiwa
Ilustrasi Paruh Enggang Gading

INILAH.COM, Putussibau - ZJ alias Zheng (40) terpaksa harus berurusan dengan pihak kepolisian karena menyelundupkan 24 buah Paruh Burung Enggang Gading.

Warga Republik Rakyat Cina (RRC) ini dibekuk Satuan Reserse Polres Kapuas Hulu tepat didepan pangkalan Bus Printis Putussibau.

“Penangkapan TSK ini berawal dari infomasi dari masyarkat yang melaporkan ada seseorang yang mengirim paruh Enggang Gading ke Pontianak, lewat jasa pengiriman umum Perusahaan Perintis. Dari Informasi tersebut petugas kita yang ada di lapangan, kita perintahkan untuk menghentikan Bus tujuan Putusibau-Pontianak di Kecamatan Mentebah. Setelah memeriksa kita mendapati paruh Enggang Gatding itu,” kata AKP Oloan Siahaan SIK, Kasat Reskrim Polres Kapuas Hulu saat di temui di kantornya, Rabu (23/1/2013).

Berbekal bukti paket kiriman tersebut, lanjut Oloan, TSK di pancing untuk datang ke tempat pengiriman dengan dalih paket kirimannya rusak. Setelah TSK tiba, langsung ditangkap tanpa ada perlawanan. “Dari tersangka kita sudah dapatkan barang bukti 24 paruh Burung Enggang Gading dan Passportnya,”kata Oloan.

“Atas kasus ini Zheng kita jerat dengan ancaman Pasal 21 Ayat (2) huruf d jo Pasal 40 ayat (2) UU No.5 tahun 1990 tentang konsevasi alam dan ekosistemnya,” tegas Oloan.

Sementara itu Zheng mengatakan Paruh Burung Enggang Gading tersebut rencananya dikirim kepada Kelly yang beralamat di Jalan Adisucipto Pontianak. Pria yang tinggal di Desa Tekudak Kecamatan Kalis ini juga mengatakan paruh-paruh tersebut dikumpulnya dari beberapa desa di Kabupaten Kapuas Hulu.

“Saya ambil dari mereka bervariasi, tergantung besar kecilnya, paling murah Rp 200 ribu. Itu dikirim ke Taiwan atau ke Hongkong dengan harga yang cukup menggiurkan, untukdijadikan ukiran, ” ungkapnya.

Ayah satu anak hasil pernikahannya di Indonesia ini, mengaku menyelundupkan paruh Burung Enggang Gading tersebut lantaran pekerjaan sebelumnya terkendala.    

“Awalnya saya cari kayu gaharu, karena sudah susah saya cari paruh Enggang Gading saja,” akunya dengan bahasa Indonesia yang terbata-bata. [gus]